"Aiden, kalau kamu tidak mau bercerai, cepatlah punya anak. Dengan itu, istrimu akan berguna," Bima mengatakannya dengan sinis seolah Anya tidak memiliki kegunaan lain selain membantu Aiden mendapatkan keturunan.
Telinga Anya terasa berdengung saat mendengarkan pertanyaan itu. Ia tidak tahu bagaimana bisa topik pembicaraan mereka tiba-tiba beralih padanya.
Punya anak? Ia sendiri masih sangat muda!
Ia bahkan belum lulus kuliah.
"Ayah, Anya dan Aiden baru saja menikah. Jangan terburu-buru menyuruh mereka untuk punya anak. Biarkan mereka menikmati dunia mereka terlebih dahulu," saran Maria.
"Kakek, apakah kamu menginginkan cucu? Ini ada satu cucumu di sini. Peluklah dia!" Nico berlari ke arah Bima dengan manja dan berpura-pura meminta pelukan.
Bima langsung tertawa keras melihat tingkah cucu kesayangannya. "Nico memang cucuku yang paling pintar sejak kecil."