App herunterladen
22.22% Alana / Chapter 8: ALANA [8]

Kapitel 8: ALANA [8]

Rindu yang telah habis

-Dino_123-

Setelah melempar handphonenya, Vano mengambil gitar yang tergantung di dinding kamarnya. Vano pun meletakkan jari-jarinya pada senar gitar. Namun belum sempat Vano memetik senar gitarnya, Vano teringat Alana yang tadi senyum-senyum sendiri. Akhirnya Vano meletakkan gitarnya dan memungut kembali handphone yang ia lempar tadi.

VanoFP:Nananananana

Setelah benerapa menit handphone Vano bergetar.

AlanaBw: Nononononono

VanoFP: apa maksud lo manggil gue 'nono'

AlanaBw: oh ok kalo nggak boleh, tidak tidak tidak

VanoFP: lo kira ini acara tebak-tebakkan

AlanaBw: terserah gue, tidak tidak

VanoFP: gila ya lo

AlanaBw: lo tu yang gila

VanoFP: lo tu yang gila, kenapa lo tadi senyum-senyum sendiri pas gue ngomong sama Bunda?

AlanaBw: emang ada larangan senyum kalo lo lagi ngomong sama Bunda!

"Lah nyolot banget ni bocah," ucap Vano mendumel sendiri setelah membaca balasan pesan Alana.

# # #

Hari itu hari senin, dimana sudah menjadi adat, budaya, atau pun ritual seluruh sekolah melakukan Upacara Bendera. Karena hari senin, Alana berfikir untuk berangkat lebih pagi dari pada biasanya. Alasan Alana karena ia tak ingin telat. Dan. Alana berfikir dengan ia berangkat lebih pagi ia tak akan bertemu Vano. Ketika Alana sampai di Lobi sekolah, suasana sangat sepi. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06:38.

"Lah ini gue yang kepagian, apa gue telat? sepi amat." ucap Alana sambil terus berjalan. Namun ketika Alana terus dan terus berjalan, suasana masih sama, yaitu sepi.

"Ini libur apa gimana sih?"

Setelah berjalan dan terus berjalan, akhirnya Alana bertemu seorang siswa yang sedang seperti terburu-buru.

"Woy woy.." panggil Alana pada orang tersebut. Karena merasa di sana tidak ada orang dan hanya ada dirinya, orang tersebut berhenti dan berbalik badan.

"Lo manggil gue?" ucap seseorang tersebut sambil menunjuk dirinya dengan jarinya.

"Iya, siapa lagi kalo bukan lo," jawab Alana.

"Kenapa?" tanya seseorang tersebut.

"Ini kenapa sekolahan kok sepi kek kuburan?" tanya Alana.

"Itu itu...."

"Itu itu apa? ngomong yang jelas dong,"

"Itu, Vano sama Tasya,"

"Kenapa mereka?"

"Lo liat aja sendiri deh, gue buru-buru, " ucap seseorang tersebut dan langsung meniggalkan Alana.

Karena penasaran Alana kemudian mengikuti seseorang tersebut, dan seseorang tersebut berjalan menuju lapangan basket. Di sana sudah banyak siswa yang mengitari lapangan.

"Lah ini pagi-pagi malah pada di sini," Batin Alana ketika melihat lapangan basket. Kemudian Alana berjalan mendekat ke lapangan, Alana melihat sekitar. Ia mencari Viona untuk di ajaknya ke kelas. Setelah clingak clinguk dan bertanya pada beberapa siswa, akhirnya Alana pun menemukan Viona.

"Gue cari in juga ternyata di sini," ucap Alana.

"Eh kamu Na," jawab Viona.

"Ini pada ngapain sih di sini?"

"Lah kamu nggak ngelihat tengah lapangan Na?"

Alana hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian Alana sedikit berjinjit karena posisinya yang berada di belakang kerumunan.

"Lah itu si Nono sama siapa Vi?"

"Itu kak Tasya, kak Tasya itu kakak kelas yang sejak MOS sudah menyukai Vano, emang sih kak Tasya cantik, populer, ketua ekschool dance, tapi Vano selalu menolaknya bila di tembak Tasya."

"La terus itu di tangah lapangan ngapain?"

"Kamu lihat aja sendiri Na, aku ngomong dari tadi kamu masih nggak ngerti,"

Kemudian Alana melihat ketengah lapangan lagi. Yang ia lihat ialah Vano yang berdiri dan di depannya ada kakak kelas yang Viona bilang namanya Tasya. Entah di tengah lapangan Tasya mendumel apa pada Vano dan Vano pun seperti juga mendumel satu dua patah kata kemudian pergi meniggalkan Tasya. Alana tak mendengar apa yang mereka berdua katakan karena Alana berada di kejauhan lapangan.

"Lah drama, tau gini gue nggak lihat Vi. Balik ke kelas aja yuk bukanya sebentar lagi upacara," ucap Alana sambil menggeret tangan Viona.

"Nggak upacara Na, ini kan tanggal 15 jadi diundur tanggal 17." jawab Viona sambil menyetarakan jalannya dengan Alana.

"Oh iya ya, aku lupa." ucap Alana lagi yang tiba-tiba berhenti dan menabok jidatnya dengan tangan.

"Ya udah Na, lo ke kelas aja duluan gue mau ke toilet dulu, bay bay." ijin Viona.

Dan kemudian Alana pergi ke kelas. Namun ketika sampai di depan kelas X-2 Alana di bertemu Vano yang di luar kelas dan seperti hendak pergi. Alana terus berjalan, dan dari arah berlawanan Vano juga terus berjalan. Sampai saat mereka berhapan. Alana berjalan ke arah kiri, Vano berjalan ke arah kiri Alana juga. Alana berjalan ke arah kanan Vano juga berjalan ke arah kanan Alana.

"Iisshh, lo tu bisa jalan nggak sih!" ucap Alana ketika Vano mengikuti langkahnya.

"Bisa, la ini buktinya jalan." jawab Vano.

Alana berjalan ke arah kiri lagi, dan Vano pun sama.

"Iisshh, jangan ikutin jalan gue bisa nggak sih!"

"Siapa yang ikutin lo, gue mau jalan ke kiri ya terserah gue."

"Ok, gini aja lo ke kiri gue ke kanan."

"Ya terserah gue lah mau ke kiri apa ke kanan."

"Ok ok, kalo gitu lo jalan duluan,"

Namun Vano malah diam berdiri di depan Alana.

"Iiissshh, dasar tidak tidak." ucap Alana sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan

Bruk

Alana dan Vano bertabrakan. Karena cukup keras kepala Alana membentur tubuh Vano, Alana hampir saja terjatuh. Dan Vano pun memegangi kedua lengan Alana.

"Lepas in, lo sengaja kan nabrak gue!" ucap Alana yang kemudian di ikuti Vano yang melepas lengan Alana.

"Ngapain gue segaja nabrak lo, lo tu yang segaja. Bilangnya suruh duluan tapi malah ikut jalan."

"Lo diem aja sih, ya gue jalan lah."

"Lo tu ya bukannya makasih udah gue pegangin biar nggak jatoh, malah bentak gue."

"Bodo." ucap Alana sambil menjulurkan lidah dan pergi meniggalkan Vano.

"Lah tu bocah." ucap Vano melihat Alana yang meniggalkan dirinya begitu saja.

# # #

Grup line Hamba Allah

VanoFP: pada di mana?

Didit_HA: di hatimu

Yahya_HA: jijik

Heri_321: di warung

VanoFP: lah gue ditinggal

Dino_123: di rumah lg makan

Yahya_HA: otw sekolah

Didit_HA: Van gue lihat lo tadi di depan kelas sama Alana ngapain?

Dino_123: Rindu yang telah habis

Yahya_HA: melepas rindu Dit kata Dino :P

VanoFP: Dino tuh yg telah habis rindunya

Didit_HA: rindu sama siapa Din

Dino_123: ye siapa juga yg rindu

Heri_321: rindu???

Dino_123: send pic (gambar kerupuk bermerek RINDU dengan isinya yang sudah habis)

VanoFP: wkwkwk krupuk :D

Didit_HA: wkwk Rindu krupuk :D

Heri_321: kira rindu bener, taunya rindu krupuk :D

Yahya_HA: ckckck rindu krupuk, krupuk Rindu, rindu kamuk :D

Heri_321: :P

VanoFP: :P (2)

Didit_HA: :P (3)

Dino_123: :P (4)

# # #

 Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut, tak terkecuali Alana dan Viona.

"Vi aku ke toilet dulu ya, kamu pergi cari tempat duduk duluan ok." ucap Alana ketika di berjalan menuju kantin.

"Ok, jangan lama-lama ya."

Kemudian mereka berpisah, karena jalan ke kantin dan toilet berbeda. Namun baru saja Alana melangkah beberapa langkah, ada yang menghadang Alana.

"Lo yang namanya Alana?" ucap seseorang tersebut dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Iya, ada apa ya kak?" karena Alana merasa yang berbicara dengannya adalah kakak kelas maka ia memanggil seseorang tersebut dengan embel-embel 'kak'.

"Lo anak baru di sini, jadi nggak usah kegatelan!" bentak seseorang tersebut tiba-tiba tepat di wajah Alana.

"Maksud kakak apa ya, saya nggak tahu." Jawab Alana dengan nada yang biasa meskipun seseorang tersebut membentaknya. Itu Alana lakukan karena ia masih ingin menghormati seseorang tersebut sebagai kakak kelas.

"Nggak usah sok polos deh lo," bentak seseorang tersebut lagi.

"Maaf kak saya beneran nggak tahu."


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen