App herunterladen
8.53% My Possessive Brother / Chapter 7: Bab 5. Lexsa Wants

Kapitel 7: Bab 5. Lexsa Wants

Hiruk pikuk taman hiburan langsung menyambut kedatangan Alex dan Alexsa yang sukses membuat Alex ingin mengumpat saat itu juga, Keadaan yang panas ditambah ramainya pengunjung membuatnya semakin bertanya-tanya mengapa Alexsa malah mengajaknya kemari. Apa saudaranya ini ingin balas dendam padanya.

"kak Alek ayok naik biang lala itu" Paksa Lexsa sambil menarik tangan Alex.

Alex yang merasa kesal hanya bisa pasrah, dia tidak bisa membantah keinginan adik perempuannya yang satu ini. Bahkan dia rela pergi ketaman bermain yang sangat ramai ini dan meninggalkan latihan basketnya dengan Timnya.

" kak kita naik itu juga yok" ajak Lexsa lagi tanpa memperdulikan keadaan Alex yang sekarang sedang menahan mual dari perutnya. Dan sekarang Lexsa sudah menunjukkan permainan baru yang pasti akan membuat isi perutnya keluar semua.

Alex hanya menatap ngeri kearah Lexsa, yang di balas Lexsa dengan cengiran tak berdosa.

" Princes sudah ya" mohon Alex yang hanya dibalas gelengan kepala pasti oleh Alexsa, Senyum manis masih terukir diwajahnya. dan Alex sadar, sedikitpun dia tidak bisa membantah. Bahkan saat senyum itu berubah menjadi seringai yang menyeraman untuknya, dia hanya bisa meringis ngeri membayangkan semua hal buruk yang akan menimpanya setelah ini.

" gak ada bantahan Prince" Alexsa menatap tajam dirinya, Alex kembali menyorot gadis di depannya memohon. Bukan karena takut untuk menaiki setiap permainan yang Alexsa inginkan. Tapi membayangkan setiap putaran yang permainan itu ciptakan benar-benar membuatnya mual seketika.

" Baik lah" tidak tahan terus ditata setajam itu, Alex mengangguk pastrah dan ikut saja saat Alexsa menyeretnya mendekati tempat permainan rolling causter yang pasti akan membuatnya muntah-muntah.

Dan benar saja, setelah puas dengan permainan yang mengacu adrenalin itu. Alexsa tersenyum puas, netra kelamnya menyorot sekelilingnya semangat. Kakinya sudah siap untuk kembali melangkah mendeati permainan lainnya, sebelum suara Alex disampingnya membuatnya langsung menatap lelaki itu Khawatir.

UWEEEKK

" kakak baik-baik saja" panik Lexsa, padahal awalnya dia hanya ingin mengerjai Alex saja. Tappi malah begini jadinya, dia benar-benar menyesal.

"kok kakak lemah banget sih, masak kalah sama cewek" sindir Lexsa, tapi bukan dia namanya kalau tidak mengejek lelaki ini.

UWEEKKK

Hanya suara muntahan itu yang membalas ucapan Lexsa. Dengan rasa khawatir mulai membuncah akhirnya Lexsa menyudahi aksi balas dendamnya, mengingat Alex yang memang tidak menyukai semua hal yang dia lakukan hari ini. apalagi semua permainan yang dia pilih, Alex benar-benar tida menyukai semua ha yang berputar-putar seperti tadi.

Ok, dia tahu. Dia seudah keterlaluan disini.

***

.

Jauh disana, di lapangan basket. Di mana semua anggota Team basket sudah berkumpul disana dan hanya Alex yang tidak ada. dan itu sukses memancing amarah sang pelatih, bagaimana mungkin sebuah team bisa latihan tanpa kapten Teamnya. Berkali-kali Pak Romi berteriak murka menanyakan dimana Alex sekarang, tapi sayangnya hanya keheningan yang dia dapatkan.

"DIMANA ALEX". Lagi dan lagi teriakan Pak Romi memenuhi gedung olahraga, para anggota Clup basket yang satupun tidak tahu dimana Alex sekarang hanya bisa diam. Tidak ada yang bersuara, hanya Xarlly yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya menghubungi pelaku yang sudah membuat mereka jadi pelampiasan emosi Pak Romi.

" kami lagi berusaha menelponnya pak" akhirnya Xarlly membua suara, setelah lelah mendengar teriakan pelatih mereka. Dan tangannya yang lelah terus menerus menghbungi Alex tapi tidak diangkat oleh sahabatnya itu.

Pengen di bunuh emang ni anak

" telpon lagi, Dia pikir latihan ini untuk main-main.. " ucap pak Romi kesal, walaupun tak berteriak seperti tadi lagi. tapi itu cukup membuat semuanya mengumpati Alex secara serempak dalam hati mereka masing-masing.

awas lo Alex..

mati aja lo lex.

Punya kawan kok gini amat ya.

" Telpon lagi dia".. perintah pak Romi tidak sabar " yang lain kembali latihan lagi." lanjutnya.

Xarlly yang masih memegang ponselnya menggeram kasar, ingin mengumpat sayangnya dia tidak ingin memancing amarah ppelatih mereka lagi. Cukup Alex saja yang mendapat hukuman dari Pak Romi jangan sampai dia juga.

****

Alexsa menatap Alex yang masih saja memijit kepalanya kasian, Setelah perdebatan kecil dengan Alex tadi yang memang tidak ingin berlama-lama di taman hiburan itu. akhirnya Alexsa mereka memtuskan untuk singgah terllebih dahulu di restoran di salah satu pusat pembelanjaan yang berada tepat di depan arena permainan yang mereka datangi.

"kakak pesan apa" tanya Alexsa setelah memanggil salah satu pelayan disana dan mulai melihat buku menu yang diberikan padanya.

"soft drink, sama nasi putih, sea food, tumis kangkung, fried chicken, cumi goreng juga. Ah satu lagi kentang gorengnya juga " Alexsa menatap tak percaya mendengar pesanan Alex yang jauh dari kata biasa, dia menggabungkan semuanya. tapi bukan itu saja, dia memesan terlalu banyak. bahkan sangat banyak malah, mengingat porsi makan Alex yang tida sebanyak itu.

“kakak serius” Alex mengangguk mantap, memang apa yang salah. Mengapa Alexsa menatapnya sepperti itu.

“ itu terlalu banyak” Alex bergidik tak peduli, yang dia tahu dia ingin makan sekarang. Setelah kejadian yang memalukan tadi perutnya terasa sangat lapar. Melihat itu Alexsa mengangguk mengerti, memangnya dia bisa apa kan.

" saya pesan ice krim vanila blue mint. sama soft drink nya juga.," pesan Alexsa akhirnya, pelayan wanita yang tadi fokus mencatat pesanan Alex langsung mencatan pesanan Alexsa cepat setelah ditatap tajam oleh gadis di depannya.

“dasar ganjen”

" baiklah pesanan mbak akan segera siap, mohon ditunggu sebentar. " ucap pelayan itu sopan. kemudian dengan cepat berlalu dari hadapan mereka.

..

"jadi " tanya Alex, setelah dirasa ini adalah waktu yang tepat untuk mereka mendiskusikan semuanya

" apanya" Alex memutar mata malas, dia jelas tahu Alexsa hanya pura-pura tidak mengerti disini.

hee apa maksudnya itu?

Alexsa memberunggut kesal melihat respon yang diberikan Alex padanya. Alex bahkan menatapnya seolahh dia adalah gadis paling menyebalkan dimuka bumi ini. Ya walaupun dia akui dia memang sedikit menyebalkan, tapi tidak perlu harus ditatap semenyebalkan itu bukan.

Dasar menyebalkan

Alex yang tidak ingin membuka suara, menatap Alexsa lama ang dibalas dengan hal yang sama oleh gadis dihadapannya. Sampai akhirnya seorang pelayan datang dengan pesanan mereka, Alex langsung melahap makanan yang dipesannya tanpa peduli Alexsa yang semakin menatapnya jengkel.

apa dia sangat lapar.

"apa lihat-lihat. " sinis Alex yang sadar Alexsa malah memperhatikannya.

“sudah gak makan sebulan ya kak” sindir Lexsa yang sukses membuat Alex menatapnya sinis, gadis di depannya ini pasti tidak sadar siapa yang sudah membuatnya seperti ini. Jangan lupakan kejadian di taman hiburan tadi, semua itu cukup membuatnya kelaparan sekarang.

Ah sudah lah.

Alex embali fokus dengan makanannya, membuat Alexsa merotasikan matanya jengkel. Tidak bisa diajak berbicara sedikitpun saudaranya ini. Menghela nafas berat akhirnya Alexsa memilih diam, rugi saja kalau harus adu mulut dengan Alex. Bagaimanapun disini Alex lah yang sanggup berlama-lama diam dari pada Alexsa. Jadi rugi saja bukan mendebat Alex kalau yang Alexsa dapatkan hanya tatapan tajam dan keheningan saja.

Drrrrr

Alex meraih cepat ponselnya yang bergetar hhebat diatas meja. Disana nama Xarlly salah satu sahabatnya tertera. Membuat perasaan horor seketika melingkpinya. Pasti Xarly sudah berubah jadi makhluk halus sampai sanggup membuatnya merinding begini.

" hallo". sapa Alex cepat, namun teriakan di seberang sana sukses membuatnya menjauhkan ponselnya dengan cepat.

" dimana lo hah.."

Sial!

Alex megusab kupingnya sebentar, suara Xarly benar-benar tidak main-main. Pantas saja walalaupun bukan anggota tim penyiar seolah lelaki itu kerapp sekali mengisi siaran radio sekolah. Kekuatan Suara lelaki itu memang faktor utama.

" ada apa" tanya Alex tenang, walaupun sebenarnya dia sadar mengaa dia sampai ditelpon begini.

" ada apa lo bilang, Dimana lo sekarang cepat ke sekolah! Kita latihan oii, Latihan.. " balasnya masih berteriak seperti tadi, tapi paling tidak itu tidak sekeras tadi. Alex menghela nafas jengkel. Dia harus membujuk Alexsa sekarang. Ingin terlebih dahulu memaki Xarlly yang sudah berani membentanya seperti itu. Tapi mengingat faktor utama mengapa lelaki yang paling sering tersenyum itu bisa semenjengkelkan itu, dia langsung mengurungkan niatnya. Kali ini dia memakluminya.

" ya aku tahu, tapi aku gak bisa kesana sekarang!” dia tidak berbohong disini, tapi respon yang diberikan Xarly setelahnya berhasil membuat kepalanya nyeri.

"lo gila, cepat kesini! Pak Romi sudah mengamuk. anak- anak sudah jadi sasarannya, lo datang sekarang!"

" lo urus bentar, buat alasan gue lagi sama Lexsa” kembali dia dapat mendengar Xarlly menghela nafas kasar

"Gue bunuh juga lo, cepat kemari oi”

Alex terdiam sambil menghela nafas berat, netra kelamnya menatapp Alexsa sebenatar dan benar saja Alexsa sudah menantapnya sinis seolah mengancamnya. Dia benar-benar bingung sekarang.

" acara Lo sama Lexsa lanjutin disini saja deh, ya. gue udah males berurusan sama pak Romi, mendingan lo kemari sekarang!. atau gue bilangin Pak Romi lo gak datang cuma karena Lo lagi kencan buta sama cewek SMA laksana." Ancamnya yang sukses membuat Alex mendengus jengkel, apa sahabatnya ini ingin memfitnahnya.

"ok ok gue datang. " balas ALex jengkel. Dan searang bagaimana caranya dia bisa emmbujuk Alexsa.

"gitu do_

Alex langsung menutup telponnya begitu saja, terlalu malas kalau harus berlama-lama. ancaman murahan yang dipakai Xarly cukup ampuh mengingat SMA Laksana adalah lawan mereka nanti di pertandingan Basket antar sekolah yang menyandang gelar internasional. Tentu ini bukan pertandingan biasa, mereka mempertaruhkan kehormatan mereka disini.

" siapa." tanya Lexsa tidak suka ada yang mengganggu Alex saat saudaranya itu bersamanya

"Xarly"jawab Alex, sambil mengamati ice kriem Alexsa yang sudah habis tapi masih dimainkan oleh gadis itu.

“hm?” Alexsa mengernyit tidak paham, mengapa salah seorang sahabat kakaknya menelpon. Dia butuhh penjelasan disini, dan entah mengapa perasaannya langsung tidak enak.

" Pak Romi,” ucap Alex yang sengaja menyebut nama pelatih mereka.

“ ada latihan basket di sekolah. Pak Romi nyuruh aku kesana. " jelas Alex, Alexsa langsung menatap ALex curiga seolah Alex ingin kabur dari janji lelaki itu dengannya

" hari ini kan kakak sama Lexsa, kakak sudah janji" balasnya mengingatkan Alex dengan janjinya semalam. Alex menghela nafas berat, Dia tahu ini tidak akan mudah. Membujuk Alexsa itu sangat sulit.

" bagaimana kalau kita kesekolah saja. lagipula kamu juga bisa melakukan banyak hal disana. " Alex masih mencoba, dia ingat disana pasti ada Bella dan Sallsa yang merupakan anggota Chearleades sekolah.

" gak kakak,” Alexsa menggeleng tegas. Dia sedang tidak ingin berkompromi disini, biarkan dia bersikap egois sekali ini saja.

“ kakak harus nemanin Lexsa belanja. " lanjutnya sambil mengangkat sebelah tangannya memanggil pelayan, Mereka akan berbbelanja sekarang.

kemudian seorang pelayan datang dan menyerahkan selembar kertas pada Alex, Alex menghella nafas pastrah, sepertinya dia memang harus menemani Lexsa terlebih dahulu atau gadis ini akan kembali merajuk padanya. Alex melihat berapa harga semuanya sebelum membayar semuanya yang cukup menguras dompet mengingat uang Cash di dompetnya tidak banyak.

" ayo " Lexsa segera menyeret Alex keluar setelah lelaki itu selesai membayar semuanya, menuju tempat yang akan kembali mengguras dompet saudaranya. Alex yang sadar uangnya akan kembali melayang sebentar lagi hanya bisa merapalkan mantra penyemangat didalam hati.

Sabar

Sabar semua ini cobaan

" kak.. ' panggil Alexsa masih mengandeng tangan Alex.

"hn"

" kak kita lihat baju yok. " Ajak Alexsa sambil menarik tangannya ke sebuah toko dengan berbagai macam baju wanita ada disana, kembali Alex hanya bisa menatapnya sebal. Memasuki toko dengan semua barang-barang wanita cuup membuatnya jengkel.

" dasar cewek" gumamnya pelan

" kakak bilang apa tadi" tanya Alexsa yang jelas dia mendengar gerutuan Alex tadi.

" gak, kakak gak bilang apa- apa". jawab Alex cepat. Alexsa hanya tersenyum manis kearahnya yang jelas Alex tahu saudaranya ini pasti mendengar gerutuannya tadi.

“hm” Alexsa kembali bergumam tidak jelas sebelum gadis itu pergi meninggalkannya dan mulai sibuk dengan semua pakaian yang ada didepan mereka.

Menyebalkan memang!

Tidak lama kemudian_

" kak ayok, Lexsa sudah pilih ni. " Alexsa menunjukkan hasil belanjaannya. sebuah Dres, baju kaos, celana jean dan beberapa lainnya. Sebanyak itu, Alex menggeleng prihatin dengan nasib uangnya. Gadis itu sangat tahu cara membuatnya miskin dadakan padahal dia anak sultan.

Setelah yakin dengan semua piihannya, Alexsa langsung menarik tangan Alex menuju kasir yang membuat Alex langsung paham hari ini dia benar-benar jadi ATM berjalan untuk Alexsa.

"makasih kakak sayang" Alexsa mencium pipi Alex cepat sambil tersenyum senang melihat hasil belanjaannya di tangan saudaranya. Dia tidak menyangka akan belanja sebanyak itu,

“iya” Alex mengelum senyum manis merespon perlakuan Alexsa padanya, padahal dia sudah sangat kesal tdi tapi tindakan bberani yang dilakukan Alexsa di depan umum malah membaut emosinya menguap entah kemana.

Aneh_

Yang dia rasakan sekarang hanyalah rasa tenang, yaman yang membuat jantungnya berdetak dengan irama yang sangat pas, dan it terasa sangat menyenangkan membuatnya ingin melakukan hal serupa seperti yang Alexsa lakkukan tadi padanya.

CUP.

Alexsa tersentak kaget mendapati Alex juga membalas ciumannya, namun kemudian Dia

tersenyum senang, Alex tidak marah padanya setelah dia menghabisan uang saudaranya. Dengan perasaan bahagia Alexsa menyambut senang saat Alex menggenggam tangannya erat, tidak peduli dengan beberapa pasang mata mulai memperhatikan mereka setelah tindakan berani mereka didepan umum tadi.

"tampan sekali dia”

"beruntung sekali gadis itu”

" pasangan yang serasi”

Alexsa terkekeh geli mendengar bisikan-bisikan para gadis yang berlalu lalang disekitar nya dan Alex, para gadis itu tidak tahu saja kalau mereka ini saudara sedarah.

" kak, beli topi itu yok" kembali netra gelap itu berbinar senang saat kembali sebuah barang menarik minatnya untuk membeli. Alex mengangguk setuju, melihat respon saudaranya Alexsa langsung menarik Alex mendekati tempat dimana topi-topi cantik itu dipanjang.

Lexsa mulai asik memilih-milih topi yang dia suka, Alex hanya melihat kesenangan saudaranya itu sambil sesekali tersenyum saat Alexsa mencoba berbagai macam topi dengan antusias. Dia memilih berdiri tak jauh dari Alexsa untuk mengawasi saudaranya dari beberapa pasang mata yang menatapnya seolah ingin menggoda. Mereka pasti berpikir Alexsa sendirian kemari, mata mereka pasti buta tidak melihat dia yang menggandeng tangan Alexsa tadi.

Dasar buta!

Alex yang kesal melihat mata-mata jalang itu menatap Alexsa penuh minat tanpa sadar malah menggeppalkan tangannya erat, seolah siap kapan saja menghajar para remaja lelaki itu kalau mereka berani mendekat.

hy siapa gadis itu. Dia cantik

sepertinya dia sendiri.

bisikan bisikan laknat itu terus terdengar, dan sepertinya Alexsa tidak menyadarinya. Adiknya polos sekali, kalau begini mana mungkin dia membiarkan Alexsa sendirian tanpa pengawasannya. Dengan cepatt Alex melangkah mendekat dan merangkul bahu Alexsa cepat. Bahu itu sempat menengang sesaat seolah terkejut dengan tindakannya.

“kakak bikin kaget saja” Alex terkekeh pelan emudian mengelus punca kepala Alexsa sayang, sebelum bertanya_

" sudah dapat apa yang kamu cari princes"

Dan tindakannya itu sukses membuat para remaja lelaki yang sedari tadii mengawasi Alexsa melangkah menjauh dengan geraman kekesalan yang masih bisa dia dengar.

dia tidak pantas untuk kalian goda. keputusan bagus kalau kalian pergi, sebelum kalian mati ditangan ku.

"hy"

“bagus bukan” Alexsa bertanya cepat sebelum Alex melepaskan topi yang dia pasangkan di kepala Alex.

" bagaimana kakak suka. itu untuk kakak dan ini untuk lexsa, topi kita sama. " Lanjut Alexsa sambil memakai topi yang serupa dengannya kemudian tersenyum senang.

Ya, topi mereka sama

" ayok kakak yang bayar lagi hihi. " Ajaknya lagi sambil tertawa senang, dan kembali dia menjadi ATM berjalan untuk gadis manis ini.

sepertinya uang gue udah ludes ni. sabar lex sabar, resiko punya adik Gila.

***

Setelah akhirnya selesai dengan semua keinginan Lexsa, Alex dan Lexsa langsung bergegas meninggalkan pusat pembelanjaan dengan sedikit paksaan dari Alex yang sudah sangat jengkel dengan ponselnya yang terus bergetar di saku celananya.

" Princes, kita ke sekolah ya. " bujuk Alex lagi, yang dia bahkan sudah bosan menghitungnya. Alexsa masih terus saja menggeleng semangat padahal dia sudah lelah membujuk.

" tapi kan_". bantah Lexsa lagi, tappi kali ini dia harus berhasil. Atau telinganya akan panas mendengar semua omelan Pak Romi

" ayolah Princess, kamu gak mau kan melihat kakak mu yang tampan ini dihukum berat oleh Pak Romi." mohon Alex yang sukses membuat Alexsa inggin muntah saat itu juga, narsis sekali saudaranya ini untuk beneran ganteng.

" dasar narsir . " balas Lexsa sambil bergidik geli. Alex masih menatapnya memohon, sepertinya dia memang harus mengalah sekarang.

" ya baiklah kita kesokolah. " putus lexsa akhirnya setelah menerima tatapan memohon dari Alex, yang sebenarnya malah membuatnya ingin tertawa dari pada kasihan.

" thank you Princes, kamu memang baik banget deh. " balas Alex senang, tidak ingin membuat Alexssa berubah piiran, Alexsegera melajukan mobilnya menuju sekolah mereka. Entah hukuman apa yang akan menunggunya nanti, dia tidak tahu.

" ih kakak alay banget jijik ah. " balas Lexsa sambil bergidik geli, Alex hanya tertawa garing membalas ucapan adiknya.

***


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C7
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen