"Ibu tidak bisa memberimu apa-apa. Satu-satunya yang bisa ibu lakukan adalah tidak mempermalukanmu. Walaupun kamu sudah menjadi bagian dari Keluarga Atmajaya, setidaknya kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri," kata Diana sambil mengelus tangan putrinya dengan lembut.
Anya tertawa kecil. "Ibu memang selalu benar. Kita harus bisa membiayai hidup kita sendiri dan membeli rumah kita sendiri."
"Ya, aku juga akan bekerja keras. Nantinya, kalau kamu punya anak, aku akan tinggal di dekat rumahmu dan membantumu menjaga anakmu," Diana memikirkan masa depan Anya.
"Aku akan memberimu cucu nanti. Kamu bisa mengajak mereka untuk mencabuti rumput liar, menanam bunga dan merasakan masa kecil seperti yang aku rasakan," membayangkannya saja sudah cukup indah bagi Anya.
"Anak? Apakah ini rencanamu untuk punya banyak anak?" goda Diana.
"Ibu! Jangan goda aku. Ayo pulang. Mataharinya sangat panas," wajah Anya memerah dan langsung mengalihkan topik pembicaraan.