App herunterladen
9.52% BECAREFUL / Chapter 2: Perempuan Merah

Kapitel 2: Perempuan Merah

Keesokan harinya Fariz bertanya lagi tentang keadaanku "Ci, apakabar, masih sakit?"

Akupun terheran heran "baik, udah gak sakit lagi"

Fariz "oh, syukurlah".

Dalam hati 'tumben nanya, biasanya juga cuek'. Akupun duduk dibangku, sesekali Aku lirik Fariz yang masih terus memperhatikanku dari jauh. Fariz adalah teman laki laki pertamaku yang menyapa di kelas, namun Aku terheran heran dia ganteng tapi kenapa dia suka sendirian.

"Woy" Ratihpun mengagetkanku. "Apa?" Jawabku singkat sambil melirik Ratih, karena takut ketahuan, "Lo lihat apa? Dari tadi serius banget, padahal tadi gue nyapa lo, tapi lo gak lihat?"

"Emm, gak apapa, mungkin sedikit pusing, eh Aku ke toilet dulu ya"

"Oke" jawab Ratih singkat.

"Huuuuh" untung gak ketauan, gila si Ratih ngagetin gumamku dalam hati.

Akupun berjalan menuju toilet, dalam perjalanan Aku melihat kakek kakek penjaga sekolah, terus melirikku, akupun tersenyum untuk sekedar menyapa nya "permisi pak" akupun melewati kakek itu dengan sopan. Sesudah dari toilet akupun merapikan baju di depan cermin, lalu berjalan menuju kelas kembali "waduhh, maaf Pak saya Kira gak Ada orang" akupun meminta maaf sama kakek penjaga sekolah Karena gak sengaja menabraknya.

"Tidak apaapa nak" jawab kakek itu dengan tersenyum, lalu bertanya "kemarin kamu pulang sekolah jam berapa?" . Aku diam sejenak "sekitar jam 5 kurang Pak". Lalu kakek itupun menepuk pundakku "hati hati nak, jangan lebih dari jam 5 sore kalau sendirian dikelas".

Seketika badanku menegang dan menjawab kakek dengan terbata bata "baik pak, terimakasih ba-nyak, ka-lau begitu sa-ya permisi". Kakek itu pun mengangguk mengiyakan.

Ketika sampai dikelas, Aku melihat tatapan Sandi yang mengintimidasi, lalu aku alihkan perhatianku ke arah Ratih "Ra, punya minum? Aku haus".

"Nih" Ratihpun memberikan tempat minumnya. Akupun duduk sambil minum. Aku masih inget wajah khawatir Fariz karena keadaanku kemarin, tapi aku belum sempat cerita dengan Ratih, karena rasanya malu sekaligus bahagia bisa diperhatiin Fariz.

Bel masuk pun berbunyi, semua orang larut dalam aktivitas mereka masing masing, tiba tiba aku mendengar suara jam dinding kuno yang begitu jelas, namun Aku heran, kenapa semua orang diam, padahal ini sudah bel, akupun melirik ponselku, 'loh ini masih jam 8 tapi kenapa ada suara jam? Belum waktunya istirahat pertama' gumamku.

"Huh" akupun melanjutkan aktivitasku kembali, namun jam kuno itu berbunyi lagi sebanyak 3 kali, akupun mengabaikan nya, disisi lain Aku melihat Fariz memperhatikanku, setelah melirik Fariz, akupun menoleh ke belakang dan Aku melihat bangku belakang yang terdengar tidak asing, kulihat bayang merah nampak menuju lemari belakang.

Akupun terkejut, bayangan tersebut menatap ke arahku, aku langsung menghadap kedepan kembali, tak lama dari sana ku lihat dari jendela, bayangan bayangan tak jelas berterbangan dari arah depan pintu kelas ku, yang Aku gak tau sumbernya dari mana. Seketika Aku syok, dan kaku hanya untuk berucap. Ratihpun seketika memperhatikanku sejenak, bel istirahatpun berbunyi, lalu Ratihpun melangkah lalu bertanya kepada Sandi

"Woy, San, kenapa kamu lihat Citra kaya gitu? Ada yang salah dengan dia?"

"Tanya sendiri aja, kenapa dengan teman lo?" Jawab Sandi.

"Woyy, sumpah ya.. gua gak Tau masalahnya apa, tapi Gua harap lo jangan ganggu dia dengan tatapan intimidasi lo. Gua peringatkan."

Sebenarnya Aku tau Ratih dan Sandi bertengkar, tapi tunggu kenapa Ratih nyebut nyebut namaku. Apa dia salah paham? Aku dan Sandi memang gak apa apa. Aku dari tadi memang ketakutan pas jam pelajaran, karena Aku melihat bayangan merah menuju lemari, tepatnya, bayangan merah itu menatapku, jadi Aku agak syok dan hampir menangis. Tak lama dari sana Fariz pun datang ke bangku ku "Ci, lo gak apapa" akupun menggeleng kepala menandakan bahwa Aku Tak apa apa. Lalu farizpun pergi entah kemana.

Dari kejauhan terlihat ada sekelompok kakak kelas yang mengumumkan perkemahan siswa baru, Aku hampir lupa membawa kertas tanda tangan perijinan orang tuaku, akupun mengobrak abrik tasku, Aku pikir kertas itu ketinggalan, tapi ternyata terselip dalam buku. 'Akhirnya ketemu' gumamku lega.

"Adik adik kami dari anggota OSIS mau memberitahukan kembali, bahwa besok sabtu perkemahan siswa baru dimulai jam 1 siang, jangan ada yang terlambat. Dan untuk Surat perijinan boleh dikumpulkan kepada kak Putri, bagus suratnya sudah terkumpul, Ada yang mau ditanyakan?" Ucap kak Dito (ketua osis).

"Tidak" jawab anak kelas serempak.

"Oh iya untuk barang barang yang akan dibawa, saya akan membagikan kertas ini perorang, kalian bisa lihat perlengkapan apa saja yang harus dibawa. Kalau begitu kami pami"

"Terimakasih kak" jawab anak anak kelas dengan antusias nya.

Diam diam Aku mendekati Ratih dan sedikit takut untuk sekedar bertanya "Ra, ke-napa tadi kamu marahin San-di".

"Gak apapa, ayo ke kantin" Ratihpun menjawab dengan tersenyum. Sejak kejadian tadi anak anak kelas pun menatapku, dan Aku pun bertanya tanya kenapa mereka menatapku, sekali kali mereka ada yang tersenyum dan menyapaku, akupun terheran heran dari sana, Ratih ngomong apa aja ke Sandi, sampe anak kelas juga ikutan aneh. Akupun mengabaikan mereka, dan berpura pura tidak tau dan tidak terjadi apa apa.

Keesokan harinya..

Tibalah waktu kemah untuk para siswa baru, kamipun berbaris sedikit diberi pengarahan oleh kakak kelas, lalu melanjutkan ke masing masing kelas yang sudah ditentukan.

Banyak sekali daerah porboden yang dilakukan kakak kelas, mungkin maksud mereka supaya kita tidak berkeliaran kemana mana. Jadi dibatasi.

Tempat tidur yang kami tempati yaitu dekat lapang, begitupun dengan kelas putra. Tentu saja tempat panitia juga tidak jauh dari kami. Karena tempat yang kami tempati hampir semua nya mengelilingi lapangan.

Banyak sekali materi yang kami tulis sejak itu, tak terasa ini sudah jam 17.00 waktunya kami istirahat dan makan sambil menunggu sholat magrib. Akupun membawa senter dalam saku hanya sekedar untuk jaga jaga, dalam perjalanan Aku baru melihat Fariz sejak perkemahan tadi sesekali Aku tersenyum dan menyapanya "Riz, mau kemana?".

"Mau kesana?"jawab dia kaku

"Toilet Perempuan?" Canda ku.

"Ruang guru, searah kan sama kamu yang mau ke toilet?" Jawabnya tersenyum.

"Oh iya ya ayo" ajakku. Tak lama dari sana pun berpisah. Akupun masuk WC 1, ketika merapikan baju terdengar suara tangisan di Wc 2, Aku terheran heran siapa yang nangis, akupun buru buru merapikan seragam bergegas keluar, namun terdengar suara percakapan.

"Halah, jangan percaya sama kakek Jono, paling dia omong kosong, Gua aja tadi ke lantai atas sendiri".

"Sumpah lo, kelantai atas, berani banget lo".

"Berani lah, gua malah pelototin tuh setan setan yang ada di lantai atas biar gak ganggu, hahaha".

Akupun langsung membuka pintu wc, seketika salah satu dari mereka masuk ke wc2,  akupun tersenyum pamit kepada salah satu kakak kelas. Akupun melamun sambil bercermin di depan toilet putri, Aku pikir tadi wc 2 Ada orangnya, tapi ternyata kosong malah kakak kelas tadi yang masuk. Akupun bergegas melanjutkan langkahku, dan kakiku tiba tiba tak bisa melangkah, Fariz pun menepuk pundakku dan "Aku pikir Aku lemas gak bisa jalan"

Fariz pun tersenyum "ayo pergi" seketika tanganku di genggam Fariz. Kamipun berpisah. Perjalanan malam pun dimulai. Kulihat Sandi melirikku, memang benar Aku sekelompok dengan Sandi dan terpisah dari Ratih itu membuatku sedikit sebal, Aku kehilangan pelindungku. Akupun bercanda sesekali dengan Fariz, namun candaan kami terhenti ketika Sandi menggenggam tanganku dan membawaku pergi ke kelompoknya, "Ayo ci, nanti kita ketinggalan" ajak Sandi ketus, akupun mengangguk, ketika mau pamit, Farizpun mengangguk mengiyakan, sedikit tak enak hati Aku membuka suara.

"San, kenapa kamu marah marah, salahku apa?" "Salah kamu berkeliaran sendiri, Aku ketua, kalau kamu ilang Aku yang disalahin". Akupun mengangguk mengiyakan "iya, Aku minta maaf sudah ngerepotin"

"Hmhh" jawab Sandi.

Perjalanan malampun dimulai ketika di pos  persahabatan aku sedikit ketakutan, tapi untungnya Sandi ada di dekatku, kamipun bergegas, tapi tanganku digenggam oleh kakak kelas ku membuatku sedikit kesakitan "Jangan tinggalkan Aku" perintahnya (ucap kak Dewi panitia).

"Maaf kak, kami harus melanjutkan perjalanan, Citra salah satu anggotaku, kami harus pergi" Tangan Sandi mengambil tanganku yang dipegang kakak kelas ku tadi. "Hm" jawab kakak kelas ku. Aku baru ingat, dia kakak kelas yang masuk ke wc2, tapi Kita gak terlalu kenal, kita cuma berpapasan di wc.

"Ci, sakit gak?" Tanya Sandi. "Gak apapa" jawabku. "Ayo pergi." Perjalanan malam pun selesai. Kami hendak membersihkan diri hanya untuk sekedar cuci muka ketika mau tidur. Tidak heran Aku kelompok terakhir, benar benar terakhir dalam sebuah kegiatan membuatku sedikit kesal karena mereka semua sudah pergi membersihkan diri.

Hampir jam 22.00, Aku selesai membersihkan diri lalu bergegas bercermin kembali seprti biasanya, tiba tiba terdengar suara jam dinding kuno kembali "loh, bukannya ini malam Hari kenapa masih dengar bel bunyi, lebih tepatnya seperti jam kuno yang berbunyi". Ketika ku melangkah pergi, terdengar ketukan dari Wc2 "tuk tuk tuk, dor dor dor" begitulah suaranya seperti menggedor meinta tolong, akupun dengan ragu menggedor kembali "siapa disana? Apa kamu terkunci? Sebentar aku minta tolong sama kakak kelas dulu.

"dor dor dor"

pintu itu pun terdengar lagi, ketika ku berbalik arah. Karena ingin meminta bantuan seketika Aku menjerit sekeras kerasnya "aaaaaaa" Aku melihat perempuan berambut panjang dengan mata merah mengikutiku, membuatku terpeleset di depan wc2 yang perlahan kini terbuka sedikit sedikit menampilkan tak ada orang di dalam.

Ketika itu Aku panik, dan melihat Fariz berlari kearahku, menggenggam tanganku dan Aku lupa hampir tak sadar. Namun ketika mataku sedikit berat dan ingin membuka mataku, Aku tersadar sedikit ketika aku dipeluk Sandi, dan menepuk nepuk pipiku, kesadaranku penuh dari sana, ketika Sandi mendekatkan minyak kayu putih ke arah indera penciumanku. Akupun tersenyum ketika Ratih datang menghampiriku "Ci, lo gak apapa" Tanya Ratih panik dan hampir menangis.

"Gak apapa, fariz dimana?" jawabku lemas

"Dari tadi Sandi yang bantuin lo, fariz siapa?". Tanya Ratih.

Suasana pun canggung.

"Ci, lo bisa jalan? Atau gua bantuin lo ke ruang uks?. Tanya Sandi

"Gak apapa, Aku bisa jalan kok". Jawabku.

"San, lo kemana aja?" Novi bertanya sambil panik, "siapa, yang teriak tadi? Lo ci? Gua kira cuma Kak Dewi aja yang teriak di lapang karena kesurupan, ternyata lo teriak juga karena jatuh kepleset di wc. Dari tadi Sandi mondar mandir nyariin lo, lo gak apapa kan ci, pas denger suara teriakan Sandi langsung ke depan toilet cewe nyariin lo".

"Aku gak apapa ko, lagian ini cuma kepleset biasa".

"Ayo Gua bantuin". Ucap Ratih mencairkan suasana.

"Gua udah ngasih tau kakak kelas, lo jatuh dari wc, jadi mungkin mereka sebentar lagi nyari kita" ucap Ana tergesa gesa.

"Lo kuat ci? Mau gua bantuin?" Ucap Sandi.

Akupun menggeleng. "Sini gua bantuin" ucap Novi sambil menggeser badan Sandi. Akupun berdiri sambil dibantu Ratih dan Santi, gak lama dari sana datang ketua osis

"Kamu gak apapa de, ayo ke uks, ada yang terluka?" Ucap ka Dito khawatir, "gak apapa kak, aku mau istirahat dikelas aja, lagian ini waktunya tidur, jadi bisa sambil istirahat di kelas".

"Yaudah kakak minta tolong kalau ada apapa langsung kasih tau panitia yang berjaga di depan kelas ya, mereka stand bye disana. Oh ya siapa yang mau ikut kakak bawa obat ke uks, takut nanti perlu obat penghilang rasa sakit."

"Saya kak" ucap Sandi.

"Hati hati ya ke kelasnya". Ucap kak Dito.

Kamipun mengangguk serempak "iya kak" jawabku.

Tak lama kemudian Sandi mengikuti kakak kelas membawa obat penghilang rasa sakit ke uks.

"Tok tok tok" Novi pun membuka kan pintu kelas, dan ternyata benar, Sandi membawa obat itu. Tak lama kemudian Sandi pamit di depan pintu. Akupun meminum obat penghilang rasa sakit dan beristirahat tidur.

"Aaaaaa" teriak keras dari luar

"Siapa yang teriak?" Tanyaku pada Ratih.

"Kak Dewi panitia, dia kesurupan, sekarang lagi diurusin sama guru" jawab Ana dengan semangat.

"Ayo tidur, udah malem, besok Kita bicara lagi" ucap Novi.

"Iya Ayo, lagian kamu harus tidur istirahat Ci" ucap Ratih menyela. Akupun mengangguk.

Dipagi hari semua orang senam pagi, hanya saja Aku yang gak ikut senam karena kakikku semalam keseleo jadi semua orang khawatir.

Tak lama kemudian Aku duduk didepan kelas sambil lihatin orang orang senam pagi. "Nak" akupun kaget melihat kebelakang "Iya Pak?" Ucapku sambil melihat kakek penjaga sekolah

"Boleh panggil saja Saya mbah, oh ya boleh mbah duduk disini?".

Akupun mengangguk "boleh, mb-ah"

"Saya Mbah Jono, penjaga sekolah dosini. Kamu tau darimana Fariz?"

"Dia teman sekelasku mbah, yang suka bantuin Aku. tapi sekarang gak tau dimana, dia mungkin gak ikut senam setelah malem nolong Aku." Jawabku antusias.

"Nak, kamu adalah orang yang spesial, Fariz sekarang sudah damai". Akupun terheran heran"Dengar baik baik nak mbah bakalan bercerita sedikit tentang masalalu. Dengarkan mbah baik baik. Jangan potong pembicaraan mbah, Dan jangan Tanya apapun sebelum selesai". Akupun mengangguk mengiyakan

"Fariz adalah siswa tahun 91 yang meninggal bunuh diri karena tidak bisa melindungi pacarnya yang dibully di sekolah ini. Fariz siswa teladan begitu pula pacarnya Asri dia siswa cantik dan pintar. Semenjak mereka pacaran, hidup Asri tidak damai lagi, dia di buli, lebih parahnya dia ditemukan meninggal di gudang setelah seminggu pembulian.

Dan tak lama kemudian kabar duka dari Karina pelaku sebenarnya sekaligus teman dekat Asri, Karina meninggal dalam kecelakaan pulang ke rumah, namun arwahnya masih tetap gentayangan di bangunan tua sekolah ini, setelah bangunan tua dihancurkan dia jadi diam di lemari kelas.

Satu lagi Fariz, siswa populer yang sangat pandai, dia mulai depresi kemudian melakukan bunuh diri setelah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Ternyata Karina teman kecil Fariz itu menyukai Fariz, dia tidak berniat membunuh Asri, hanya menyingkirkan Asri dalam kehidupan Fariz. Mereka bertiga adalah sahabat yang baik lebih tepatnya pernah tinggal dikelas ini. Kamu bertemu arwah Karina secara tidak sengaja, saat dia tau kamu bisa melihat arwahnya, saat itu pula dia mengikutimu hanya sekedar ingin mengucapkan maaf, namun tidak bisa mengatakan secara langsung karena keterbatasan para arwah dengan bangsa manusia. Arwah karina ingin meminta maaf sama kamu karena wajah kamu mirip dengan nak Asri sahabatnya yg dulu pernah dia buli sampai meninggal.

Tapi diluar dugaan, arwah Karina Dan arwah yang lain terusik karena ucapan kakak kelas kamu yang sembarang sewaktu di wc 2, akhirnya para arwah berebut merasuki badan kakak kelasmu.

Sewaktu diperjalanan malam, kakak kelas mu itu memegang tanganmu dengan erat, Oh iya dia berucap 'jangan tinggalkan Aku' itulah sebenarnya arwah Karina yang mungkin serasa melihat Asri ketika dia memegang tanganmu, dia memohon jangan meninggalkan nya, dengan cara seperti itulah dia meminta maaf. Karena dia merasa bersalah membuat orang meninggal dunia.

Pada saat kemunculan arwah Karina disanalah arwah Fariz muncul. Dia menganggap bahwa arwah Karina berbahaya, arwah Fariz akan tenang, kalau arwah Karina tidak bergentayangan lagi disini.

Akhirnya kamulah jembatan yang membuat kedua arwah itu bertemu, yaitu arwah Karina dan arwah Fariz. Arwah Karina ingin meminta maaf kepadamu karena wajahmu terlihat mirip dengan Asri dengan cara mengusik dulu kehidupanmu, dan Fariz muncul ingin melindungi kamu dari arwah Karina.

Semenjak kamu dilindungi arwah Fariz, tak heran jika Sandi merasa janggal terhadap sikapmu, karena kamu terlihat berbicara sendiri dan sesekali tersenyum sendiri. Disaat itu pula Sandi mulai menjaga kamu.

Arwah Karina sekarang sudah damai, karena tadi malam kamu memaafkan dan mendoakan nya. Arwah Fariz pun pergi dengan damai, karena arwah Karina sudah pergi dan arwah Fariz juga bisa sedikit lega, karena dia bisa sedikit melindungi kamu dari arwah Karina. Walaupun Sandilah yang paling sering membantu kamu, tanpa sepengetahuan kamu".

"Orang yang sangat menyukaimu, dia orang yang lebih berusaha melindungi kamu, kamu mengerti kan?" Akupun mengangguk mengiyakan, tak terasa air mataku hampir berjatuhan. "mbah pergi dulu ya. Jangan lupa minum teh manis nya, kasian nak Sandi yang udah capek capek bikin kalau gak diminum"

"Sandi? Oh ya makasih banyak mbah" ucapku sedikit malu malu.

"berterimakasih lah sama dia" mbahpun pergi, akupun terheran heran siapa dia yang dimaksud mbah itu, Aku melirik ke lapang disanalah Sandi datang menghampiriku.

"Hai Ci"

To be continue


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C2
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen