App herunterladen
2.77% Alana / Chapter 1: ALANA [1]
Alana Alana original

Alana

Autor:

© WebNovel

Kapitel 1: ALANA [1]

Aku, aku adalah seorang siswa di salah satu sekolah di INDONESIA. Aku juga hanya seorang siswa biasa di salah satu sekolah di INDONESIA. Camkan, siswa biasa. Aku terkadang bingung kenapa di setiap sekolah pasti ada saja julukan-julukan yang menurutku nggak jelas, seperti Most wanted atau apalah itu? Terus seseorang tersebut ditakuti seluruh siswa lain, kenapa juga harus takut kita sama-sama makan nasi kali. Aalayyy.

Terus apa coba yang harus dibanggakan dari mereka, motornya? toh mereka gak beli dengan jeri payah mereka sendiri, rumahnya? itu kan bukan rumahnya, kekayaan? itu kan punya orang tuanya, mukanya? hhmmmm,,,,,,kalau itu mah udah dari sononya.

Apanya coba? Aku sebenarnya gak masalah dengan julukan-julukan itu, tapi aku kadang risih aja bila ada seseorang yang mendapat julukan itu lewat aja pada teriak-teriak, gak jelas. Kenapa coba, ngabis-ngabisin tenaga. Apa lagi kalau lihat tampang yang di triak-triakin, ngeri aku liatnya. Kayak dia yang nomer satu aja. Kadang aku juga bingung sama orang-orang yang triak-triak nggak jelas, mereka itu mau sekolah apa mau triak-triak? bikin tambah bingung kepala aja .

Terus ada satu hal lagi julukan yang nggak aku suka di sekolah yaitu julukan GENG, sebenarnya aku juga nggak masalah dengan julukan itu asalkan GENG itu di bentuk dengan tujuan yang baik. Tapi kebanyakan GENG atau segerombolan orang tersebut sukanya membully orang lain. Kenapa coba bully, dia juga bayar kali sekolah di sini.

Dan yang membuat aku tambah nggak suka, pasti yang membully itu kroyokkan alias nggak sendiri. Apaan cobak itu, udah nggak jaman kali bully-bullyan.

Itulah sedikit cuplikan tentang aku.

# # #

Hari ini adalah hari pertamaku di sekolah baru. Alias aku adalah siswa pindahan. Aku harus pindah sekolah karena suatu hal dan itu hal yang nggak penting dan nggak perlu aku ceritakan. Maaf kalau ada yang kepo. Sudah abaikan saja.

Namaku adalah Alana Budi Wardaya, aku sering dipanggil "Nana."

Aku punya kakak laki-laki namanya Arya Budi Wardaya.

Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ayahku satu dan ibuku satu, heheheh. Aku hari ini akan berangkat ke sekolah baruku, aku Insya Allah akan masuk di kelas X, bila aku selamat sampai sekolah. Aku hari ini berangkat diantar oleh ayahku. Setelah aku sampai di depan sekolah, aku buru-buru ingin masuk ke sekolah, karena aku yakin sebentar lagi sudah waktunya masuk.

Namun ketika aku sedang berjalan menuju gerbang tiba-tiba ada yang melemparku dengan sebuah gumpalan kertas. Dan jelas aku nggak tahu siapa dia, kalian tau sendiri kan tidak perlu aku jelaskan.

"Woy, siapa yang lempar kertas ini ke gue?" teriakku.

Tapi mereka atau lebih jelasnya segerombol cowok yang nggak aku kenal siapa, mereka pergi begitu saja. Aku masa bodoh lah dengan itu semua atau lebih jelasnya aku nggak mau cari gara-gara. Belum juga aku masuk ke sekolah masak sudah dapat gara-gara, apa kata dunia. Namun ketika aku ingin membuang kertas itu tiba-tiba salah satu dari mereka bilang.

"Jangan dibuang, baca kertasnya!"

Tapi ketika hendak aku buka kertasnya,

Tteeeddddd,,,,,,,

Bel sekolah berbunyi dengan terpaksa aku masukkan kertas tadi ke dalam tasku dan aku buru-buru masuk. Dan jangan lupa sebelum aku masuk ke kelas aku harus ke ruang Kepsek dulu, untuk menanyakan aku akan di tempatkan di kelas X berapa? Aku sendiri juga tidak tahu. Dan aku harus segera mencari tahu mengenai itu, bukan mencari tahu goreng .

# # #

Alana pov

Aku, di ruang KepSek diberi tahu Bapak Kepsek, bila aku ditempatkan di kelas X-1. Setelah itu ada seorang guru wanita yang aku yakini ibu guru itu adalah wali kelasku. Nama ibu guru itu adalah Bu Diyah dan kemudian Bu Diyah mengantarkanku ke kelas X-1.

Di ruang kelas X-1,

"Selamat pagi anak-anak." Sapa Bu Diyah kepada semua siswa X-1.

"Selamat pagi bu!" Jawab seluruh siswa, kemudian Bu Diyah melanjutkan bicaranya.

"Hari ini kita kedatangan siswa baru," Ucap Bu Diyah kepada seluruh siswa dengan memandangku.

"Perkenalkan dirimu," Ucap Bu Diyah lagi namun kepada diriku. Kemudian aku memperkenalkan diriku dan setelah itu aku disuruh oleh Bu Diyah duduk disalah satu bangku yang kosong. Kebetulan waktu itu ada satu bangku yang kosong di sebelah seorang siswi namanya Viona. Aku tau namanya karena aku baru saja berkenalan dengannya dan setelah itu aku bersama seluruh siswa/siswi kelas X-1 mulai melaksanakan pelajaran jam pertama.

Bel istirahat pertama berbunyi, seluruh siswa keluar dari kelas, namun masih ada juga sebagian yang memilih tetap di kelas.

"Na kamu mau ikut ke kantin nggak?" Ajak Viona .

"Iya, aku ikut."

Saat aku dan Viona menuju kanti tiba-tiba ada segerombol cowok yang menghalangi jalan aku dan Viona.

"Wih anak baru nih, bukanya ini yang tadi pagi ya?" Salah satu dari cowok tadi angkat bicara.

"Iya, kenapa emangnya!" Jawabku dengan ketus.

"Biasa aja dong jawabnya!" Sambar cowok lain dari grombolan tadi.

"Oh ya, kertas yang tadi pagi udah dibaca?" Tanya cowok yang pertama angkat bicara tadi.

"Belum, emang kenapa? Apa penting? Apa perlu gue baca?" Jawabku dengan nada yang sama seperti tadi.

"Yaudah kalau belum dibaca, tapi harus dibaca, awas kalau nggak di baca." Jawabnya dengan santai dan pergi begitu saja.

"Nggak jelas." Ucapku pada Viona, Viona di sini dia masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Kamu kok berani banget sama mereka?" Tanya Viona pada ku.

"Emang kenapa? Emang mereka siapa? Terus kenapa juga harus takut sama mereka?" Tanyaku pada Viona.

# # #

Di kantin,

"Emang kenapa, emang mereka siapa, terus kenapa juga harus takut sama mereka?" tanyaku pada Viona.

"Mereka, kamu nggak tahu mereka," jawab Viona dengan ekspresi terkejut, tapi cuma sedikit.

"Oh ya ya, aku lupa kamu'kan siswa baru di sini makanya kamu nggak tahu,"jawab Viona lagi tapi tidak dengan wajahnya yang tadi.(ilang dong wajahnya) maksudnya dengan wajah yang terkejut yaa.

"Emangnya mereka siapa? anak presiden, anak konglomeret, anak kolong jembatan,"jawabku asal pada Viona.

"Anak kolong wewe!" jawab Viona dengan asal juga.

"Beneran, iiihhhh ngeri masak anak kolong wewe, ibu Nana takut." jawabku dengan wajah yang kubuat-buat seperti orang yang takut.

"Iihhh Alana, nggak lucu tauk." jawab Viona dengan kesal.

"Aku kasih tau ya Nana Alana, mereka itu Most wanted di sekolah ini, terus mereka itu suka buat onar di sekolah ini, siapa pun yang punya masalah sama mereka pasti bakalan abis sama mereka." Ucap Viona kali ini dengan wajah yang cukup serius.

"Hahahaha,,,,bercanda terus kamu Vivi, udah nggak jaman kali kayak gitu an." Jawab ku pada Viona sambil tertawa terbahak-bahak.

"Iiihh Alana aku serius."

"Yaudah aku juga serius kali Vivi."

Keadaan menjadi hening, hanya suara cendok yang berbenturan dengan mangkok yang terdengar.

" Oh ya Na, maksudnya kertas kertas tadi apa Na?" Ucap Viona tiba-tiba, dan itu sukses membuat aku tersedak makanan.

"Kertas? kertas apaan?" tanya ku balik pada Viona.

"Itu tadi, kamu kan ditanya sama Vano 'kertasnya udah dibaca apa belom' itu loh." Ucap Viona lagi.

"Oh jadi cowok tadi namanya Vano, aku aja nggak ngerti apa maksud tu orang nggak jelas, emang sih dia tadi pagi nimpuk aku pake'k segumpal kertas, terus suruh baca." Jawabku dengan biasa saja.

"Terus isi kertasnya apa?" tanya Viona lagi.

"Mana gue tau," jawabku lagi, dengan kedua bahu yang ku angkat.

"Kok nggak tau sih,"

"Yaya lah orang belum aku baca, nggak penting juga."

"Ya udah, sekarang ayo dibaca" ajak Viona,

"kertasnya di kelas, males aku, jauh."

# # #

Baiklah, sebelum berlanjut kebagian selanjutnya, aku ingin memberi tau sedikit tentang segerombolan cowok-cowok tadi. Segerombol cowok-cowok tadi terdiri dari lima orang diantaranya:

1.Vano yang bisa disebut ketua geng,

2. Dino sahabat vano sejak kecil, dan bisa disebut orang yang paling dekat sama Vano dari pada sahabat yang lain,

3. Heri, agak pendiam tapi tetep cool(kayak es kalik) hehehe,

4 &5. Yahya dan Didit, mereka berdua itu kocak, tapi kadang garing. Terus mereka berdua juga yang paling cerewet dan agak suka berlebihan atau sering di bialang alay.

Dan jangan lupa mereka berdua juga suka berantem, tapi berantemnya nggak tonjok-tonjokkan yak, melainkan beradu suara atau beradu mulut.

Mereka berlima itu masih kelas X, tapi mereka sudah cukup terkenal di sekolah. Seperti yang Viona bilang tadi, mereka suka buat onar. Bahkan tak terkecuali menjaili kakak kelas. Cukup sekian pemberitahuan tentang mereka berlima,


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C1
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen