App herunterladen
41.46% My Possessive Brother / Chapter 34: Bab 34. Sial Gue Kecolongan

Kapitel 34: Bab 34. Sial Gue Kecolongan

siapa yang tidak ingin acara kencan nya berjalan dengan lancar, begitu juga sepasang kekasih yang sekarang sedang menikmati kebersamaan mereka disalah satu restoran Prancis yang kebetulan dekat dengan taman yang menjadi tempat tujuan mereka selanjutnya.

jangan tanyakan bagaimana perasaan Alexsa sekarang. dari senang, sedih, takut, khawatir, lengkap sudah. tapi lihatlah lelaki disampingnya. yang sedari tadi hanya menatap nya dengan perasaan senang seolah tak peduli dengan apa yang dirasakan gadis didepannya.

" kenapa sih yang" akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Al.

tapi Lexsa memilih diam. sebagai jawaban. seolah ingin lelaki didepannya ini mengetahui sendiri apa yang di pikirkannya.

" kamu khawatir kalau Alex tiba- tiba mengacau disini". tebak Al yakin..

Tepat sekali

" kamu tidak tahu saja dia yang" balas Alexsa cemas. takut-takut kalau kakak tercintanya itu mengacau lagi.

Al mencoba meyakinkan gadis di depannya, untuk tenang. ini kencan mereka. tidak seharusnya seorang saudara mengganggu kebahagian adiknya bukan

Kecuali Alex.

" tenanglah yang, yakin deh sama aku. dia tidak akan menemukan kita. " ucap Al membujuk.

" hari ini kencan kita kan yang, hari ini hanya ada Al dan Alexsa" lanjut Al lagi. seolah tahu apa yang di takutkan kekasihnya itu.

" iya hanya ada kita" balas Lexsa yakin.

Mengapa dia harus ragu. bukankah biasanya kakaknya itu selalu melakukan yang terbaik untuknya. mana mungkin kakak nya itu akan menghancurkan kebahagiaannya hari ini.

Al tersenyum tenang melihat perubahan ekpresi kekasih cantiknya itu. mana mungkin dia membiarkan acara kencannya hancur karena rivalnya itu..

berbeda dengan Al dan Alexsa. keadaan yang sangat berbeda dari seorang laki-laki yang selama ini semua keinginannya terpenuhi. semua yang dia cari mudah dia temukan. tapi kali ini seolah-olah apa yang dia cari menghilang dari jangkauannya..

ya, dia sedang mencari seorang gadis yang masih berstatus adiknya yang menempati seleruh ruang dihatinya.

" kenapa kalian belum menemukannya" Alex berucap marah, cukup kesal dengan berita yang dia dapatkan. semua orang kepercayaannya dia kerahkan. hanya untuk mencari adik tercintanya. tapi sudah lebih dari tiga jam dia menunggu tidak ada kabar yang memuaskan dari mereka. seolah adiknya itu hilang di telan bumi. dan sekarang bahkan hari hampir gelap..

" apa mungkin mereka di taman itu.. .

gak kreatif banget adik gue" Alex mencoba menerka-nerka.. tapi hanya tempat itu yang terlintas di otaknya.

drrrrr

Alex melihat sepintas. siapa yang sudah menghubunginya..

"hallo" sapa Alex datar.

" lo mau kita siapin kuburannya dimana ni. untuk Alcio" Alex berpikir sejenak. sepertinya dia sudah lupa dengan rencana yang dia katakan kepada teman- teman nya itu..

" di rumah lo aja" balas Alex memberi usul. tapi sayang tidak mungkin orang diseberang sana akan menerima ide gilanya itu.

"lo kira rumah gue itu tempat pemakaman umum. ogah gue " Alex tertawa kecil menanggapi tanggapan dari Xarly.

" Sudah bagus gue siapin kembang tujuh rupa lo. eh malah lo mau buat rumah gue jadi pemakan umum. lo mau gue di gorok sama dady gue. ogah gue mati muda" Xarly masih saja mengoceh di seberang sana. sedangkan Alex malah mulai mengatur rencana tambahan. sambil terus melajukan mobilnya ketempat yang sedari tadi memenuhi pikirannya.

" kalian siapkan semuanya. gue mau ambil korbannya" ucap Alex sambil menutup ponselnya.

**&&&**.

Lexsa masih dengan pemikiran nya. hatinya tidak tenang sejak tadi. tapi bukan Alexsa namanya. kalau dia tidak bisa menyembunyikan semuanya. sudah lebih dari satu jam mereka disini. di taman ini. menikmati matahari senja. yang berpadu dengan jingganya langit yang berimbas pada pepohonan yang seakan mulai berubah warna senada dengan langit senja.

" yang kamu suka" ucap Al yang mulai merangkul bahu Lexsa kembali .

" emm aku suka" balas Lexsa sambil memakan ice kriemnya lagi.

mungkin memang bukan waktu yang tepat untuk makan ice kriem di saat cuaca yang mulai dingin seiring dengan gelapnya malam yang mulai datang.

" dingin yang ya. " ucap Al lagi. semakin merapatkan tubuh nya ke tubuh Lexsa.

" dasar modus" ucap Lexsa kesal dengan tingkah lelaki di sampingnya ini.

" iya dingin lo yang. nanti kalau kamu sakit kan kasian yang" ucap Al sambil menyengir ria..

" trus apa juga gunanya ni jaket" tanya Lexsa sambil menunjuk kearah tubuhnya yang masih berbalut jaket Dark Blue yang dia beli bersama Alex.

" ya yang kok gitu sih" balas Al seolah merajuk tapi tetap tidak melepaskan pelukannya.

Lexsa menghela nafas malas. melarang Al yang sekarang tidak akan berdampak baik padanya. tapi dia senang, kapan lagi Al akan bersikap manis seperti ini. apalagi kalau kencannya dengan Al selalu ada yang mengganggu. ini kesempatan yang tidak boleh dilewatkan bukan

.

" oa yang" Lexsa membuka suaranya kembali.

" aku sudah tinggalin undangan ulang tahun kak Alex ya di mobil kamu. jangan lupa datang ya" ucap Lexsa

" kenapa gak kasih ke aku langsung saja " balas Al heran.

" aku takut lupa. makanya langsung aku tinggal di mobil kamu saja" jelas Lexsa lagi.

" iya sayang gak apa" balas Al ambil tersenyum manis, tak lupa mengecup lembut puncak kepala Lexsa.

Al tersenyum manis melihat gadis dalam dekapannya sangat menikmati ice kriem yang dia berikan. AL menyeringai nakal saat matanya menemukan sesuatu yang sangat manis berwarna putih di ujung bibir Lexsa. Lexsa yang menyadari tatapan Al yang mulai aneh. langsung menatap Al seolah bertanya ada apa dengan kekasihnya itu.

Lexsa terdiam sejenak. semakin lama diperhatikan. Al memiliki mata yang sangat berbeda dengan kakaknya yang memiliki warna hitam segelap malam. sedangkan Al memiliki mata berwarna coklat gelap.

perasaan nyaman langsung menyeruak masuk kedalam hati Lexsa. sadar atau tidak seolah dia sudah tenggelam dalam mata kecoklatan milik lelaki bermarga Corner itu.

.

Entah siapa yang memulai.. tapi wajah itu semakin mendekat seolah ingin menghapus jarak diantara mereka. sangat dekat sampai hembusan hangat napas itu bisa di rasakan keduanya..

" sial gue kecolongan" geraman kasar dari seorang lelaki yang melihat semua itu. seolah kontras sekali dengan kemarahan.

" akan gue pastikan.. semua perasaan itu akan terjawab Princess. dia tidak akan pernah memilikimu sayang" seolah malam menjadi saksi. seberapa gelap aura yang sekarang menguar dalam tubuhnya. sampai dia meninggalkan tempat itu seolah aura gelap itu masih tersisa disana.

Menguar dan bercampur dengan aura membunuh penuh kebencian yang menguar dan terus menguar dari seorang lelaki yang juga melihat kejadian itu.

" lo gagal menjaga adik lo Alex, Ckk!!. seharusnya gue tidak perlu mengirimkan gambar itu. kalau kejadian seperti ini saja tidak bisa kau hentikan.. dasar rival tak berguna" Beny. ya dialah Beny Kear.. yang terus manatap penuh kebencian pasangan di depannya.. yang kemudian ikut pergi mengikuti mobil yang juga ikut menyaksikan kejadian itu. tampa mereka sadari.

" maaf" ucap seorang gadis setelah beberapa detik membiarkan lelaki di depannya begitu dekat dengannya.

" tak apa. aku ngerti kok" balas Al kecewa. tapi dia tidak bisa memaksa gadis didepannya..

" sebaiknya kita pulang" seolah hatinya berkata. kalau ini salah. kalau semua ini tidak benar. kalau ada hati yang telah dia sakiti melebihi lelaki di depannyaa.

" baiklah" ucap Al meng iyakan.

Tidak ada yang tahu. sebenarnya apa yang terjadi. tidak ada yang tahu, kalau ciuman itu tidak pernah terjadi. hanya hembusan napas dari kedua insan yang saling menerpa wajah pasangannya. beradu dengan dinginnya malam. membuat mereka betah untuk berlama lama saling menatap. tapi sebelum ciuman itu terjadi. seolah satu hati tak ingin melepaskan ciuman pertamanya kepada pasangannya.

. hanya ada kata hampir disana. tidak pernah ada kata telah terjadi..

***


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C34
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen