Randika dan yang lain segera berjalan kembali menuju hotel mereka sambil tetap mengobrol dengan meriah.
Namun, tiba-tiba beberapa petugas polisi mencegat mereka.
"Itu mereka!"
Ketika Randika mendengar dan melihat para petugas ini, dia menyadari bahwa Slamet tidak jauh dari posisi mereka. Slamet menatap mereka dengan dingin.
"Kalian semua harap mengikuti kami ke kantor."
Para polisi ini benar-benar tidak mengenal kata tidak. Tanpa menunggu jawaban dari Randika dkk, mereka segera menghampiri dengan borgol di tangan mereka.
Randika hanya menatap dingin selama kejadian ini. Tangannya lalu bergerak dengan cepat, tanpa bisa diikuti oleh pergerakan mata orang awam. Polisi yang hendak menangkap Randika tiba-tiba menyadari bahwa tangannya telah terborgol!
"Kau berani menyerang seorang polisi?!" Polisi ini menjadi murka. Ketiga polisi lainnya meninggalkan para perempuan dan mengepung Randika dengan wajah marah.