Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi Samuel. Ia melemparkan tanggung jawab pada orang yang salah. Putranya itu seharusnya datang lebih cepat ke tempat penyekapan. Namun, sampai Raja menjadi korban pemukulan, Samuel masih belum tiba.
"Maaf, Pah."
"Maaf? Kamu tidak mau mendengarkan perintah Papa. Membuat semua usaha kita hampir saja berakhir sia-sia. Apa yang ada di pikiranmu, hah?!"
Levi menumpahkan semua kekesalannya. Beruntung, Raja selamat dari kematian. Jika sampai putra Tristan itu meninggal, ia bersumpah akan mencekik Samuel dengan tangannya sendiri.
"Apa alasannya?" tanya Levi ketika amarahnya reda.
"Sam … dibutakan hasrat sesaat. Jika Raja meninggal, Sam bisa memiliki Ratu."
"Ratu? Kau melakukannya karena kau menyukai wanita itu?"
"Iya, Pah."
"Kau menginginkan kematian Raja. Apa kau pernah berpikir? Jika kami tidak berhasil dan kau tidak datang bersama polisi, apa kau pikir … Ratu akan selamat?"
waspada perlu, ya kan? hehe. tapi klo kaya Ratu, gimana tuh? gak takut salah menuduh kah?
jangan lupa dukungannya, terima kasih reader termuach