App herunterladen
53.33% The Oldest Land / Chapter 48: Perjalanan VII

Kapitel 48: Perjalanan VII

Saat sedang asik melamun terdengar suara panggilan denok "Mas cepat ke mari makanannya sudah matang"

"ok De" jawa adi senang dengan berjalan menuju tempat makan

Saat datang ke meja kecil tempat makan terlihat hidangan sederhana ada sayur sop, tempe goreng, sambal, serta tumis dendeng

Melihat makanan yang ada di depannya adi tidak dapat menahan rasa syukur serta nikmat, bergegas duduk di depan denok

Denok yang melihat adi duduk sudah sigap mengambil piring dan menyiduk nasi kemudian menambahkan dengan tumis dan tempe disertai dengan sambal

Menyerahkan kepada adi dengan senyum, adi yang menerima piring dari denok merasa senang dan menunggu denok untuk mengambil makan kemudian makan bersama

Setelah kenyang memakan masakan denok adi istirahat bersandar pada batu dan memandang api unggun yang menyala di depannya, denok yang kemudian datang membersihkan makanan ikut duduk di samping adi sambil meringgkuk ke dalam pelukan

Memandang api unggun yang terbakar hangat dengan bulan dan bintang yang cerah di atas langit menambah suasana romantis bagi kedua pasangan yang baru saja menikah

Adi dan denok saling meringkuk dalam kasih dan menikmati suasana yang ada diantara keduanya mengingat perjalannanya dari kampung halamamnya hingga sekarang membuat perasaan yang tidak bisa di lukiskan

Dengan saling memnggenggam tangan satu sama lain adi dan denok meremas kasih sayang diantara keduanya

#####################################

Terdengar suara kicauan burung di pagi hari dan matahari yang mulai meninggi bersama dengan embun yang jatuh ke tanah membawa aroma rumput hijau yang wangi menembus hidung

Di sebuah tanah lapang dengan rerumputan hijau sebagai karpet terlihat sepasang pasangan yang tidur beralaskan selimut sedang berpelukan

Menahan sinar matahari yang menyinari kepalanya adi mulai membuka matanya dan perlahan lahan melihat sekitar sambil menutupi pandangan sinar matahari dengan tangannya adi menoleh kesamping dan mendapati denok yang tertidur pulas di sampingnya

Menjerat lengannya sebagai bantal denok terlihat sangat manis saat tertidur dengan senyum lembut dibibirnya adi mencium pipi denok dengan penuh kasih

Denok yang merasa sesuatu menyentuh pipinya perlahan membuka matanya dan melihat suami yang dicintainya tersenyum dengan manis menyambutnya terbangun dari tidur

Menggerakkan tanganya untuk membelai pipi adi denok tersenyum menampilkan gigi ya yang putih "mas sudah bangun dari tadi?"

"ga terlalu lama dari kamu sayang, ayo bangun udah siang tampaknya" menjawab denok dengan menyisir lembut rambut denok

"emmmm sebentar lagi mas denok masih pengen meluk mas""

Membenamkan kepalanya kedalam pelukan adi

" hahahah yasudah sebentar saja ya sayang" memeluk denok lagi dengan penuh hangat sebagai jawaban


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C48
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen