Malam hari, sekitar pukul 10 malam, hujan turun dengan deras. Ponsel Deny terus menerus berdering, membangunkan Anya yang tertidur.
Ia mengambil ponsel yang berada di atas meja dan melihat nama Mona.
Anya diam sebentar dan kemudian berkata pada ayahnya, "Ayah, Bu Mona menelponmu."
"Mengapa ia meneleponku malam-malam begini?" Deny masih merasa kesakitan dan suasana hatinya sangat buruk. Dokter mengatakan bahwa ia harus bersabar dan banyak beristirahat sehingga ia hanya bisa menahan rasa sakit itu.
Saat ini, ia benar-benar merasa buruk dan tidak ingin menjawab telepon Mona.
"Mungkin ada sesuatu yang mendesak sehingga ia menelepon ayah," Anya menjawab ponsel ayahnya.
Tanpa menunggu jawaban dari seberang telepon, suara Mona yang gemetaran langsung terdengar. "Suamiku, tolong aku. Aku telah membunuh seseorang."
Anya terdiam sejenak dan langsung memberikan ponselnya kepada Deny. "Ayah, Bu Mona bilang ia membunuh seseorang."