Gemerlap lampu yang menyilaukan seolah menjadi daya tarik yang sangat memikat. Bunyi musik yang berdentm keram. Diiringi oleh penari-penari sexy di tengah-tengah lantai dansa. Diatas suatu podium dengan tiang penyangga di tengahnya. Sangat erotis
"malam yang sempurna" guman Nathan Lirih, beberapa wanita yang melihat kearahnya mulai menatap penuh minat, lelaki itu cukup terkenal di tempat ini. Dengan nama besar yang disandangnya dan hobynya menghamburkan uang, menjadi daya tarik tersendiri bagi para jalang yang menginginkan uangnya hanya dengan satu malam saja.
"jadi kau berhasil mengajaknya kemari' ucap lelaki dengan surai coklat disampingnya. Sambil meminum minumannya pelan
"tentu bob, tidak ada yang bisa menolak pesona ku" ucap Nathan bangga, rencana nya untuk memiliki Lexsa tinggal selangkah lagi.
"kau jangan meremehkan wanita itu . dia hidup bagaikan seorang putri, tidak mungkin dia dilepas begitu saja ampa pengawalan" ucap bob memperingati. Dia cukup tahu siapa gadis itu. Willson dan William, siapa yang mau berurusan dengan mereka. Kalau tidak mau mati.
"karena itu aku membutuhkan bantuanmu, apa kau membawa apa yang aku minta" balas nathan, sambil memperhatikan sekitar, mencari Alexsa yang belum kunjung datang
"tentu. Ini cukup kuat pengaruhnya. Bahkan tidak akan loyo sampai pagi" ucap Boby bangga sambil menyerahkan kotak kecil berisikan obat perangsang ketangan Nathan, Nathan tersenyum senang, ini pasti akan berhasil. Apa lagi ken sepupu gadis itu sedang tidak ada disini
"bagus" gumamnya.
Beberapa pasang mata yang melihat kearahnya, diabaikannya begitu saja . yang dia mau adalah gadis itu. putri keluarga Wilshon dan cucu dari Carla Wilhon atau haruskah dia memanggil wanita tua itu Carla William. Mereka sungguh membuatnnya semakin ingin menghancurkan keluarga sempurna itu. dengan bergaungnya kedua perusahan besar itu, mereka berhasil membangun kerajaan bisnis yang kuat. Sangat menjengkelkan. Bahkan gadis itu , gadis yang ingin dia hancurkan malam ini, dia sudah menjadi misyader bahkah saat gadis itu baru melihat dunia. Keluarga mereka, bisnis mereka, bahkan putra mereka, Alex Wilshon sudah berhasil membuat nya kalah tender internasional bahkan saat lelaki itu masih SMP, bahkan pada saat lelaki itu hanya ingin bermain-main dengan ikut tender itu, dia bisa memenangkannya. Dia harus menghancurkan keluarga sempurna itu. dia sudah muak dengan semua kesempurnaan mereka.
"awasi lelaki itu. jangan sampai dia curiga Justen" Ken yang sedari tadi berdiri di dekat DJ andalannya itu sekaligus tangan kanannya itu. tersenyum sinis melihat appa yang sudah lelaki itu rencakanakan, bahkan lelaki itu sangat yakin dia sudah pergi ke Amerika. Dasar bodoh!!.
"siap Bos, saya juga sudah memerintahkan beberapa pengawal di setiap titik. Dia tidak akan tahu" ken semakin tersenyum sinis, mungkin ini adalah langkah pertamanya untuk membasmi musuh keluarganya yang berniat menjadikan Lexsa korban. Pewaris yayasan William itu, tidak boleh disakiti. Dia harus menjaga janji itu.
"lelaki bodoh itu hanya akan menghancurkan keluarganya saja" gumam ken. Sambil mengirimkan pesan singkat untuk Alexsa yang masih belum kunjung datang bersama teman-temannya itu
To my princess
Cepatlah! Sepertinya dia sudah tidak sabar
Ken tersenyum senang, kemudian melangkah pergi meninggalkan Justen dengan peralatan Dj nya itu. jauh di sana, diluar Clup ternama itu,seorang gadis yang akan menjadi pemeran utama dalam drama malam ini tersenyum sinis melihat pesan yangbaru saja masuk dalam ponselnya.
"aaah sepertinya gadis lugu dan polos akan beraksi malam ini" ucap lexsa yang berhasil memancing tawa teman-temannya
"gadis lugu yang liar. Tambah Bella sambil membuka pintu pengemudi dan mulai keluar dari mobil nya itu.
"bukankah aku sangat Sexy malam ini " Lexsa menatap dirinya sendiri geli. Tidak bisa dikatakan Sexy. Dia hanya menggunakan baju biasa yang tidakk akan mungkin di pilih para gadis untuk pergi ke Clup. Baju dengan panjang sebatas lutut dengan lengan panjang. Dihiasai aksen bunga-buunga kecil dibagian dada. Dan sepatu hight hell nya, ya mungkin hanya sepatu itu yang cocok untuk tempat ini. Malam ini,. Tapi ini cukup untuk membuat Nathan semakin yakin kalau dia hanya gadis polos dan tidak pernah ketempat seperti ini. " perfeck"
Suara dentuman musik yang begitu keras, langsung menyambut Lexsa saat dia dan teman-temannya melangkah masuk semakin dalam ke tempat laknat itu.
"dimana lelaki Brengsek itu" gumam Bella sambil memandang sekitar.
"aaa itu dia" ucap Moniica sambil menujuk Nathan dengan dagunya. Lexsa menatap sinis. Lelaki itu harus diwaspadai.
"ayo " ucap lexsa sambil melangkah maju. Bella tersenyum manis, sudah lama mereka tidak bermain, lagi pula sekarang kekasihnya itu sedang mengurus sesuatu di Scorlandia, jadi dia bebas sekarang.
"hy, "sapa Lexsa sambiil menatap Nathan malu-malu, sekaligus risih dengan keadaan sekitar
Monicha tersenyum manis, dia cukup tahu sahabatnya ini tidak akan mungkin risih dengan keadaan sekarang. Gadis itu suka sesuatu yang menantang. Tentuk dia sangat menikmati malam ini.
"hy" balas Nathan berusaha tidak nampak terkejut dengan kehadiran Lexsa yang cukup tiba-tiba itu
"maaf. Apa kamu sudah menunggu lama" ucap lexsa setelah duduk di sofa sebelah Nathan, kemudian diikiuti temank-temannya yang duduk disekitar mereka
"aa tidak, aku baru saja tiba" Nathan tersenyum manis,walaupun sebenarnya dia kesal dengan kehadiran teman –teman lexsa itu. tapi itu cukup meyakinkannya betapa Lexsa tidak bisa pergi sendiri. Bahkan pakaian gadis itu sekarang, jauh dari kata pantas untuk dibawa ketempat ini.
"kamu mau pesan apa" tawar nathan manis.
Lexsa tersenyum kikuk, seolah tidak tahu apa yang harus di pesannya
"orange jus saja" pesan Lexsa yakin. Nathan tersenyum manis sekaligus mengejek gadis di depannya
"kalian" tawar Nathan kepada teman-teman Lexsa, sambil menatap mereka satu persatu penuh selidik
"samakan saja" balas monica cepat. Lagi pula merea tidak ada niat mabuk malam ini. "baiklah " balas Nathan, sambil meminta boby untuk memesankan pesanan para gadis
'oia, kenalkan ini teman-temanku. "Lexsa mulai memperkenalkan keempat temannya pada nathan dan boby satu persatu.
"maaf, seharusnya aku tidak mengajak mereka tapi aku tidak biasa keluar sendiri. Biasanya ada kak Ken yang menemaniku. Tapi sekarang dia sedang berada di Amerika. Jadii" Nathan menatap Lexsa dengan senyum manisnya
"tidak apa,aku mengerti kok" ucap Nathan sambil menggenggam tangann Lexsa seolah menenangkan gadi itu
"dasar lelaki Brengsek" Lexsa tersenyum kikuk, kemudian menarik tangannya malu-malu
"Ahh kalian nampak sangat serasi" ucap Bella sambil tersenyum manis. Sepertinya malam ini semua orang tengah berlomba-lomba memamerkan senyum mereka
"tentu saja, sebentar lagi kami kaan bertunangan" Lexsa merona merah.. mendengar jawaban Spontan Dari nathan melihat itu Nathan tersenyum senang, begiitu mudahnya meluluhhkan gadis ini. Apa gadis di sebelahnya ini bahkann tidak pernah berdekatan dengan laki-laki.
Lexsa menatap jus di depannnya curiga. Nathan tersenyu sinis saat melihat Alexsa yang mulai meminum jus nya dengan tampa curiga.
"Ck!!" Nathan berdecak kesal, sebelum gelas itu menyentuh bibir Lexsa. Sebuah pesan yang tiba-tiba masuk ke ponsel lexsa menghentikan gerakan gadis itu.
Lexsa membuka notifikasi pesan di ponselnya. Sambil tersenyum manis mendengar Nathan yang berdecak kesal.
From My Prince No 2
Tenang saja sayang, itu jus dariku, tidak ada racun didalam sana. Berpura-pura lah seolah telah meminum obat peransang, sepertinya lelaki disampingmu sungguh tidak sabaran
Lexsa menatap jus itu sambil tersenyum manis, ternyata benar. Lelaki ini sudah mencecoki minumannya. Dasar Brengsek. Lexsa kembali meraih gelas itu kemudiiam meminumnya sedikit.
"jus nya enak" ucap Lexsa. Nathan tersenyum senang..gadis ini tidak curiga sama sekali.
Sallsa yang baru saja menerima pesan dari ken, tersenyum senang. Sebaiknya mereka bersikap tidak mencurikan.
"the game have Playing' gumam Salsa pelan, feby tersenyum senang, teman angkuhnya sudah berucap. Itu artinya mereka juga harus ikut bermain.
"lampu disini sangat silau" ucap Lexsa pelan. Nathan tersenyum meremehkan. Gadis ini memang tidak pernah kemari sepertinya. Apa seorang Robet Wilshon begitu takut anak gadis nya lepas. Sampai harus di tempatkan dalam sangkar emas. Polos sangat polos.
Nathan mulai menghitung mundur, sebentar lagi pengaruh obat itu akan bekerja. An benar saja, Lexsa sudah tampak gelisah, dia duduk dengan tidak nyaman, sesekali gadis itu menyentuh kpalanya seolah pening menderanya.
"kamu tidak apa" tanya Nathan. Bella menatap sahabatnya khawatir, walaupun itu hanya pura-pura saja, tapi tetap saja dia khawatir, siapa tahu ken ketahuan mengganti minuman itu.
"emm, mungkin dia tidak terbiasa dengan tempat ini" ucap Boby, yang sedari tadi hanya diam. Sambil melirik Feby penuh minat
Feby yang menyadari hal itu tersenyum manis, apa lelaki ini bisa untuk dijadikan rival kekasih over Protektifnya. Aaa sepertinya dia tidak perlu bertindak, lelaki di depannya akan melakukannya untuknya. Lelaki bodoh!!
"sebaiknya kami mengantarnya pulang" ucap sallsa dengan ekpresi khawatir di wajahnya.
"aah tak apa, biar aku saja, ini salah ku yang sudah mengajaknya kemari" ucap Nathan menyesal.
Kemudian mulai memapah Lexsa keluar dari tempat itu. Nathan tersenyum senang, saat teman-teman lexsa tidak mengikuti mobilnya. Nathan segera menghubungi Boby untuk memastikan tidak ada satupun yang mengikutiya. Setelah yakin tidak ada yang akan mengawasinya , Nathan langsung melajukan mobilnya dan pergi meninggalkan Clup milik sepupu Lexsa itu.
"ahhhh" gumam Lexsa tidak jelas, Nathan tersenyum licik. Lihatlah gadis disampingnya ini akan menjadi miliknya malam ini.
Lexsa tersenyum licik sangat mudah sekali menipu lelaki ini. Bahkan dia tidak sadar dengan pelacak yang ada di anting-antingnya, serta pelacak yang sudah diiletakkan di mobil Pria itu.
Semoga saja sepupunya itu sudah menyusulnya. Dia juga tidak ingin kalau harus menyerahkan keperawanannya pada Lelaki Brengsek di sampingnya ini.
"aku akan mengantarkanmu pulang sayang" ucap Nathan sambil mengelus rambut Lexsa pelan. Tidak berapa lama kemudian, mereka sampai di sebuah baggunan nan tinggi. Lexsa mulai mengeliat tidak nyaman, tidak mungkin bukan? Dia terlihat seperti gadis yang reela di bawa kemari. Lagi pula dia yakin sepupunya itu telah menugaskan beberapa orang untuk merekam semua ini.
Ahh seharusnya kak Alex ada disini, dia ingin lelaki ini dihajar oleh kakak sekaligus kekasihnya itu. tapi sayang lelaki itu tidak ada disini.
"Emm aku mau pulang" ucap lexsa saat lelaki itu membawanya masuk dalam apartemennya.
"kita sudah pulang sayang" ucap Nathan sambil terus membawa Lexsa kekamarnya. Yang sdah dia lengkapi dengan kamera sebagai bukti rekamannya denganLexsa. Dia yakin ini akan menghancurkan keluarga Wilshon secepat kilat.
"aku tidak mau" lexsa mulai bergerak gelisah saat tangan Nathan mulai berani menyentuhnya. Dia pasti akan membuat pehitungan dengan sepupunya itu , kenapa mereka lama sekalii.
"kamu pasti akan menikmatinya sayang' balas Nathan sambil mengecup leher Lexsa berusaha memberi ransangan pada gadis itu.
Lexsa semakin mengerak-gerakkan tubuhnya berusaha lepas. Nathan yang menyadari hal itu menggeram kesal, ini akan terlihat seperti pemorkosaan. Dia harus membuat gadis ini pastrah berada di bawah kuasa nya.
Nathan mendorong tubuh lexsa keatas ranjangnya. Denan cepat dia menyerang gadis itu. Lexsa yang menyadari hal itu berusaha mencegah bibir Nathan menyentuh bibirnya. Menyadari penolakan itu. Nathan mengeram kesal
Plakkk
Cukup sudah , Nathan sudah tidak bisa bersabar lagi, gadis di bawah nya ini benar-benar harus diperlakukan kasar. Lexsa menatap Nathan Murka, dia bersumpah , lelaki ini akan menerima akibatnya.. karena sudah berani menamparnya..
Brakk
Suara bantingan pintu yang begitu keras, membuat Lexsa tersenyum senang, ken datang. Pahlawan yyang sudah menjadi setengah penjahat itu. akhirnya datang
"Brengsek. " Nathan yang belum sepenuh siap menerima amukan lelaki di depannya itu. terhuyung kebelakang,
"beraniinya kau menyentuhnya. "Lexsa menangis sesengutan. Dia harus tampak bagaikan korban disini. . dengan rambut acak-acakkan lengkap dengan sudut bibirnya yang berdarah.
Suara benturan dan benda yang jatuh serta suara makian yang terus terdengar didalam ruangan itu. membuat Lexsa membuka matanya. Dia ingin tahu siapa yang sudah babak belur sekarang.
Lexsa Prov:
Ku buka mataku perlahan , pipiku yang masih perih membuatku harus terus menyentuhnya pelan, untuk mengurangi rasa sakit itu.
"kak Alex" aku menatap tak percaya, apa aku sudah mabuk, tidak mungkin lelaki itu ada disini. Dia seharusnya ada di Amerika. Dia seharusnya disana
"kamu terluka" Aku menatap penuh tanya lelaki disampingku.
"Alex' gumamku tak percaya, ken menatapku penuh khawatir, saat sadar sudut bibir ku terluka. Ken mengeram kesal
"bunuh lelaki itu"ucapnya murka, aku menatap kak Alex yang menatapkuu khawatir, sesaat rahangnya mengeras sempurna dia marah, dia tidak bermimpi, lelaki yang dia harapkan ada disini , sedang menghajar lelaki yang sudah menghajarnya.
"Brengsek, beraninya kau menamparnya" kak Alex menghajar Nathan lagi dan lagi sampai lelaki itu terjatuh dengan darah segar keluar dari mulutnya.
"cukup kak" Aku berjalan mendekati kak Alex saat dia sudah kembali menendang Nathan dengan beringas. Bagaimanapun lelaki itu harus tetap hidup, itu rencana awalnya.
"kau membela lelaki ini. Dia pantas mati" dia rindu lelaki ini. Dengan cepat aku memeluk tubuh kakakku erat, aku tahu. Dia pasti ankan berpikir kalau aku melindungi lelaki ini, tapi biarlah, dia bisa membujuk lelaki ini nanti.
End Lexsa Prov:
"aku sayang kakak" ALex menatap lelaki dibawah kakinya murka. " lelaki itu harus tetap hidup kak ,kita akan membuat lelaki itu bertanggung jawab" Alex kembali menendang Nathan sampai lelaki itu kembali terbatuk batuk darah.
Ken yang sudah mengumpulkan semua barang bukti yang diperlukan , langsung memerintahkan Justen untuk menahan lelaki ini.
"dasar bodoh" Nathan menatap tak percaya, lelaki ini ada disini., bahkan sekarang Alexpun ada disini , sial !! dia sudah terjebak
"kalian.." Nathan menatap tak percaya, kedua pengawal gadis itu ada di depannya. Bukannya seharusnya
"kau berharap tidak ada disini" ken tertawa mengejek, tenttu dia tahu apa yang sudah di pikikan lelaki itu
"kau lupa satu fakta bro, seorang Alexsa tidak pernah ditinggalkan sendiri kau melupakan kami, kau lupa sedang beberurusan dengan siapa" ucap ken sinis, Nathan masih menaatap tak percaya.
"aa aku hampir luka, kau mau melihat vidio tadi" tawar ken sambil mengambil laptopnya di tangan justen
"aa apa tidak mau, kau mau melihat vidio ini di media besok,."ken terkekeh pelan. Menertawakan kebodohan Nathan
"bawa dia pergi" perintah Alex geram, sepupunya ini terlalu banyak bicara
"kita pulang" Alex menatap gadis dalam gendongannya, ada rasa sakit dihatinya saat melihat gadis iini terluka. Dan kenapa gadis ini terkejut melihatnya. Apa sudah begitu lama dia meninggalkan adik kecilnya ini.
Lexsa memeluk tubuh yang sedang mendekapnya itu erat, dia rindu. Sudah enam bulan berlalu. Seharusnya lelaki ini langsung mengiingat semuanya. Seharusnya lelaki ini menjemputnya. Apa dia harus menunggu lebi lama lagi. Apa setelah ini lelaki ini akan pergi meninggalkan nya lagi
"aku bersumpat, aku akan menhancurkan lelaki itu, aku akan menghancurkan nya. Sampai dia menangis darah, memohon untuk kuampuni. Tida ada yang boleh menyekiti mu Princes, tidak ada" Lexsa menangis terharu, dia rindu panggilan itu. dia merindukan over protektif kakaknya.
"terimakasih sudah kembali" Alex membalas senyuman adiknya setulus mungkin. Otapi kenapa rasanya hatinya begitu senang sekaligus sakit mendengar kata-kata itu. apa yang sudah dia lewatkan. Apa sebenarnya yang suda terjadi. Dan sejak kapan dia baikan dengan rial nya. Kenapa semuanya bahkan daniel menganggap semua hubungan antar mereka wajar. Sejak kapan dia dan Al berteman.
Sebanyak apa yang telah dia lupakan. Apa yang terjadi sebelum kecelakaan itu. atau apa yang terjadi tiga tahun terkahir ini. Kenapa dia bisa lupa ingatan. Dia harus tahu semuanya.