.
.
.
Sudah dari dua jam yang lalu jimin berada di kantor suaminya jungkook dia ingin menghabiskan waktu dengan ke dua suaminya dan kini jimin masih bersama jungkook dan bermanja-manja dengannya.
"Kookie hyung besok bisakah kau dan wonho di rumah aku ingin kalian menemaniku." Ucap jimin yang masih nyaman berada di dalam pelukan jungkook sambil memainkan kancing kemejanya. Jungkook menaikan sebelah alisnya entah kenapa jimin semakin manja setiap harinya.
"Baiklah aku akan menemanimu besok, tapi entah dengan wonho besok dia sibuk atau tidak."
"Umm.. Baiklah aku akan bertanya padanya. Ah ya.. Aku harus ketempat nya juga." Ucap jimin yang ingat dia juga akan berkunjung ke kantor wonho.
"Aku akan mengantarmu."
"Tidak hyung kau pasti masih akan sibuk."
"Tidak, aku tidak sibuk sayang. Dan aku juga tidak ingin terjadi apa-apa dengan mu dan bayi kita."
"Baiklah kalau begitu." Ucap jimin sambil menarik lengan kanan jungkook.
Kini jimin dan jungkook pun keluar dari ruangan jungkook berjalan beriringan dengan jimin yang masih bergelayut manja pada lengan jungkook. Saat berjalan melewati karyawannya banyak yang melihat aneh dengan pemandangan itu. Karena mereka hanya tahu bahwa jimin adalah istri dari putra kedua dari tuan jeon sang pemilik perusahaan. Hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya.
'𝘏𝘦𝘺.. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘢 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘫𝘦𝘰𝘯? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬?'
'𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘶𝘩?'
'𝘐𝘩.. 𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨. 𝘉𝘪𝘴𝘢-𝘣𝘪𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶'
'𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨'
'𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘶𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯'
'𝘔𝘦𝘯𝘫𝘪𝘫𝘪𝘬𝘢𝘯'
Jimin yang mendengar orang-orang berbisik menghina dirinya hanya bisa menunduk wajahnya memerah merasa malu dengan apa yang meraka katakan untuk dirinya. Pikirannya sudah kemana-mana. 'Terlihat seburuk itu kah?' batin jimin. Jungkook yang menyadari jimin hanya diam mulai menolehkan pada jimin yang menunduk di sampingnya.
"Ada apa sayang?" Jimin yang mendengar jungkook yang bicara padanya mengangkat kepala melihat wajah suaminya yang terlihat khawatir.
"Tidak apa-apa hyung aku baik tidak usah khawatir." Ucap jimin meyakinkan suaminya
"Baiklah kita ketempat wonho sekarang."
Jimin dan jungkook sudah berada di tempat parkir. Mereka pun segera masuk ke dalam mobil dan pergi ke perusahaan tempat wonho bekerja.
Di dalam mobil tidak ada yang bicara jungkook yang fokus menyetir dan jimin menatap keluar kaca mobil sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Sesekali jungkook melirik jimin yang diam melihat alis jimin bertaut jungkook tidak tahan lagi dan mulai bertanya.
"Sayang kau kenapa? Dari tadi aku perhatikan kau selalu diam. Katakan saja ada apa?" Ucap jungkook dengan tangan kirinya meraih tangan jimin dan menggenggamnya.
"Hahh.. Hyung apa aku serendah itu?" Ucap jimin sambil menundukkan wajahnya.
"Apa maksudmu?" Jungkook menaikan sebelah alisnya heran.
"Tadi aku mendengar mereka berkata kalau aku seperti jalang karena aku menikah denganmu padahal aku sudah menikah dengan wonho." Jimin meneteskan air matanya karena merasa serendah itu. Dan jungkook terkejut karena melihat jimin yang sudah menangis dan dia menghentikan mobilnya di tepi jalan.
"Hey.. Sssttt.. Sayang dengar hey.. Lihat aku." Ucap jungkook sambil menangkup kan kedua tangannya ke wajah jimin agar menatapnya.
"Jimin sayang dengarkan aku. Mereka tidak tahu apa-apa. Mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ini semua salah ku karena aku kau jadi menikah dengan ku juga. Jika kau ingin mengakhirinya aku tidak apa-apa aku tak ingin kau di hina seperti itu terus."
"T-tidak hyung aku ingin bersama kalian.. Hiks.. Aku tak ingin kau pergi aku juga mencintaimu..hiks.. Ku mohon jangan bicara seperti itu.. Hiks.." Jungkook pun memeluk jimin erat tak menyangka bahwa jimin juga mencintainya.
" Maafkan aku sayang."
"Ne hyung."
Setelah 20 menit perjalanan jimin dan jungkook pun tiba di kantor wonho. Kedua nya pun berjalan beriringan menuju ruangan wonho.
𝙏𝙤𝙠.. 𝙏𝙤𝙠.. 𝙏𝙤𝙠..
"Wonho kau sibuk?" Jimin membuka pintu itu dan menyembulkan kepalanya.
"Baby? Kau kesini? Dengan siapa?" Ucap wonho yang beranjak menghampiri istri mungilnya.
"Dengan jungkook hyung, aku merindukan mu.." Ucap jimin sambil memeluk wonho dan menenggelamkan wajahnya ke dada wonho. Wonho pun mengalihkan pandangannya ke arah jungkook yang berada di belakang jimin. Dan jungkook pun mengangguk sambil tersenyum.
"Apa hyung tidak bekerja eoh..?"
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku lebih awal karena aku khawatir jika jimin ke sini sendiri."
"Ah.. Begitu. Kau mau kopi hyung?"
"Boleh." Ucap jungkook sambil duduk di sofa yang ada di sana.
"Baby, kau ingin sesuatu?" Tanya wonho pada jimin.
"Aku ingin es krim boleh kah?"
"No!" Jawab jungkook dan wonho bersamaan.
"Astaga iya.. Iya.. Tak perlu sekompak itu juga.." Ucap jimin sambil memutar bola matanya jengah.
"Ahahaha.. Eoh jangan cemberut begitu." Ucap wonho sambil mencubit gemas pipi chubby jimin.
"Bagaimana kalau jus strawberry saja..?" Ucap jungkook yang mengusap lembut surai hitam jimin.
"Um.. Boleh."
"Baiklah tunggu sebentar" Ucap wonho yang menuju meja kerjanya meraih telepon yang ada di meja itu dan memesankan minuman untuk jimin dan Hyung nya.
Tak berapa lama minuman mereka telah datang. Dan wonho kembali menyelesaikan pekerjaannya.
Jimin dan jungkook menikmati minuman mereka sambil bermanja-manja.
Wonho yang melihat itu sedikit cemburu dan segera menghampirinya.
"Hey.. Kau hanya akan bermanja-manja pada hyung saja eoh..?" Ucap wonho tak terima melihat jimin dan jungkook bermesraan hanya berdua.
"Kau kan masih sibuk wonho-ah biarkan jimin bermanja-manja denganku dulu."
"Yak! Aku juga tak tahan kau tahu kalau melihat kalian yang sudah sampai seperti itu." Ucap wonho tak terima karena melihat jimin dan jungkook yang sudah mulai intim.
"Ish kau ini.. Kemari lah kalau gitu.." Ucap jimin sambil menepuk sofa di sampingnya.
Wonho pun mendekat sebelumnya sudah mengunci pintu dengan remote yang ada di mejanya. Wonho mulai memeluk jimin dan di ikuti oleh jungkook. Ke duanya mulai meraba-raba setiap inci kulit jimin yang putih dengan memasukan tangan mereka ke dalam kemeja warna hitam bergaris putih. Jungkook dan wonho mulai menciumi jimin dari telinga sampai ke leher jenjang jimin.
"Ahhh.. Mmhh.. Kookhh.. Wonhohh.. Ahh.."
Jimin mengeluarkan desahannya. Wonho pun mulai melepas atasan jimin. Keduanya menyusuri kulit mulus istrinya dan kemudian meremas dada berisi jimin dan akhirnya keduanya mulai menghisap kuat nipple jimin.
"Akhh.. I-inihh.. Ahh.. Terlalu ahh.."
"Terlalu nikmat hum.." Ucap wonho
"Y-yahh ahh.. Ini s-sangathh.. Ahh.. Nikmathh.." Ucap jimin yang mulai lemas.
Jungkook mulai melepas celana jimin menariknya turun dan kini hanya tinggal celana dalamnya. jungkook pun memainkan penis jimin yang menegang di balik celana dalamnya mengusapnya perlahan membuat jimin menggelinjang geli.
Wonho pun mengangkat tubuh jimin memangku membelakanginya. Wonho mulai menciumi leher belakang dan bahunya mengecupnya dan membuat tanda di sana tangannya pun tak tinggal diam meraba bagian depan tubuh jimin dari dada turun ke perut dan sebaliknya sesekali mencubit dan menarik nipple jimin yang mencuat.
Jungkook mulai menarik turun celana dalam jimin kemudian membuka lebar kakinya dan mengusap lembut paha jimin sampai ke selangkangannya dan menyentuh penis mungil itu dan memainkan twins ball jimin.
"Ahhh.. S-sayang aku s-sudahh t-takhh tahanhh.. Ahh.. Emphh.." Ucap jimin sambil menggigit bibir bawahnya dan tubuhnya menggeliat resah.
Jungkook dan wonho pun tersenyum mendengar desah kenikmatan dari jimin.
"Hyung kita masuk ke dalam saja agar lebih nyaman." Jungkook pun mengangguk dan mengangkat tubuh jimin bridal style di ikuti wonho di belakangnya setelah memunguti pakaian jimin yang berserakan di sana dan juga membawanya ke dalam.
Setelah di dalam ruangan itu jimin pun direbahkan jungkook ke ranjang dan mulai melepaskan pakaiannya sendiri di ikuti oleh wonho. Kini ke duanya pun sudah telanjang dan mendekati jimin kembali mereka melanjutkan lagi aktivitas yang tertunda sampai jimin kewalahan dan mulai merasa lelah. Tak berapa lama mereka pun menyudahi aktivitas mereka dan jimin pun terlelap karena lelah yang ia rasakan. Wonho dan jungkook pun merebahkan tubuhnya di samping kanan dan kiri jimin dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.
"Wonho-ah terima kasih karena telah mengijinkan aku untuk juga menikahi jimin. Dan juga maaf telah memperlakukan jimin seperti itu." Ucap jungkook yang berada di samping kanan jimin sambil memainkan helaian rambut jimin yang lembut.
"Sudah lah hyung itu masa lalu tak perlu di ingat lagi. Aku sudah memaafkan mu hyung. Dan untuk kau yang ku ijinkan menikahi jimin karena kau juga bertanggung jawab atas kehamilan jimin dan aku juga tahu dia mulai mencintaimu hyung jadi apa salahnya. Kita sama-sama mencintainya hyung jadi biarlah seperti ini asal jimin bahagia aku rela hyung." Ucap wonho dengan senyum lebarnya.
"Ne wonho-ah kita harus membahagiakan dan menjaganya sampai hari di mana tuhan lah yang memisahkan kita."
"Ne hyung."
𝙏𝘽𝘾