App herunterladen
75.6% My Possessive Brother / Chapter 62: Bab 62. Awal Segalanya

Kapitel 62: Bab 62. Awal Segalanya

Lexsa terus menatap kosong, seolah tidak ada yang bisa membuatnya tertarik, bahkan pertanyaan dari teman-temannya hanya di jawab seadanya saja.

"bagaiman keadaan kamu" AL bertanya lagi, dengan pertanyaan yang sama yang di lontarkan teman-temannya yang lain. Disana sudah ada feby bersama devon. Salsa dan dion, dua pasangan yang ttidak jelas hubungannya itu. serta Bram dan mega yangg entah kapan semakin dekat itu . dan juga bella dan reno pasangan teromantis seolah tidak pernah ada masalah, monica dan xarly pasangan yang tidak kalah ributnya dengan devon dan salsa kalau sudah beradu mulut. Sungguh buat iri saja

"seperti yang kalian lihat, aku baik' balas lexsa lagi, seolah menjawab semua pertanyaan teman-temannya.

"kamu pucat" Al berucap lagi , dia tidak yakin kalau gadis ini baik-baik saja

"tentu , aku kan baru saja sadar" balas lexsa seadanya, lagi pula dia memang terlihat pucat untuk apa berbohhong bukan. Hatinya bukan dalam keadaan yang baik untuk sekedar berbohong pada sahabatnya , sahabat kakaknya . dan rival kakaknya itu. yang sepertinya mereka yang ada dalam ruangan ini, bbiasa saja dengann kehadiran rival sahhabat kakaknya itu.

Ya kakaknya, Alex Wilshon yang masih dalam keadaan koma, di sana . di tempat yang tidak bisa dia jangkau, untuk sekarang ini. Dia harus segera sembuh, dan memaksa pamannya Dimas untuk segera memperbolehkan nya pulang.

"lalu bagaimana dengan Alex, sebenarnya apa yang terjadi" feby lansung menginjak kaki devon di sampingnya, dia tahu sahabatnya ini sedang dalam keadaan lelah, dan seharusnya kekasihnya ini tidak menanyakan hal itu.

"sayang sakit' devon meringis pelan, Daniel yang datang bersama kekasihnya Clara menghela nafas kasar, hanya dia yang tahu aa yang terjadi antara kedua saudara itu. dan dia tidak yakin kalau ini saatnya semuanya tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"dia baik, dia sedang di amerika sekarang" semua nya langsung menatap Lexsa penuh tanya. Mereka cukup tahu bagaiman possesifnya lelaki itu, bagaimana mungkin dalam keadaan Lexsa yang seperti ini lelaki itu malah berada disana, di negara impian lelaki itu.

"untuk apa dia disana , seharusnya dia disini menjagamu" Al tidak bisa menahan mulutnya untuk mengucapkan apa yang mengganggu pikirannya.

"ya seharusnya dia disini, menjagaku, seharusnya dia juga membawa ku kesana hiks.... seharusnya dia disini, hikss, , seharusnya aku lebih kuat menahannya hikss.. seharusnya dia tahu kalau aku sangat mencintainya hikkz,.. aku mencintai lelaki bodoh itu. hikss" bella yang berada paling dekat dengan Lexsa langsung memeluk gadis itu erat, sepertinya masalah yang terjadi disini tidak sesimple yang mereka pikirkan . ini bukan kecelakaan biasa tapi ini luar biasa,.

Al membeku menatap tak percaya dengan apa yangbaru di dengar, bahkan saat rivalnya itu tidak ada disini , gadis itu masih saja menginginkan lelaki itu, dia mencintai rivalnya. Apa mungkin mereka saling mencintai. Tapi mereka saudara, bagaimana mungkin, sepertinya dia sudah tahu apa masalahnya disini.

Dia harus menemui lelaki yang mengaku sebagai rivalnya itu, dia harus menemui lelaki itu, meminta penangungjawaban atas apa yang lelaki itu lakukan pada gadis di depannya.

"kenapa semua nya sesulit ini, apa yang salah, kalau aku tidak bisa menghentikan lelaki itu mencintaiku, apa salahnya kalau aku memberi apa yang lelaki itu minta" AL menutup matanya erat, dia sudah cukup tahu apa yang terjadi disini. Dia bodoh sekali , bberpikir kalau seorang Alexsa akan kembali dalam pellukannya, dia sudah kalah. Dia kalah dengan saudara laki-laki gadisnya. Kekalahan yang sangat memalukan.

"sudah-sudah, jangan menangis lagi, saatnya nanti kamu sudah siap untuk cerita, kami akan siap mendengarnya, kami pasti akan membawa lelaki bodoh itu kesini. Kita akan membuat perhitungan dengannya karena sudah berani meninggalkan mu" Bella berucap lembut, walaupun sekarang dia ingin memaksa sahabatnya ini menceritakan semuanya. Tapi meliihat gadis keras kepala sanagt rapuh sekali, dia mengurungkan niatnya itu.

"sebaiknya kamu istirahat sekarang sayang, kami akan menemani mu disini" Bella masih berupa membujuk sahabatnya ini, pelan tapi pasti lexsa kembali merebahkan kepalanya pada bantal rumah sakit itu, dan berusaha memejamkan matanya. Setelah yakin Lexsa tertidur, mereka langsung menjauh dari ranjang lexsa dan duduk di sofa di ruangan itu. Bella mulai menatap tajam satu persatu di depannya dia yang duduk diatas pangkuan Reno beruasaha menatap satu persatu rival dan sahabatnya itu,.

" aku tahu kalian sudah bisa menebak apa yang terjadi antara Lexsa dan kak Alex" ucap bella tajam. Dia menduga pasti ada satu diantara mereka yang bisa menjelaskan semua ini.

" bahkan semua orang menganggap mereka sebagai pasangan kekasih, sepertinya keinginan semua orang jadi kenyataan" ucap feby spontan seolah mengutarakan isi hatinya. Bella menatap penuh tanya, seolah meminta penjelasan

" jangan berpikir aku tahu semuanya, aku hanya menduganya. Lagi pula hubungan mereka semakin intim setelah ulang tahun Kak Alex yang ke 17, aku rasa kalian tahu akan hal itu" ucap Feby yang dibbalas anggukan oleh mereka yang ada disana kecuali AL dan teman-temannya

"jadii" Clara mulai membuka suara, tapi Daniel langsung meyelanya

' sepertinya kalian sudah bisa menebak apa yang terjad' uacapnya yang berhasil membuat semua yang ada di sana menatapnya penuh tanya

"jelaskan semuanya Daniel, kami tahu kau selalu lebih cepat mencium semua ini' diion berucap menuntut, mengenal Daniel sejjak mereka sekolah dasar, sudah cukup membuatnya yakin kalau sahabatnya ini sudah tahu apa yang terjadi

"baiklah, " daniel menghela nafasnya berat, mempersiapkan dirinya memboocorkan rahasia ini" Alex mencintai Lexsa, karena hal itu pula dia turun tangan untuk memisahkan Alcio Corner dari adiknya" Daniel menatap AL yang sedang mengepalkan tangannya marah

" tapi sayangnya setelah tahu itu ulah kakaknya, Lexsa hanya menanggapi biasa saja, walaupun dia sempat marah, tapi sayangnya Alex sudah mencuri hatinya. Dia akan memilih hatinya dari pada masa lalunya' jelas daniel singkat.lagian dia yakin semua yang ada disana cukup mengerti dengan apa yng dia katakan

"oh tuhan, mereka nampak manis sekali saat bersama. " Clara yang mendengar itu tersenyum senang, seolah keinginannya terkabul

"tapi sayang mereka adalah saudara kandung, mereka tidak munggkin menentang dunia. Semua rival keluarga mereka pasti akan mengambil kesempatan ini untuk menghancurkan mereka. Kita juga tidak bisa melupakan kedua sepupu ku yang sangat menggilai kedua saudara itu" Mega menatap satu persatu di ruangan itu seolah ingin mereka paham siapa yang dia maksud

" Beny dan karin, kenapa mereka tidak saling jatuh cinta saja dari pada mengganggu kehidupan orang" Sallsa berucap kesal dengan kelakuan dua manusia itu

"dia ingin menghancurkan Alex dia ingin menghancurkan keluarga Wilshon yang telah menggagalkan Transaksi terbesarnya 6 tahun lalu" ucap mega yang membuat daniel dion dan reno langsung memutar otak mereka mengingat kejadian saat mereka masih junior Hight school itu

"itu.. " reno yang sudah ingat saat-saat itu langsung membulatkan matanya kaget.

"dermaga yang kalian datangi, untuk pesta saat itu adalah dermaga yang akan dipakai beny udah menyelendukkan senjata dan obat-obatan terlarang. Tapi sayangnya kehadiran kaliaan yang juga memilih dermaga itu untuk berpesta dengan teman-teman kalian membuatnya harus rugi besar karena polisi yang mengawal kalian dari tengah laut menangkap kapal asing yang datang kesana" mega menghela nafasnya saat mengigat saat-saat itu saat dimana dendam yang sudah lama tidak terpancing akhirnya muncul lagi

"kalian sangat kaya, bahkan agar bisa menjamik anak-anaknya selamat orang tua kalian menyewa polisi yang sudah seperti berada di bawah kuasa kalian. Saat itu pula beny tahu siapa yang merayakan pesta disana. Alex " mega menatap Daniel seolah ingin membuat lelaki itu ingat bagaimana saat itu dia juga membawa pengawal untuk menjaganya seolah polisi saja tidak cukup

" saat itu juga Beny melihat seorang gadis kecil yang selalu berada dalam jangkauan Alex. Seorang gadis keluarga Wilshon yang kehidupan tidak terlalu di ekposh ke media. Beny mengambil esempatan itu untuk meminta ayahnya menculik Lexsa dan membuat Lexsa mengalami trauma sampai sekarang. " AL menatap penuh tanya, trauma apa yang miliki gadis pujaannya itu

"lexsa tidak boleh, dan tidak diizinkan membawa mobil sendiri, setelah kecelakan itu. bahkan dia lupa kalau dia pernah menjadi korban penculikan. Dia Amnesia" Daniel berucap pelan seolah menjawab semua rasa penasaran orang-orang diruangan itu,.

"jadi karena itu, Alex menghentikan Lexsa pada saat itu" semuanya menatap AL seolah mengatakan kamu sudah tahu jawabannya.

"itu artinya beny bukanmencintai lexsa. Tapi obsesi" Bram berucap pelan seolah bertanya pada kekasihnya

" lebih tepatnya cinta dan obsesinya untuk mengahancurkan Alex , yang membuatnya rugi besar. Bahkan 2 tahun setelah itu keluarga kami dalam pengawasan polisi" mega menerangkan dari mana kar masalah ini sebennarnya. Masalah yang dibuat oleh Alex kecil, yyang kemudian menjadi dendam yang berakar.

' aku tidak menyangka klau saat itu ada beny" reno berucap lirih. ,mereka cukup tahu bagaimana protektifnya keluarga mereka, bukan hal aneh kalau mereka selalu diawasi, mengingat musuh dalam dunia bisnis itu sangat berbahaya

" sekarang kita harus menjaga Lexsa.karena kau yakin kalau karin tidak akan menyekii Alex" semua yang ada disana mengangguk setuju, mereka cukup tahu bagaimana tergila-gilanya karin pada Alex

" kami harap kalian bisa bekerja sama, masalah rival rival. Aku rasa kita memang berada dikubu yang sama kecuali dalam hal basket" Xarly menatap Al tajam. Walaupun dia baru mengenal Alex tapi tingkap kesetiaannya sudah setara dengan ketiga sahabatnya yang memang sudah saling kenal dari dulu.

"aku tahu, ." kubu siapa aku harus berdiri" Al enatap Xarly tak kalah tajamnya, dia tahu Xarly sangat menyindinya

"jadi "Daniel menatap mereka satu persatu. Meminta tanggapan lebih

"aku akan ke New Youk, mungkin aku bisa mulai kaur dengan nya" Al tersenyum simpul, baginya tidak masalah kalau harus akur dengan rivalnya itu, lagi pula hati gadisnya memang bukan lagi untuknya , dia terlalu buta untuk melihat itu semua sampai hari ini tiba

"sepertinya aku akan kuliyah disana" lanjut Al, dia mencoba memandang baik negara barat itu, sepertinya tidak ada salahnya dia mengambil jurusan bisnis disana, ini pasti akan menyenangkan dan lagi dia pasti akan seing bertemu Alexsa nanti di sana.

"baiklah. Memang harus ada yang berada disana, mengawasi lelaki itu" Daniel berucap tenang ,lagian dia sudah memutuskan dia akan kembali kenegara itu bersama kekasihnya.

Satu tahun lagi, dimulai dari hari ini , mungkin mereka semua akan tinggal disana. Sepertinya mereka sudah siap meninggalkan semua kesenangan mereka disini. Danie menyandarkan tubuhnya lelah, sambil terus memeluk Clara yang berada di atas pangkuan nya itu. setelah beberapa lama berada dalam keheningan, pintu ruangan itu terbuka memecahkan keheningan yang terciptakan diantara mereka.

"oo kalian sudah ada di sini" Devon mennatap lelaki yang berdiri di depan pintu ruangan itu yang sedang tersenyum ramah kearah mereka, tapi selalu saja senyum itu sangat ganjil dimatanya.

Ken William, devon mengenal lelaki itu, dia punya sebuah Clup yang sngat terkenal disini. Dan tentu saja lelaki itu adalah rekan bisnis terbaik

"oo kak ken" Bella berucap girang, saat melihat sepupu Lexsa itu akhirnya datang juga

"bagaimana keadaan Princes ku" Ken menarik pelan tangan gadis yang sedari tadi di genggamnya

"dia baik. Dia lagi istirahat" jawab feby seadanya, setelah mendapatkan pelottan tajam kekasihnya. Devon tidak suka apabila dia terlalu berinteraksi dengan sepupu sahabatnya ini. Dasar leleki aneh

"aku akan melihatnya" balas ken smbil melangkah keranjang Lexsa

Suara langkah pelan, yang menuju ranjangnya , serta suara teman-temannya yang sedari tadi tidak bisa hilang dari pikirannya yang akhirnya terbawa mimpi itu, berhasil membuatnya tidak ingin tidur lebih lama lagi. Pelan tapi pasti mata iitu mulai terbuka lagi.. Kenyang melihat itu langsung menghampiri Lexsa cepat

" kamu bangun, apa kami mengganggu istirahat kamu Princess"Skyla yang sedari tadi mengekori ken, menatap penuh tanya kearrah gadis yang sedang teraring lemah itu. bukan cembur,bagaimana pun ken itu bukan kekasihnya . dia dipaksa untuk menemani pria itu kesini.

"aku kangen" lagi,lexsa kembali menangis. Mendengar itu Al dan semua orang yang duduk di sofa itu langsung bangun yang menghampiri lexsa cemas

"aku juga kanngen sayang" kexmerendahkan tubuhnya dan memeluk lexsa lembut, seolah kalau dia terlalu kasar gadis ini akan hancur bagaikan kaca.

"apa adayang sakit" tanya ken setelah melepaskan pelukannya

"hizs kak Alex aku kangen dia" ken menganguk paham dengan pelan di hapus nya air mata lexsa yang sepertinya gadisnya ini sudah menangis sejak tadi sebelum dia datang

" tenang saja sayang, jaky sedang bersamanya sekarang. Kita kan segera tahu saat dia sadar. Kamu harus cepat sembuh. Kamu masih harus sekolah bukan" ucap ken meyakinkan. Lexsa mengangguk patuh. Dengan gemas ken mengacak puncak kepala lexsa pelan

"ngomong ngomong, apa kakak tidak ingin mengenalkan dia padaku" tanya lexsa yanng penasaran melihat skyla yang terus menatapnya penasaran itu

"namanya skyla" ucap ken singkat, seolah biodata tentang wanita itu tidak penting

"hy au Alexsa," Lexsa mengulurkan tangannya ingin kenalan

"aku Skyla" balas skyla ramah

"apa kakak pacarnya ken" ken terbatuk- tabuk gugup, Lexsa yang melihat itu tersenyum jail, sepertinya sudah ada wanita yang menarik perhatian kakak sepupunya ini.

"tidak perlu malu kak, lagian kalau kakak tidak segera mencari pacar, nanti orang akan berpikir kalau kakak ini seorang gay" ken menatap kesal, saat semua yang ada disana menertawakannya.

"oo come on, kau tahu aku tidak princess" balas ken kesal

'iya iya akku tahu" lexsa masih berusaha menghentikan tawanya. Sanagt menyenangkan mengjaili kakak nya yang satu ini.

Untuk sesaat, walaupun sesaat paling tidak dia bisa melupakan kepergian lelaki kecintaannya itu, walaupun sesaat, tapi biarkan dia menikmati ini, sebelum nanti mungkin dia akan menagis lagi anlagi. Sampai dia lelah. Dan kembali tertidur.

***


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C62
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen