Mobil yang dikendari Alex akhirnya memasuki kawasan IHS, Alexsa langsung mengedarkan pandangannya kesekeliling berharap kalau sekolah belum terlalu ramai. Tapi sayangnya semuanya tidak sesuai harapannya, suasana sekolah benar-benar sudah sangat ramai bahkan parkiran sudah penuh. Hanya tempat parkir yang biasanya digunakan Alex yang masih lenggang, sepertinya sudah jadi aturan tidak tertulis bagi siswa lainnya untuk tidak menyentuh area parkiran yang Alex serta teman-teman kakaknya gunakan.
Setelah Alex memarkirkan mobilnya dengan benar, Alexsa segera turun dari mobil kakaknya itu tidak peduli dengan kekehan geli yang Alex lontarkan untuk mengejeknya. rasanya begitu malas menanggapi kejahilan Alex pagi-pagi begini. apalagi dengan moodnya yang sekarang sangat buruk setelah kejadian tadi pagi.
"Princess" panggil Alex setengah berteriak, gadis itu benar-benar ingin menjauhinya sepertinya. Bukankah mereka sudah baikan tadi di mobil?.
Alex berjalan cepat menyamakan langkahnya dengan Alexsa, seolah megetahui niatnya Alexsa langsung berjalan semakin cepat yang bahkan sudah terlihat setengah berlari. Alex terkekeh pelan melihatnya bahkan mereka sudah jadi pusat perhatian sekarang. Ikut menyamakan langkahnya, Alex langsung merangkul bahu Alexsa saat tepat berada disamping gadis itu. Alexsa menepis kasar, tapi sayangnya rangkulan Alex jelas tidak semudah itu bisa dia singirkan begitu saja.
" jangan ngambek terus dong" bujuk Alex sambil tersenyum manis, apa lelaki ini tida sadar dengan jeritan tertahan para gadis yang melihat senyum manisnya yang sangat jarang dia tunjukkan itu.
" bodo amat" balas Alexsa tidak peduli, jelas sekarang menutup telinga jauh lebih menguntungkan dari pada mendengar bujuan Alex.
''yaaa itu Kak alex."
''i love you kak''
''wah makin tampan aja nii.. ''
''mau dong jadi pacarnya kak Alex.. ''
''untung saja, karena mereka saudara kandung. jadinya bisa PDKT dong ni.''
Dengar bukan, kalau saja dia tahu semuanya akan menggila hanya karena mengetahui satu fakta tentang mereka, dia pasti akan meminta kakaknya menyembunyikan status mereka saja. Hitung-hitung untuk mengusir Karin selamanya, dan juga mengusir para siswi yang bahhan dengan beraninya melempar senyum menggoda kearah kakaknya.
Mereka benar-benar gila, apa sekolah ini isinya wanita-wanita genit nan centil tidak tahu malu seperti mereka itu, apa neneknya tidak salah menerima mereka menjadi siswi disini.
''Oh tuhan''
Alexsa membatin jengkel, netra kelamnya menyorot tajam para wanita yang sekarang malah dengan beraninya melambai-lambai manja kearah kakaknya. Apa selama ini kakaknya selalu disuguhkan pemandangan yang seperti ini.
''Menjijikkan''
" jangan dengarkan mereka" ucap Alex yang jelas sangat tahu apa yang sekarang adiknya piirkan, wajjah jengkel dan netra kkeam yang menatap tajam kearah sekumpulan siswi itu sudah menjelaskan semuanya padanya.
" bukan nya itu bagus, itu artinya Kak Alex semakin terkenal" sindirnya, sambil mendelik tak suka kearah para siswi yang masih setia memanggil nama Alex
''I love you Alex''
What! Alexsa melotot tak percaya mendengar teriakan nyaring dari seorang siswi yang dia tidak kenal siapa.
'' pengen di tampar memang''
" Ah lihat lah!, bahkah mereka secara terang-terangan menyatakan perasaannya, waaah sepertinya Kak Alex cepat dapat pengganti nenek sihir itu" Sinis Lexsa yang semakin membuat Alex ingin tertawa keras, gadis ini berusaha menyindirnya tapi sangat jelas Alexsa bahan tidak suka melihatt pemandangan pagi yang sudah sangat terlalu sering dia lihat itu. dia sudah terbiasa dengan semua ini, selama mereka tidak terlalu dekat dengan nya dia tidak masalah.
" tapi sayangnya kakak tidak suka mereka, tapi_"
" aa tentu saja. kakak kan suka sama tu nenek sihir" Alexsa memotong cepat, membuatnya tidak tahan langsung mengacak gemas surai indah adiknya dengan wajah jengkel yang malah membuat Alexsa tersneyum senang melihat kejengkelannya.
"kakak sukanya sama kamu, My Princes" Alex tersenyum senang, lihatkan! Alexsa langsung terdiam karenanya. Tapi sedetik kemudian gadis itu langsung tersenyum lebar dengan wajah berbinar cerah
“tentu saja, aku adikmu yang paling cantik” narsis sekali, Alex menggeleng takjub melihatnya.
Tapi tidak lama setelahnya Alexsa malah menatanya sinis membuatnya heran mengapa ekpresi adiknya terlalu mudah berubah-ubah
''Ck! Dia mengalihkan perhatian.''
"kak Alex gila" umpatnya kasar dengan cepat menghempaskan tangan Alex dan berjalan cepat meninggalkan Alex yang menatapnya dengan senyum menyebalkan. Membuatnya tambah kesal saja.
''dasar menyebalkan. gilaa..''
Alex menatap dalam diam kepergian Alexsa, setelah yakin adiknya itu menuju kelas dia langsung mengedarkan pandangannya menatap tajam sekelompok siswa yang sedari tadi tertangap basah sedang menatap Alexsa penuh minat.
''Kalian salah memilih target boy''
Alex tidak berbohong, nyatanya pesona seorang Alexsa Wilshon tidak mudah untuk ditolak. Sampai dia berani melayangan rasa dengan debaran didada yang membuatnya langsung berpikir keras.
Apa dia sudah gila, dia malah berdebar pada saudaranya sendiri. Tapi benarkah?
Alex menggeleng pelan, tapi senyuman manis yang Alexsa berikan saat dia berkata suka malah membuatnya ikut tersenyum senang.
yaa kak alex lihat sini dong.
senyumnya indah banget.
"cihh,, menyebalkan "
Dia lupa sedang berada dimana sekarang, menyebalkan sekali. Dengan cepat dia melangkah pergi dari sana ikut masuk kedalam kelasnya lebih baik dari pada mendengar teriakan tidak penting para siswi di sekitarnya.
Sampai dia tidak sadar kedua netra tajam yang menatap sinis kearahnya, dengan amarah membuncah ingin meledak saat itu juga.
" cih” kembali dia berdecak kesal setelah Alex menjauh tapi sayangnya dia malah tidak bisa mendekat.
" sepertinya tidak akan mudah untuk lo dekatin Alex lagi. Karin" Shion nama gadis itu menepuk pelan bahu Karin memberi semangat
" gue pasti bisa dekatin Alex lagi Shion, dia hanya saudara perempuannya bukan pacarnya," balas Karin mencoba tenang. melihat itu Shion tersenyum miring penuh misteri, senyum yang selama ini selalu membuat Karin bertanya-tanya sebenarnya apa yang temannya ini sembuanyikan darinya
" tenang saja Karin kami pasti akan membantu lo nyingkirin bocah ingusan itu” ucap Shion lagi yang dibalas anggukan mantap dari dua gadis yang sedari tadi berdiri diam di samping Karin.
Karin tersenyum manis, sudah seharusnya dia tenang dan memikirkan semuanya dengan kepala dingin. Sampai dia bisa memastikan Alex akan tetap menjadi miliknya.
Alex itu milik gue.
***
hy siapa itu.
sepertinya mereka bukan dari sekolah ini,
gantengnya.. gue mau dong jadi pacarnya.
suara cekikikan yang diiringi ucapan kagum itu mengiringi langkah pemilik netra coklat setajam elang itu yang terus memberikan tatapan tajam untuk siapa saja yang dia lihat, tapi sayangnya bukannya menjauh para kaum hawa yang menatapnya sedari tadi malah semakin terkagum-kagus menatap kearahnya.
" lo yakin bolos hanya mau kesini" tanya Davit heran, sambil sesekali tersenyum manis ke beberapa siswi yang menatap kagum kearah mereka sambil melambai-lambai manja yang jelas malah membuat sahabatnya menatap muak.
" lebih bbaik kita balek, atau ngedugem sekalian" lanjutnya lagi tanpa peduli dengan tatapan jengkel yang sahabatnya layyangan atasnya.
" dugem kepala lo, lo pikir enak dugem jam segini" Alcio Corner, lelaki yang sedari tadi menyorot tajam sekelilingnya kini beralih menatap jengkel salah satu sahabatnya yyang dia ajak kemari.
" hahaha, santai brada" Davit menyengir lebar, Al benar-benar tidak bisa diaja bercanda sedikitpun
" jadi karena ini jam istirahat, kemana dulu kita mencari gadis pujaan hati lo itu " lanjut Davit sambil tersenyum menggooda, dia sudah sangat mirip seperti para wanita yang sedari tadi tersenyum menggoda kearahnya membuatnya ingin muntah saja.
" jijik gue " balas Al sambil terkekeh geli. Bagaimana mungkin dia bisa betah bersahabat dengan sepupu Devon ini.
tapi_
" lo ikut gue " mencari gadis yang membuatnya penasaran akhir-akhir ini lebih penting sekarang dari pada meladeni Davit dengan semua sifat menyebalkan lelaki ini.
***
sedangkan di sudut lain IS, tempat yang menjadi incaran para penghuni IS di jam istirahat nampak begitu sesak dengan siswa-siswa yang sibuk mencari tempat duduk di antara lautan manusia yang sudah menjerit kelaparan sedari tadi.
" Alexsa " teriak seseorang saat melihat gadis bersurai hitam itu sedang sibuk mencari tempat duduk. Alexsa tersenyum senang saat netra kelamnya mendapati salah seorang sahabatnya yang melambai manja kearahnya, akhirnya dia mendapatkan tempat duduk tanpa harus sibuk kesana kemari dan mendengar godaan-godaan para siswa yang menawarinya tempat duduk.
" lama lo" ucap Monika setelah Alexsa duduk di depannya disamping Feby yang terlihat tenang dengan menikmati nasi sotonya.
" memangnya sejauh apa toilet sekolah sampai kamu butuh waktu selama ini untuk sampai disini" tanya Salsa heran, jelas sekali disini dia juga heran mereka sudah sangat lama menunggu Alexsa menyusul.
" di hongkong, kebetulan jalanan macet jadinya agak lama, " jawab Alexsa asal,
" dasar" balas mereka secara bersamaan sebelum akhirnya kembali sibuk dengan maan siang mereka yang sempat tertunda karena kedatangan Alexsa tadi. Tapi_
“haha kalian bisa saja, aku bahkan sampai tidak tahu kalau ternyata Alex dan Alexsa saudara kandung, aku jadi merasa bersalah jadinya” suara ribut-ribut yang berasal dari meja yang berjarak dua meja dari mereka berhasil membuat mereka menatap heran.
“lo juga pun Karin, sangking cinta nya lo sama Alex, sampai tidak bisa ngebedain yang mana orang pacaran dan yang mana yang saudaraan”
“ya, sebenarnya pun gue masih kesal, karena kejadian waktu itu” ucap karin sambil menyentuh pipinya yang seketika mengundang gela tawa mereka.
“ya tapi gue gak nyangka lo Lex, Alexsa bisa nampar Karin sekeras itu haha” dan kembali gelak tawa itu terdengar renyah, bahan sekarang namanya juga dibawa-bawa membuat Alexsa mendelik jengkel pemandangan tidak menyenangkan diseberang sana.
" kak Alex" Alexsa mendelik esal melihat Alex yang duduk tepat disamping Karin
" hy bukan kah itu Karin dan teman-temannya" tanya Feby, yang berhasil membuat ke empatya langsung menatap intens ke bangku yang tak jauh dari mereka.
" ngapain dia duduk bareng sama gengnya kak Alex, sambil cekikikan gitu lagi" ucap monic tiak suka_
" ngapain tu cabe duduk samping kak reno" ucap Bella sinis, yang langsung membuat mereka menatap aneh kearah Bella yang masih menggerutu kesal sambil menatap tajam kearah Reno.
Lah_ Bella menatap heran para sahabatnya yang tiba-tiba malah menatapnya serius, seolah pemandangan didepan merea kini sudah tidak menarik lagi.
" Apa" tanyanya aneh
" jadi benar kalau lo sama Kak Reno ada apa-apanya" tanya Alexsa, seolah ini keberadaan Karin disamping Alex bukanlah sesuatu hal yang penting lagi.
“hm, jadi itu bukan gosip eh” Monika tersenyum jail, sebentar lagi dia pasti akan disibukkan dengan berita kedekatan Bella dengan salah satu kakak kelasnya yang paling digandrungi para gadis disekolah ini karena sikap ramahnya.
Bella langsung gelagapan, bagaimana mungkin dia ketahuan secepat ini. Sebenarnya dia tidak berniat untuk menyembunyikan semuanya dia hanya tidak ingin jadi bahan gosip apalagi di antara sahabatnya ada anak penyiaran sekolah. Monika tidak akan melewatkan berita besar ini begitu saja.
" Ah lihat, Karin bahkan terlihat sangat akrap dengan Kak Alex, sepertinya mereka sedang membicarakan tentang kalian" Bella langsung berucap heboh ingin mengalihkan perhatian sahabat-sahabatnya.
" oya dan Shion juga sepertinya sangat akrap dengan Kak Reno" balas Alexsa sarkastik, sambil menatap Bella menuntut. Yang semakin membuat Bella tidak bisa mengelak lagi.
Mengapa juga dia tidak bisa menahan sedikitpun mulutnya.
" ok ok baiklah aku ngaku. Aku dan Kak Reno sudah resmi pacaran PUAS" Bella berucap kesal, mengapa juga dia harus jujur sekarang, dia pasti akan menjadi bahan gosip satu sekolah, tapi mengetahui satu sekoah aan menetahu hubungannya dengan Reno dan itu pasti akan membuat para gadis-gadis itu berpikir beruang kali untuk merebut Reno dari nya. Dia tida menyesal memberitahukkan sahabat-sahabatnya sekarang. Bahkan_
" APA" saat mereka berteriak bersamaan dan mengundang beberapa pasang menatap heran kearah mereka, dia malah tersenyum manis seolah tidak terjadi apa-apa.
" sejak kapan
“kenapa lo gak cerita”
“bagaimana bisa "
"lo ngutang cerita sama kita-kita bell" tuntut mereka secara serempak, tak perduli Bella yang menatap mereka sinis sambil tersenyum cerah, sangat tidak sesuai sekali. Karena sebenarnya Bella kesal tapi dia sedang senang sekarang, memiirkkan berapa banyak gadis-gadis yang akan dia pukul mundur setellah Monika membuat ini menjadi berita terpanas nanti.
" sejak pertandingan basket antara SMA kita dan SMA Laksana, hari itu menjadi hari ketiga kami kencan, dan kami baru pacaran setelah itu kok, jadi belum lama. " jelas Bella sambil memberikan senyuman polos tampa dosa, Yang semakin membuat merea melotot ta percaya.
" what kencan ketiga, wah wah kami bahkan selaku sahabat lo belum tahu apa-apa" balas monika sambil memasang tampang kesal, kalau saja dia tahu lebih cepat mungkin dia bisa mendapatkan foto kencannya Bella dan Reno yang akan semakin membuat ini menjadi tranding topik minggu ini, setelah kabar Alex dan Alexsa bersaudara yang suses membuat seolah mereka gempar.
" hmm sepertinya tidak ada lagi yang tertarik dengan keradaan Karin diantara kakak kelas kita" ucap Bella sambil menunjuk kearah Karin yang sekkarang dengan beraninya merangkul Alex, tapi sayangnya malah ditepis kasar oleh Alex. Ok itu sepertinya bukan ancaman lagi untuk Alexsa, sepertinya gadis itu tidak perlu bersusah payah menyingkirkan Karin lagi.
“bagaimana kalau lo pacaran sama gue aja karin, kan lumanyan dari pada lo di tolak terus sama Alex” suara Dion mengalun dengan santainya, tidak sadar siapa ang sekarang menatap jijik lelaki itu.
“playboy Brengsek” Bella tersenyum senang, menatap Sallsa yang sudah siap melempar Dion ke kawanan buaya, dia lupa Dion itu abang rasa nano-nanonya Sallsa.
“sayangnya gue sukanya sama Alex, ya kan sayang.. "
" gue gak nyangka kalau tu cabe masih saja gencar buat dekatin kakak lo" ucap Salsa yang merasa terganggu dengan percakapan kakak kelasnya itu, jelas sekali gadis itu sudahh siap melempar salah satu diantara mereka yang masih saja melempar godaan yang membuatnya muak
" apa lo gak tertarik buat bergabung dengan mereka Lexsa" tanya Monika yang melihat jelas melihat Alexsa kembali menatap tak suka ke arah Karin, melupakan permasalahan Bella yang tadi sempat mengalihan fokusnya.
" untuk apa, kak Alex juga terlihat sangat menikmati kebersamaannya bersama musuh adiknya, tanpa memperdulikan adiknya yang cantik ini" ok Alexsa malah bernarsis ria, tapi siapa yang akan membantah nyatanya Alexsa memang cantik dengan netra gelap yang selalu menyorot tajam, dan surai hitam legam gadis itu yang membingkai indah wajah putihnya, membuat Alexsa benar- benar telihat bagai boneka saja.
dasar Kak Alex menyebalkan, seenaknya bermestraan dengan itu cabe, gak ingat apa itu musuh gue kali, dia pernah buat gue jadi adonan kue, ihh sumpah deh, nyebelin banget lo kak."
Tapi tatapan sinis yang Alexsa layangan kearah karin cukup memberitahu mereka, Alexsa tidak akan membiarkan karin duduk tenang disamping Alex.
Kring kring kring
" ya ya, terserah lo deh" ucap Feby tidak ingin ikut campur, apalagi dengan bel yang sudah berbunyi memaksa mereka untuk segera kembali kekelas.
" sepertinya kita harus masuk guys, kalau tidak ingin diomelin Buk Santi, karena terlambatt di jamnya. " ucap Monica yang kemudian pergi dari sana dengan diikuti ke empat temannya. Memang mau bagaimana lagi kan_
Alexsa berjalan santai melewati bangku kakak nya, rahut kekesalan jelas masih menghiasi wajah nya yang sedikitpun tidak ingin dia tutupi sambil berjalan tenang melewati meja tempat kakak nya duduk sampai akhirnya satu suara berhasil membuatnya menghentikan langkahnya.
" Princess " Alexsa tersenyum sinis mendengar Alex memanggilnya tapi tetap saja dia memutar tubuhnya menghadap Alex sambil memberi tatapan heran.
" kamu sudah makan" tanya Alex, Alexsa memilih diam
" kemarilah!" ajak Alex akhirnya setelah melihat Alexsa hanya diam dan menatapnya heran.
" Ah tidak, kami sedang buru-buru" tolak Alexsa sambil tersenyum manis, sadar Alex ingin menahannya disini dan membantu lelaki itu keluar dari situasi yang jelas tidak diinginkan Alex. Bahan raut tidak nyaman itu terlihat jelas dimatanya.
Alexsa menatap sebentar makanan yang berada di depan Alex hanya segelas jus tomat dan spageti, bahkan kakaknya belum menyentuh sama sekali spageti yang kakaknya pesan
" lagipula sepertinya aku sedang diet, aku tidak ingin nanti tubuhku penuh dengan lemak, hanya karena makan berlebihan"
Uhukk uhuk
Alexsa tersenyum sinis, netra kelamnya menatap sinis Karin yang sudah melotot tajam kearahnya dengan tangan sibuk mengelus dada akibat batuk dadakan tadi. Dia yakin kalau saja tidak ada Alex disini, gadis itu pasti sudah melabranya sekarang.
" lo gak apa-apa Karin, ah kak karin," Karin semakin menatap tajam gadis didepannya, jelas sekali Alexsa sedang memancing amarahnya sekarang
" Ah itu terdengar tidak cocok Alexsa" timpal Monika ikut memanaskan suasana, melihat wajah jengkel karin benar-benar membuatnya tidak tahan ingin membuat wanita didepannya ini semakin jengkel.
" yaa, gak cocok ya" balas Alexsa sambil memasang ekpresi sedih yang jelas sekali itu hanya dibuat-buat.
" ya sudah lah mau bagaimana lagi, sepertinya gue akan tetap memanggil lo Karin saja " lanjut Lexsa kemudian tersenyum sinis.
"Menyebalkan"
Karin yang sedari tadi berusaha menahan amarahnya, akhirnya ikut terpancing juga. Alexsa benar-benar mengujinya
"tentu saja lagipula gue juga gak mengharapkan panggilan kehormatan dari lo " balas Karin tak kalah sinis, tidak peduli lagi dengan keberadaan Alex disampingnya. Menuntaskan emosiny jauh lebih penting sekarang.
" Ah sayang sekali, padahal Kak Alex pasti senang mendengarnya" Lexsa berucap sedih sambil menatap kearah kakaknya yang masih setia menatapnya tenang.
Sok keren sekali
Kemudian mengangguk-angguk pelan sambil meletakkan satu tangannya di dag seolah seddang berpikir keras.
" gue rasa, gue gak perlu bertindak lebih, karena apa_” Alexsa menatap Karin rendah, sebelum melanjutkan “ lo tidak semenarik itu Karin” Karin menggeram jengkel, bolehkah dia menyiram wajah sombong gadis didepannya ini dengan jus jeruk didepannya?.
"gue gak bakalan kasih restu lo sama kak Alex . cabe."
"gue gak perlu restu lo bocah"
Karin mendelik tajam ke arah Lexsa, mengapa dia harus berhadapan dengan gadis semenyebalkan Alexsa Wishon dan lagi gadis itu adalah saudara dari cowok yang dia taksir.
"Sial"
" kok panas ya" ucap Xarly sambil mengipas-ngipaskan wajahnya dengan tangan seolah-olah hari ini benar-benar panas.
Alexsa yang menyadari akan sindiran itu hanya tersenyum manis namun sinis. Tapi_
" kamu mau sayang"
sebuaah suara manis nan lembut berhasil menghancurkan konsentrasi mereka yang jelas sekali sedang di lingkupi aura gelap dari gadis-gadis yang ada disana.
" eemm enak, makasih kak reno" tapi mengapa kedua manusia itu alah asik mojok berdua seolah mmereka tida ada, membuat mereka langsung menatap kesal kearah pasangan yang sedang suap-suapan di ujung meja.
" serasa dunia milik berdua" sindik Daniel, saat melihat pasangan yang baru jadian itu.
" kalian benar-benar tidak sadar situasi" Geram Salsa. Sambil mmemekul keras bahu Dion.
“lah, kenapa Gue” kesalnya yang sayang nya malah diabaikan Oleh gadis dibelakangnya.
" yang lagi beradu argumen kan kalian. " balas Bella cuek sambil meminum minuman Reno yang tergeletak manis di depannya.
Reno yang melihat kelakuan kekasih hanya tersenyum manis, kemudian mengelus pelan surai indah Bella Membuat gadis itu menunduk malu.
" kerasa kita cuma ngontrak" timpal Lexsa sambil menatap jengkel kearah sahabatnya.
" ok guys, sudah waktunya kita pergi. " tidah tahan lagi dengan pemandangan didepannya Feby langsung menarik Bella menjauh dari Reno.
" dah Kak Reno, Bella nya kami sita ya" sambungnya lagi yang di balas tatapan kesal dari Bella, padahal aru saja dia bisa membuat Shion tidak berkutik sama sekali mengetahui hubungannya dan Reno. Dan Feby sudah menariknya pergi.
"Menyebalkan sekali''
" ya kali sita. lo kira gue barang " balas Bella tersenyum masam.
" sebaiknya kita pergi" ucap Alex langsung berdiri dan merangkul bahu Alexsa tidak perduli Alexsa yang terus mengumpat kesal padanya.
" yaa kak Alex lepasin dong" protes Alexsa kesal menanggapi kelakuan jail Alex. yang merangkul bahunya erat, sambil setengah menyeretnya pergi.
Kalau mau kabur dari Karin mengapa juga dia juga dibawa-bawa.
" ayo, kakak antar kamu ke kelas" ucap Alex tiak perduli dengan omelan Alexsa.
" siall, gue di kacangin" umpat Karin yang masih menatap kesal ke arah Alexsa yang sudah di bawa pergi oleh Alex. Selalu saja gadis itu menggagalkan semua rencananya, padahal tadi dia dan Alex sudah jauh lebih dekat tadi, mereka bahkan sudah kkembali bisa berbicara santai.
" ok dadah semua, kami harus masuk kelas" pamit monika, sambil tersenyum sinis ke arah karin dan teman-temannya yang masih duduk di meja tersebut, sepertinya mereka tidak ingin beranjak pergi.
Siapa yang peduli.
" kurang ajar awas lo Alexsa" umpat Karin kesal.
" padahal gue lagi PDKT sama Reno, lagipula sejak kapan mereka pacaran, kenapa gue gak tahu" shion mengumpat kesal.
"awas saja lo. lo yang mengibarkan bendera perang, ok gue terima. kita lihat nanti siapa yang akan kalah Alexsa Willson. jangan pernah lo main-main sama gue, lo gak tahu siapa gue bocah."
"Kurang ajar. Brengsekk"
***