App herunterladen
69.51% My Possessive Brother / Chapter 57: Bab 57. Ancaman Beny

Kapitel 57: Bab 57. Ancaman Beny

Menyentuhnya, kau siap mati. Mengganggunya, aku berjanji berlari pun kamu tidak akan bisa. Dia berada dalam perlindungan mutlak ku. .

***

Akhirnya hari yang di tunggu pun datang. Setelah di rasa semua persiapan sudah matang, sekolah memutus kan kapan pesta itu akan di gelar, walaupun mengalami satu dua hal sebagai hambatan, akhirnya kini semua orang dapat bernapas lega, melihat hasil usaha mereka yang tidak sia-sia. Sebuah pesta mewah yang digelar di aula mewah milik sekolah mereka itu berlangsung dengan megah. Bukan mereka tak punya uang untuk tidak menyewa gedung mengingat siapa siswa-siswa yang bersekolah disekolah itu. Tapi ini memang sudah jadi agenda tahunan, mereka akan merayakan pesta perpisahan kakak kelas di aula sekolah mereka

. Aula ini cukup luas untuk menampung semua siswa IHS. Jadi mereka tidak perlu takut, kalau misalnya ruangannya akan sesak.

"akhirnya...." seseorang dari deretan panitia yang kini sudah berbalutkan pakaian pesta bernapas lega. Usaha nya tidak sia-sia,. Dia senang

" huuuf. Gak ada lagi dong cowok gateng disekolah kita' semua mata lelaki disana menatap horor wanita yang baru saja menghela nafas sedih diikuti protesan itu.

"Laki-laki banyak, tapi gak ada yang bisa gantiin kak Alex dan teman-temannya" semua lelaki yang menatap horor kelompok wanita yang sejak tadi bergosip ria itu, menunduk malu. Para gadis itu benar. Bahkah dari segi materi mereka masih kalah telak dengan kakak kelasnya itu.

"Ahhh jadi malas gue kesekolah ni" protes gadis lainnya. Para lelaki yang sedari tadi berdiri dekat mereka , mulai melangkah menjauh, harga diri mereka terluka. Mereka memang bukan yang terbaik, tapi bagaimana pun mereka masih tetap dibawah kakak kelas mereka itu.

"Ahhh sudah lah, sebaiknya kita mulai berbaur, dan mencari tempat yang cocok, sebentar lagi kakak kelas kita yang tampan-taman itu akan segera tiba" usul salah seorang dengan semangat. Ketiga gadis yang tadi menunduk lesu kini kembali dengan wajah semangatnya. Walaupun sudah banyak yang berdatangan tapi pesta ini belum dimulai, masih ada yang mereka tunggu. Pemilik sekolah ini dan kedua cucu kesayangan sang kepala sekolah.

"ehh gue dengar-dengar. Kakak kelas kita bakalan bawa satu lagu, sebagai hadiah untuk adik kelas nya dan juga untuk para guru" ucap seorang gadis semangat

" oya, semoga saja kak Alex" jawab gadis lainnnya

" Atau kak Daniel, kak Reno, kak Dion boleh juga,, atau kak Xarly deh" balas yg lainnya semangat.

Mereka terus bergosip ria, sampai mereka tidak sadar ada beberapa cowok yang ingin mendekati mereka, tapi mengerungkan niatnya karena mereka terlalu asik dengan dunianya sendiri. Salah seorang gadis berlari pelan menuju beberapa gadis yang masih asik bergosib itu

" hy mereka sudah datang"

"YAAA" mereka berteriak heboh, akhirnya yang mereka tunggu akhirnya datang. Tak lama setelah itu kepala sekolah mereka memasuki aula dengan anggun Yang terkesan angkuh. Semua mata siswa disana mengiku arah jalannya Carla menuju podium.

"tess tess' ketukan pada mick membuat semua mata semakin fokus kearah Carla. Selang beberapa detik akhirnya beberapa lelaki dan gadis mereka memasuki ruangan tanpa rasa bersalah, karena sudah membuat kepala sekolah mereka menunda pembukaan pesta ini.

"padahal pesta ini untuk mereka, tapi mereka yang terlambat" dengus Carla jengkel. Alex yang sudah berdiri didepan Carla tersenyum manis, mengejek neneknya itu.

"bukannya kita sama-sama telambat, untuk apa protes" komentar Alex, yang tentunya tidak bisa di dengar Carla

"kakak" LeXsa berusaha menegur. Ini pesta kelulusan kakaknya. Tidak seharusnya bukan, mereka saling menyindir disini.

" iya sayang," Alex merangkul mestra pinggang Lexsa. Dia mengerti apa arti panggilan adiknya tadi.

" selamat malam semua nya " Carla mulai membuka pidatonya, para guru yang hadir disana, mulai memperhatikan kepala sekolah mereka, sambil sesekali menegur siswa yang dilihatnya berbicara saat Carla mulai menyampaikan kata sambutannya.

"apa tidak bisa, kita langsung mulai pestanya, aku tidak sabar ingin berdangsa dengan mu, sambil memelukmu dan menciummu manis" Lexsa mendengus keras. Lelaki disampingnya ini sepertinya sudah bosan hidup. Dengan sengaja Alex semakin merapatkan pelukannya, tidak memperdulikan Carla yang menatap mengancam kearahnya, karena terlalu intim dengan Lexsa

"kamu cantik malam ini" Alexsa mengggeserkan wajahnya, saat Alex dengan sengaja mencium pipinya

"kak.. diam ok, kita sedang berada di sekolah" tegur Lexsa, nyatanya Alex semakin gencar dengan ulahnya. Sampai akhirnya Carla yang melihat itu, terpaksa mempercepat berlangsungnya pesta. Sepertinya dia harus mengingatkan cucunya yang satu ini.

Sepasang mata yang sedari tadi menatap penuh minat kearah mereka, tersenyum manis.

"lihatlah mereka sangat manis bukan, sepupuku" ucapnya sambil mencium wanita disampingnya

"berhentilah memancing emosiku Beny. Alex menolak datang denganku hanya karena gadis kecil itu, CK!." protes Karin, sambil menatap marah Beny disampingnya

"jangan marah-marah sayang. Aku akan lebih senang lagi, kalau kamu marah-marah diatas ranjang kita" ucap Beny sambil tersenyum manis, namun sayangnya itu nampak memuakkan di mata Karin

"mereka berniat mengeluarkanku dari sekolah ini, tapi sayangnya mereka tidak bisa melakukannya. Mereka sudah terlalu lama bersenang-senang. Aku ingin mereka disingkirkan" Karin menyeringai sinis. Sebuah rencana busuk sudah bertengger indah didalam kepalanya.

"kamu akan kehilangan pangeranmu Karin" Beny menatap sinis, wanita dalam dekapannya.

"dan kau akan kehilangan ratumu"balas Karin, yang berhasil membuat Beny tersenyum penuh minat.

"itu bukan masalah untuk ku. Kalau aku tidak bisa mendapatkannya, siapa pun tidak akan bisa mendapatkannya" Karin tersenyum senang, itulah niatnya. Untuk apa mendamba seseorang yang tidak pernah menginginkannya. Lebih baik disingkirkan saja bukan.

"jangan terburu-buru Karin. Kita akan bermain dengan halus, sehingga mereka tidak akan sadar siapa, dan bagaimana mereka akan hancur" Karin tersenyum sinis. Rasa nya baru kali ini dia merasa senang punya sepupu seorangn Beny Kear.

Karin terus tersenyum manis. Sampai tidak ada yang sadar kebusukan dibalik senyuman itu.

"sebenarnya apa lagi yang kalian rencanakan, "ucap seorang wanita yang sedari tadi mengawasi mereka dari tempatnya berdiri

"apa yang sedang kamu lakukan manis" wanita dalam balutan gaun pesta selutut itu memutar badannya terkejut melihat tamu tidak diundang ada di pesta sekolah mereka

"Bram,, apa yang kau lakukan disini" Mega yang masih dengan keterkejutannya, hanya menatap penuh tanya saat Bram mengajaknya pergi dari kemeriahan pesta di sekolahnya ini.

"kita kesekolahku" satu kata itu berhasil membuat Mega menghentakkan tangan Bram kasar.

Apa apaan itu, kesekolahnya itu artinya dia akan menghadiri Pesta kelulusan Kakak kElas SMA Laksana.

"ayo,, " Mega menatap nanar tangannya yang sudah kembali di tarik paksa. Sepertinya dia harus menurut, dengan lelaki yang sudah hampir 3 bulan ini mengganggu hidupnya ini. ..

Hiruk pikuk pesta yang berlangsung di Aula IHS, seolah tidak akan redam, walaupun satu penghuninya sudah meninggalkan pesta itu.

"hy Daniel,, Ups!"Reno yang menyapa Daniel yang tidak datang dengan mereka itu, langsung menutup mulutnya, saat melihat siapa yang dibawa sahabanya ini.

"Clara .. oh my god,, " Reno masih dengan keterkejutannya. Bahkan saat gadis yang dipanggil Clara itu memberikan pelukan hangat padanya

"'hy Reno, apa kabar" Clara tersenyum bersahabat, dia sangat merindukan sahabat dari lelakinya ini. Dan ngomong-ngomong sahabat dari kekasihnya ini, dia sudah lama tidak bertemu dengan pangeran sekolah mereka yang sangat Over Protektif itu.

" kapan kamu kembali" bukannya menjawab, Reno malah kembali melemparkan satu pertanyaan baru pada Clara.

"aku sudah tiga hari di indonesia" balas Clara sambil terkekeh pelan

"lalu dimana Alex" tanyanya

"kau tidak menanyaiku Clara" Clara tersenyum manis menyambut lelaki tampan didepannya

"kita baru bertemu satu minggu yang lalu di LA. Dion" Lelaki yang dipanggil Dion itu hanya tersenyum lucu, sebagai tanggapannya.

"kamu lihat lelaki yang sedang berdangsa disana" Clara mengikuti arah pandang kekasihnya

"oo apakah gadis itu Alexsa" tebak Clara, sambl menatap penuh minat pasangan yang sedang berdangsa pelan itu, padahal music yang sedang diputar adalah music yang cepat. Sepertinya mereka sangat menikmati waktu mereka.

"persis seperti saat kita masih SMP ya"lanjut Clara setelah mendapatkan anggukan dari kekasihnya.

"mereka lucu sekali. Kalau mereka bukah terlahir sebagai saudara, aku yakin mereka akan menjadi pasangan yang paling romantis" ucap Clara sambil menarik Daniel mendekat kearah pasangan yang sedang berdangsa itu.

"ini bukan pesta untuk kalian saja, tapi mengapa kalian menikmatinya hanya untuk kalian" Protes Clara saat sudah disamping Alex, Alex mendengus kesal, dia sengaja memilih tempat dengan pencahayaan yang minim, agar tidak ada yang menggangunya, tapi sepertinya dia salah

"kak Clara" Lexsa berteriak senang, saat melihat siapa yang berdiri di depannya.

"hy adik kecil kakak" Lexsa tersenyum senang, dia sangat merindukan wanita di depannya ini. Kakak perempuannya, walaupun dia tau mereka bukan saudara kandung, tapi dia senang, paling tidak ada Clara Bale yang selalu menjadi kakak perempuannya.

"kapan kakak kembali" Alex langsung mengambil posisi waspada, dia harus menjaga gadisnya dari terlalu fokusnya dia dalam pembicaraan perempuan

"sudah 3 hari Princes" balas Clara sambil terkikik geli melihat Alex yang selalu tidak ingin diganggu saat bersama Lexsa

"tenang saja Alex, aku tidak akan mengganggu kalian" Lexsa menyikut perut Alex kesal, apa-apaan lelaki ini selalu saja memonopolinya

" baguslah, kalau begitu pergi sana' usir Alex yang berhasil membuat Lexsa geram

" kakak keterlaluan." Lexsa melepas paksa dekapan alex." Ayo kak, kita pergi,.." ucap Lexsa sambil menarik tangan Clara membawanya pergi dari sana

"ah bukannya kalian mau tampil sebentar lagi" ucap Lexsa sebelum akhirnya menghilang dari hadapan Alex dan Daniel yang masih tidak mengerti apa yang terjadi

"wah gadismu menculik gadisku" ucap Daniel akhirnya, setelah mendapatkan lambaian tangan dari kekasihnya

" gadismu yang menculik gadisku" Alex berucap tak terima. Gara-gara lelaki di depannya ini Lexsa pergi

"ah sudahlah, kita harus tampil. "Daniel menghela nafas lelah , lagi pula untuk apa berdebat, kalau akhirnya gadis mereka tetap akan pergi untuk melepas rindu mereka.

"hn" Alex melangkah bosan, seharusnya sekarang dia masih memeluk gadisnya menciumnya, dan terus meminta lebih. Sampai akhirnya Lexsa akan mengajaknya pulang. Tapi sekarang disini lah dia, di belakang panggung mempersiapkan penampilannya dengan teman-temannya.

"coba lihat siapa sekarang yang begitu waspada, berdiri di samping wanitanya" Alex menatap tajam pantulan bayangan di cermin besar di depannya. Lelaki Brengsek yang hampir melecehkan adiknya itu berdiri di depannya.

"untuk apa kau kemari, " Alex menatap tak suka, keadaan belakang panggung yang sedang sepi membuat lelaki ini dengan mudahnya berkeliaran di dekatnya. Bukannya dia takut hanya saja dia tidak suka dengan lelaki yang sangat konsisten dengan kebusukannya ini

" tentu saja menyapa seorang cucu dari kepala sekolah kita" balas Beny seolah mengulur waktu

"apa mau mu" Beny tertawa seolah mengejek, rivalnya ini sangat tidak sabaran sekali

" terlalu lama berpangku tangan, rasanya tidak menyenangkan bukan" ucap Beny sambil tersenyum sinis

"Ck!!" Alex tersenyum meremehkan

"kau tahu aku sangat ingin memiliki Alexsa, aku sengaja membantumu untuk menyingkirkan Alcio Corner. Tapi kau malah merebutnya dariku, dan menjadikannya gadismu" Alex sempat tegang sesaat saat mendengar kalimat terakhir Beny, lelaki sialan ini sudah tahu apa yang dia sembunyikan ternyata.

Tapi_

Alex menyeringai sinis. Bukannya itu bagus. Dia punya alasan tambahan untuk menyingkirkan Beny.

" terimasih sudah membantuku"

"apa aku harus menculiknya., dan menahannya agar tetap disisiku" Beny menatap marah seolah begitu teropsesi dengan Alexsa

Lelaki ini pasti mau mati di tangannya.

"lakukanlah, maka terima kehancuranmu" Beny tertawa meremehkan, dia memang tidak bisa menganggap remeh keluarga Wilshon dan William, bukannya dia bodoh dan tidak tahu, apa yang dia hadapi kalau berani mengganggu Alexsa.. dua kerajaan besar itu pasti akan memburunya. Tapi rasanya dia tidak sabar ingin mencobanya.

Katakan dia gila. Karena itu dia tergila-gila menghancurkan mereka

"mari kita lihat apa yang akan terjadi pada wanitamu itu kalau aku menculiknya, trauma apa lagi yang akan dia alami, atau apa dia akan amnesia lagi" Alex menggepalkan tangannya murka, dia tidak akan membiarkan keturunan Kear mengganggu kehidupan gadisnya lagi

Tidak lagi!

" tapi sebelum itu, bagaimana kalau aku bongkar rahasia kalian. Nyonya dan tuan Wilshon pasti akan sangat senang mendengarkan bagaimana bagusnya seorang kakak menjaga adiknya" rasanya Alex sudah sangat ingin menghancurkan Beny sekarang juga, tapi niat itu harus dia urungkankan, saat dia mendengar suara Dion dan Xarly mulai mendekat.

"Ck!!!" Alex berdecih sinis, pengecut tetaplah pengecut lihatlah sekarang lelaki itu bahkan pergi tanpa harus capek-capek dia mengusirnya

" ayo Lex ,, kita harus memberikan hadiah untuk adik-adik kelas kita" ucap Dion semangat sambil mengambil gitarnya yang sudah dia siapkan sejak tadi

"oooiii Alex kita harus cepat, Daniel dan Reno sudah ada diatas panggung" Alex menghela nafas kesal, tanpa diberitahupun dia sudah tahu dengan hanya mendengar teriakan histeris para gadis di luaran sana, meneriakkan nama kedua sahabatnya.

Baiklah untuk malam ini dia akan mencoba melupakan musuhnya itu, dia bisa berkomplomi dengan Ken nantinya, rencana yang bagus untuk menghancurkan lelaki busuk itu..


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C57
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen