App herunterladen
40.24% My Possessive Brother / Chapter 33: Bab 33. Gara-gara Rival

Kapitel 33: Bab 33. Gara-gara Rival

Siapa yang tidak tahu. tentang Party sweet seventeen Alex.. undangan semua sudah tersebar kepada seluruh teman-teman mereka. bahkan satu sekolah pun sudah di undang. tinggal menghitung hari saja. maka pesta mewah nan megah itu akan berlangsung.

Masalah hukuman Alex dan Alexsa yang di terima mereka dari Carla. semuanya sudah selesai. satu minggu lebih awal dari waktu yang telah ditetapkan..

Alasannya. karena Alex yang akan berulang tahun dan juga harus latihan dengan Tim Basketnya. untuk Pertandingan Bulan depan.

Lexsa yang masih menyimpan beberapa lembar undangan dalam tasnya . menghentak kan kakinya kesal. pasalnya Alex tidak mengizinkannya mengundang selain yang berjenis kelamin sama dengannya.

Alexsa melangkahkan kakinya cepat. tujuannya hanya satu, yaitu gerbang samping sekolahnya. dia sudah meminta Pak satpam sekolahnya untuk membukakan gerbang. tentu itu mudah untuk dia lakukan. karena tidak ingin kakaknya itu menggagalkan rencananya untuk pulang bareng sama pacarnya Alcio Corner.

" hy sayang" sapa Al yang sudah berdiri didepan Lexsa. dengan senyum bahagia.

" sudah yok pergi. keburu Kak Alex muncul" ucap Lexsa seraya masuk ke jok penumpang dalam mobilnya.

" iya yang, benar juga. kamu bisa di culik lagi ya yang sama dia.," balas Al mulai mempersalahkan kejadian tadi pagi saat dia menjemput Lexsa di rumahnya. dan gagal karena ulah rivalnya yang notabe adalah saudara pacar cantiknya itu.

Lexsa menatap Prihatin kearah pacarnya ini. selama jadi rival kakaknya sepertinya otaknya mulai geser.

ni kak Alex yang saraf. atau pacar gue sih.. nasib nasib, untung ganteng lo Al.

Lexsa membuang pandangannya keluar jendela. Al yang melihat itu menampilkan ekspresi waspada. siapa tahu Rivalnya itu sedang mengejarnya. tapi siapa yang tahu. kalau ternyata Alex masih berada di sekolahnya. sedang kalang kabut mencari keberadaan adiknya.

" bisa diam gak sih lo Lex" ucap Daniel jengkel. melihat kelakuan sahabatnya. yang akhir-akhir ini otaknya sedikit geser itu.

" adik gue.. Lexsa , kemana tu anak" Alex mulai mengulang dialognya lagi. entah itu sudah yang keseberapa kalinya.

" sudah pulang kali" balas Reno kembali meminum air mineral yang dibawa Bella untuknya. yang sekarang kekasihnya itu sudah ngacir entah kemana. dan semua ini karena kelakuan Alex yang memaksa mereka keliling sekolah hanya untuk

mencari seorang Alexsa.

Alex memainkan ponselnya. sebuah notifikasi pesan muncul di handphontnya. yang entah siapa yang mengirimkan pesan untuknya.

" Siall!!!!" Alex mengumpat kesal setelah melihat gambar yang dikirim oleh nomer yang tak dikenalnya itu.

" kenapa lo" kali ini Dion membuka suaranya jengkel. akibat teriakan yang diikuti umpatan kesal dari sahabatnya itu. dia tersedak minumannya sendiri.

" Adik gue. di culik sama si Corner, gue gak terima. dia nyulik adik gue. awas saja kalau dapat. gue matiin tu anak.," ucap Alex marah.

" Reno lo siapin kain kafan. dan lo Xarly siapin air kembang tujuh rupa. dan lo Daniel sama Dion gali kubur yang dalam lo pada" ucap Alex berapi-api. yang tentu hanya dibalas tatapan aneh keempat temannya.

" siapa yang meninggal Lex" tanya Xarly dengan polosnya.

Daniel menatap prihatin kearah kekasih Monica itu. kenapa bisa seoon itu.

" Untuk si Corner. jangan lupa batu nisannya juga. . " ucap Alex seolah dia adalah seorang spicopat yang sedang memerintah anak buahnya. untuk mempersiapkan makam untuk korbannya.

" siap kabten" Reno dan Xarly berseru semangat yang langsung berlari menuju Mobil mereka masing-masing. meninggalkan Daniel dan Dion. yang menatap heran kepergian ketiga sahabatnya.

" teman gue pada gila" ucap Daniel sambil menepuk jidatnya.

" sepertinya kita harus jauhkan Alex dari Alcio itu. setelah mereka bertemu di pertandingan basket dan jadi rival. Otak Alex jadi geser. " balas Dion sambil memasang ekspresi wajah serius.

" sayang tante beca punya anak kayak gitu. untung tante beca cantik" balas Daniel sambil geleng-geleng kepala tak habis pikir.

" apa hubungannya sama tante beca" tanya Dion tidak mengerti dengan ucapan Daniel. yang jelas-jelas sekarang mereka sedang tidak membahas orang tua Alex.

" yang ada tu. sayang Alexsa punya saudara dari yang dingin kayak balok es. eh sekarang sudah gak waras kayak orang gila gitu" lanjut Dion dengan semangat .

" lo bilangnya sayang Lexsa. punya saudara kayak gitu. nah lo dekatin Alex waktu tu, biar bisa dekatin adik nya. " cibir Daniel tak terima.

" ya waktu itu kan beda.." Dion berusaha menghindar dari pembahasan yang sudah mulai memojokkannya itu.

" ngeles aja lo kayak bajai bang mamat" Daniel bercibir ria. melihat temannya yang sudah salah tingkah itu.

" aah malas gue ladenin lo. mendingan gue bantu Alex buat siapin kuburan buat si Corner. siapa tahu nanti Lexsa mau sama gue" Dion berucap dengan semangat sambil berlalu pergi dengan mobilnya meninggalkan Daniel yang sudah seperti orang

oon setelah mendengar ucapan tampa dosa itu.

" oiii tungguin gue. ya elah ni sekolah udah sepi lagi. oiii gila anaknya om rudi, kapan warasnya ya. sudah jelas jelas gak diterima sama Lexsa. masih aja ngejar. gak tahu aja penjaganya si Lexsa kayak setan gitu, masih mau dihadapi. gue mah mundur aja lah. " Daniel merutuki kebodohan temannya itu. dengan terburu-buru Daniel meninggalkan parkiran sekolah yang sudah sepi . melaju pergi menyusul sahabat masa kecilnya yang mungkin sekarang sedang membunuh pacar adiknya sendiri.

***

Jauh dari tempat mereka menyusul rencana. disana ada seorang Laki laki yang tersenyum cerah setelah melihat hasil dari apa yang dia perbuat. sesekali jemari panjangnya mengetuk ngetuk pelan dimeja Caffe yang sedang sedang dia duduki. seolah sedang memainkan piano, yang mengalunkan melodi indah seindah kemenangan yang dia dapat sekarang. dan pasti akan diikuti kemenangan lainnya.

'"yaelah gak usah sok sokan main piano deh lo. piano di rumah aja, jarang lo sentuh. " cibir eeorang gadis. kesal, seolah semua gerak gerik lelaki itu mengganggunya .

" hahaha" lelaki itu tertawa renyah, ekspresi membunuh yang sedari tadi dia tampilkan. hilang entah kemana.

"Ck!!! ekspresi lo kayak orang gila sekarang Beny" balas salah seorang gadis bersurai Drak Blue. sambil meminum americano nya.

"Gue merasa kita sangat menyedihkan, bukan" ucap gadis bersurai coklat. yang merupakan sepupu dari Beny Kear. Mega Oliver Kernad.

"maksud lo" tanya gadis besurai Drack Blue. Karin Biliendra .

" kita mencintai sepasang saudara. yang masing-masing dari mereka. bahkan tak ingin jatuh dalam pelukan kita. hanya kita disini yang mengejar. sedangkan mereka tak pernah memperdulikannya. " Mega menerawang jauh, seolah-seolah menyesali semua yang dilakukannya selama ini. ikut menyukai kakak kelasnya. yang terlalu mencintai adiknya. sangat menyedihkan.

" lo mengaku kalah. bagus deh, akhirnya lo nyadar juga, lo emang gak pantas saingan sama gue." Karin tersenyum mengejek. kearah sepupu jauhnya yang sudah mengaku kalah.

"eemm terserah lo saja. lagipula masih banyak cowok lain yang masih tak kalah ganteng dan keren dari pada kak Alex" Mega mengibas ngibaskan tangannya di depan wajahnya. seolah berusaha mengusir wajah wajah Alex yang seolah-olah terus membayanginya...

"Ck. dasar!! " Beny mendengus kesal. melihat dua gadis didepannya yang tak pernah akur itu.

"gue harus pergi, ada hal yang harus gue urus" ucap Beny kemudian meninggalkan beberapa lembar uang disana.

"tu sekalian gue traktir kalian" ucap b8eny yang memang mengeluarkan sedikit lebih banyak uang yang diletakkannya diatas meja.

"mau kemana sih lo" tanya Karin heran dengan cowok didepannya yang terlihat sangat buru buru.

"paling ada yang membuat keributan lagi di Clubnya" balas Mega. sambil meminum kembali minumannya.

Karin yang mendengar itu hanya mengangkat bahu tak peduli, lagipula Beny tidak perlu bantuan mereka untuk mengurus hal-hal remeh seperti itu. Beny punya anak buah yang lebih dari cukup.

Beny tak mengindahkan kedua sepupunya itu. dia mengeluarkan Handphonenya dan mulai menelpon seseorang. ekspresi yang dia tampilkan tampak serius. sepertinya mereka membicarakan hal yang sangat serius.

Beny mematikan Handphonenya, kemudian melajukan mobilnya secepat yang dia bisa. menerobos padatnya lalu lintas jalan raya. .

terkadang menyerah bukan sebuah pilihan, tapi apabila dengan menyerah jalan yang lebih indah akan terbuka. Mengapa tidak.

***


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C33
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen