App herunterladen
64.63% My Possessive Brother / Chapter 53: Bab 53. Keras Kepala

Kapitel 53: Bab 53. Keras Kepala

"momy. Dady. Kalian belum pergi kan" teriak Alexsa sambil berlari-lari kecil memasuki ruang keluarga

"berhenti berlari-lari Lexsa, dan jangan berteriak" ucap seorang lelaki jengkel. Mengesampingkan kalau dia masih harus berusaha mendapatkan maaf dari gadisnya ini

" diam. Pembohong dilarang ngomong" balas Lexsa sinis. Alex tersenyum kecut, ini sudah lebih dari satu minggu, dan dia bahkan masih harus menjaga jarak dari gadisnya ini.

"Kita harus bicara Lexsa" Alex mengerang frustasi. Gadis nya ini sungguh sangat keras kepala sekali.

"aku terlalu baik mendengarkan pembicaraan dengan anak sok baik'' balas Lexsa . selalu saja begitu. Adiknya ini selalu akan berkata begitu apabila dia ingin meluruskan semua ini. Kalau saja orang tuanya sudah kembali ke singapura, dia pasti akan megurung gadis di depannya ini, dan memaksa Alexsa untuk mengerti semuanya, mengerti semua yang dia lakukan. Memaksa dan mengekangnya.

"jangan lari-lari sayang. Dan jam berapa ini, mengapa kalian belum berangkat" Lexsa yang mendapat teguran dari Robecha hanya tersenyum manis. Dia hanya memastikan kalau orang tuanya masih disini. di sampingnya, dan selalu ada di rumah saat dia kembali.

Ini satu-satunya cara yang terpikir olehnya , untuk menjauh dari Alex.

"Momy sama Dady tidak akan pergi lagi kan" Lexsa bertanya bagaikan anak kecil, walaupun dia sudah tahu apa jawaban yang akan dia peroleh. Dia hanya ingin memastikan, sekaligus mencoba menahan kepergian orang tuanya

"princes, Momy sama Dady akan berada disini sampai dua hari kedepan sayang. Jadi kamu tidak perlu khawatir ya sayang" Alex tersenyum senang, tinggal dua hari lagi dan semua yang dia rencanakan akan bisa dia lakukan.

Tunggulah Alexsa sayang, kali ini kamu harus mendengarkan semua penjelasan ku

"nah sekarang kalian harus segera berangkat, sebelum kalian benar-benar akan terlambat sayang" Lexsa menatap tak senang, tiba-tiba sebuah ide muncul di otak cantiknya.

"momy, Dady. Lexsa berangkat sendiri boleh. Lagipula kasian mobil Lexsa Dady, Lexsa tidak pernah membawanya." Robert menatap tak senang, dia tidak akan membiarkan putrinya menyetir sendiri. Tidak lagi.

"tidak sayang. Kamu harus berangkat bareng kakak mu . ok" Lexsa hendak membantah sebelum_

"ini sudah keputusan final sayang, jangan membantah" putus Robet telak.. Alexsa tersenyum kecut, selalu saja begitu, dia selalu tidak dibiarkan untuk pergi sendiri, menyetir sendiri , dia tidak tahu mengapa, tidak ada yang mau memberitahukannya.. selalu saja hanya kata-kata yang sama yang diterimanya.

Menyebalkan!

"ayo Princess" Alex tersenyum senang sekaligus meremehkan gadisnya . yang tidak bisa mendapatkan kepercayaan orang tuanya untuk menyetir sendiri..

Karena disini, hanya dia yang pantas dipercaya untuk menjaga gadis ini

"menyebalkan , selalu saja begitu .. aku kesal" gerutuan kecil itu terus saja terdengar, Alex tersenyum manis. Dia tahu mengapa orang tuanya sampai melakukan semua ini, tapi mereka wajib waspada sekarang, gadis kecil ini sudah sangat sering meminta ingin menyetir sendiri, mereka harus mencari alasan yang lebih baik lagi..

"kenapa kak Alex boleh. Kenapa aku enggak. Padahal aku bisa menyetir sendiri, dan aku tidak pernah merusak mobil mana pun" ucap Lexsa yag membuat Alex memutar mata nya bosan.. bohong sekali gadisnya ini

"ingat kan aku, dengan mobil kesayangan ku yang harus masuk bengkel, karena membiarkan kamu membawanya"ucap Alex mengingatkan

ALexsa mendelik jengkel

' itu sudah lama, dan itu pertama kali.. sekarangkan sudah enggak" balas Lexsa tak terima.

Tapi saat teringat sesuatu, Alexsa langsung menatap jengkel

" siapa suruh ngomong, pembohong dilarang ngomong" Labil, satu kata itu sangat cocok untuk Lexsa, sedari tadi dia mendebat kakaknya, dan sekarang dia baru ingat kalau dia tidak ingin berbicara dengan lelaki di sampingnya ini.

Alex menatap prihatin, sepertinya gadisnya ini terlalu lelah. mungkin dia harus membiarkan gadisnya ini untuk istirahat sebentar ..

***

Apa ini kamar?

Barang bertaburan dengan bantal dan selimut bukan lagi di tempatnya. Beberapa buku bertaburan dilantai. Beberapa bungkus makanan ringan dan minuman kaleng berserakan dimana- mana

"ooo boy. Apa ini model kamar barumu" Bram yang baru saja masuk kekamar sahabatnya itu, harus mencari tempat yang bagus untuk mengistirahatkan tubuhnya dengan kondisi kamar yang sekarang, sungguh merepotkan.

"lo bolos'' tanya Al heran, dengan cepat dia memakai baju kaos yang baru saja dia ambil dari lemari

"lo yang bolos, gue sudah minta izin. Buktinya mobil gue bisa keluar dengan mudah"

Itu lah Bram, dia pasti keluar sekolah dengan bantuan Devon, sahabat berdarah dingin mereka.

"di mana Devon dan Davit." Tanya Al heran.. kedua sahabat nya itu tidak mungkin mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bolos, dia yakin itu.

"Devon sekarang berada di sekitar IHS menunggu Feby selesai dengan sekolahnya, mereka mau kencan" jelas Bram . yang jelas membuat AL menatap heran, sejak sahabatnya itu balikan dengan Feby, kerasa tidak ada hari untuk tidak berkencan.

"apa mereka tidak bisa hanya berkencan seminggu tiga kali, bukannya setiap hari dan dimana Davit" tanya Al heran ,. Sambil melangkah keluar dari kamarnya yang sudah hancur itu

Bram mengangkat bahunya tidak tahu.

''nah lo mau kemana" Bram menatap heran kepergian sahabatnya,

"mau keluar" balas Al, sambil memanggil salah seorang pembantu di rumahnya untuk membersihkan kamarnya itu.

"he lo mau kemana, gue baru nyampek juga, yaelah. Oi" Bram berjalan cepat mengejar sahabatnya itu yang nampak sangat terburu-buru

" kita ke IHS sekarang.. mobil lo, di depan rumah kan.. cepat lo bawa" perintah Al . cepat

"oooo tunggu Bro. Apa kita akan kesekolah lagi. bagus sekali, bolos dari sekolah hanya untuk pergi kesekolah lain. bagus sekali" Bram berucap tak senang

" lo bawa jaket bukan.. dan pasti bawa baju gantikan. Cepatan ganti seragam lo" Al masih dengan perintahnya. Bram menggurutu pelan, rugi kalau membantah bukan..sebaiknya dia turuti saja, kasian juga sahabat nya yang satu ini. Sudah lama tidak bertemu dengan mantan.

" cepatlah Bram.." Al menunggu tak sabaran

'' iya ini sudah. Ayo pergi" setelah beberapa menit, Bram kembali dengan setelan barunya, yang jauh lebih baik untuk pergi kesekolah rival mereka. Memakai baju seragam pada jam sekolah, hanya akan membuat mereka di laporkan ke kepala sekolah mereka, oleh kepala sekolah IHS.. dan itu menyebalkan..

Tidak butuh waktu lama, bagi mereka untuk sampai ke sekolah yang menjadi tujuan mereka... letak sekolah itu yang memang dekat dengan komplek perumahan AL. Membuat mereka tidak perlu bersusah payah harus terjebak macet. Itu sangat menguntungkan mereka. Setelah mencari tempat yang pas untuk memarkirkan mobil mereka. Yang ternyata tidak jauh dari mobil Devon, membuat mereka teersenyum jail..

"wah kita bertemu lagi ternyata ya" sapa Bram dengan nada menyebalkan

"CK!! jauh-jauh sana'" usir Devon kesal

"oooo kau jahat sekali" AL tertawa keras melihat tingkah gila Bram yang pura-pura tersakiti di sampingnya ini.

" dan, untuk apa kalian kesini. Dan lo AL.. ngapain" Devon menatap horor, sudah cukup AL yang menggagalkan kencan nya dengan Feby minggu lalu, dan karena kejadian di mall itu pula. Feby tidak bisa bertemu dengannya karena harus terus di introgasi oleh sahabat-sahabat kekasihnya itu.

"bertemu Alexsa, sudah jelas kan" jawab AL enteng

"ooo no jangan lagi, jangan sampai kau mengggagalkan kencan ku lagi kali ini"' Devon menatap jengkel lelaki yang masih saja menatapnya datar.

"bukankah sebaiknya kalian menikah saja . kalian sudah seperti suami istri" ucap Al mengejek

" siapa yang jomblo disini" ejek Devon

" tapi itu saran yang bagus. Setelah kita tamat, aku akan melamar Feby. Kalian tenang saja" balas Devon dengan ekpresi senangnya, yang membuat Al dan Bram manatap jijik

"kau persis seperti lelaki yang sudah lama tidak mendapat servis dari pasangannya" ucap Bram sambil menatap Devon guyon

"oya, sebagai info, kami selalu melakukan yang terbaik untuk pasangan kami.. dan cepat-cepatlah mencari pasangan. Jangan sampai kau tidak tahu lagi cara nya bercinta nanti'' ejek Devon

Al tertawa mengejek. Dia tahu siapa yang diejek Devon disini. Dan itu pastinya Bram. Bagaimana pun diantara mereka yang jomblo sudah sangat lama adalah Bram. Dan itu adalah lelucon yang bagus..

"diamlah kalian, sebelum satpam depan itu mencurigai kita" ucap Al sambil melirik satpam yang sepertinya mulai menatap penuh tanya kearah mereka."ayo pergi. Kita perlu mengisi tenaga terlebih dahulu" lanjut AL, sambil berjalan ke arah Caffe yang tidak jauh dari tempat mereka memarkirkan mobil mereka. Tempat yang bagus untuk melihat dan mengawasi gerbang sekolah..

Kita akan bertemu Lexsa

*****


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C53
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen