Randika langsung berteriak panik, "Safira kau kenapa!?"
Namun, telepon itu segera mati tanpa ada jawaban apa-apa.
Apa yang telah terjadi?
Randika langsung menjadi panik. Safira pasti dalam keadaan genting, tapi dia tidak tahu apa-apa tentang situasi adiknya itu. Bagaimana dia bisa membantu kalau dirinya tidak punya petunjuk apa pun?
Randika langsung terselubungi dengan aura membunuh. Bajingan mana yang berani melukai keluarganya itu?
Dia lalu menghela napas dan berusaha mengontrol diri. Sekarang bukannya waktu untuk bertindak gegabah, sekarang adalah waktunya mengumpulkan informasi dan mencari keberadaan Safira.
Di saat ini, handphonenya kembali berdering dan ternyata itu pesan singkat yang berisikan sebuah alamat.
Melihat pesan singkat itu, Randika menghela napas lega. Bisa mengirimkan pesan menandakan bahwa Safira belum berada di situasi berbahaya dan masih ada waktu untuk dirinya bertindak.