"Anya, matilah kau!" teriaknya.
Indah benar-benar terkejut saat melihatnya dan tidak bisa bereaksi apa-apa saat mendengar teriakan itu. Sementara itu, Diana jauh lebih gesit dari Indah dan langsung memeluk pinggang wanita paruh baya itu erat-erat.
Ia tidak memedulikan bahaya yang mungkin akan terjadi. Satu-satunya yang ia pedulikan adalah untuk melindungi putrinya.
Melihat Diana berhati menahan wanita itu, Indah berniat untuk mengambil pisau dari tangan wanita yang berbahaya itu.
Anya sedang berbaring di tempat tidur dengan mata terpejam. Saat mendengar suara teriakan, ia terbangun dan melihat cahaya yang terang. Cahaya itu berasal dari pantulan pisau yang dipegang oleh wanita paruh baya tersebut.
"Bu Mona?" Anya langsung mengenali wanita itu.
Mona merasa panik karena Anya bisa mengenalinya. Ia mengayunkan pisaunya dengan paksa. Pada saat yang bersamaan, Indah langsung menangkap pisau itu dengan tangan kosongnya.