App herunterladen
66.66% Love bad boy / Chapter 16: part 16

Kapitel 16: part 16

.

.

.

Sudah 1 minggu berlalu jimin masih belum di temukan tuan jeon sudah mengerahkan seluruh anak buahnya ke penjuru korea namun nihil. Sampai jackson orang kepercayaan tuan jeon pun meminta bantuan seluruh koneksinya yang berada di korea dan di luar negri karena bisa saja jungkook membawa jimin keluar negeri.

Pemakaman jaehyun pun sudah di laksanakan 3 hari setelah terjadinya penikaman dan penculikan yang dilakukan jungkook.

Tuan park kini terbaring sakit karena insiden yang terjadi pada kedua putranya. Kyuhyun hanya bisa pasrah dan selalu menjaga sang ayah. perusahaan keluarga park sudah dipercayakan pada kerabat mereka lee dong wook putra dari sepupu tuan park, lee jae joon yang berada di jepang dan langsung terbang ke korea setelah mendapat kabar itu.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Pintu kamar rawat tuan park terbuka menampilkan sosok pemuda tampan yang terlihat raut cemas diwajahnya.

"Hyun-ah bagaimana keadaan paman?" Tanya Dong wook pada sepupunya.

"Masih sama hyung tidak ada perkembangan sama sekali." Ucap kyuhyun yang mulai menitikan air matanya.

"Bersabarlah hyun paman akan sembuh." Dook wook mengusap punggung kyuhyun agar sepupunya itu segera tenang.

"Bagaimana bisa sembuh hyung? Jimin saja belum kembali hiks.. Appa selalu mengigau memanggil jimin di tidurnya.. Hiks.. Aku juga merindukannya hyung hiks.. Aku sangat rindu.. Hiks.."

"Sssttt tenang lah aku mengerti hyun aku juga merindukan sepupu mochiku."

"Apalagi suami jimin hyung keadaannya benar-benar kacau aku sangat kasihan padanya."

"Tenanglah ne.. Hyung juga akan bantu mencarinya pati jimin akan segera kembali." Ucapnya menenangkan kyuhyun sambil memeluk erat kyuhyun menyalurkan rasa hangat dan tenang.

Di tempat lain jimin yang tengah berada di sebuah kamar bernuansa putih itu terkunci dari luar siapa lagi kalau jungkook pelakunya.

Jimin dibalkon berdiri dengan tatapan kosongnya seolah menerawang keadaan mereka orang yang ia sayang yang berada jauh disana. Tiba-tiba air matanya meluruh menetes membasahi pipi cubbynya yang menirus. Jimin menangis dalam diam.

"Tuhan.. Sampai kapan akan seperti ini..? Aku sangat merindukan wonhoku.." Jimin menunduk membiarkan air matanya jatuh kelantai.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

"Sayang aku datang!" Ucap jungkook bersemangat. Jungkook pun melingkarkan tangannya pada pinggang ramping jimin.

"Kau sedang apa hum? Apa kau tak ingin masuk udara semakin dingin sayang." Namun jungkook tak mendapat jawaban sama sekali.

"Jimin apa kau tak punya mulut hum bisa tidak kau menjawabku."

"...." Jimin masih tetap tak menghiraukan jungkook dia tetap diam membisu sampai jungkook geram dan menariknya paksa masuk kedalam kamar.

"Jimin kau membuat kesabaranku habis."

𝙋𝙡𝙖𝙠

Tamparan keras dilayangkan ke wajah jimin dan membuat pipi kiri jimin memerah dan sudut bibir jimin robek dan berdarah.

"Akhh..hiks.."

"Ternyata kau ingin aku berlaku kasar dulu baru bersuara hum.. Baiklah kalau itu maumu." Jungkook mulai menarik rambut jimin sampai sang empu mendongak memegang kepalanya yang berdenyut akibat tarikan dari jungkook yang menyakitkan.

"Akhh.. S-sakit jungkook.. Hiks.. L-lepas.. Hiks.."

"Kau benar-benar menguji kesabaranku. Aku tak ingin menyakitimu tapi kau selalu membuatku kesal sialan!"

Melupakan kehamilan jimin,Jungkook menghempaskan tubuh jimin diatas ranjang dengan perut yang tertekan dan berakhir jimin yang merasakan sakit pada perutnya yang membuncit.

"AKHHHH.. J-jungkook Akhh.. P-perutku ahhh.. S-sakit sshhh hiks.."

Dengan memegang perutnya jimin meluruh kelantai merasakan perutnya yang semakin sakit dan tak berapa lama darah segar keluar dari selangkangannya.

Jungkook pun panik melihat itu semua dan tanpa pikir panjang dia segera mengangkat tubuh jimin dengan cara bridal style.

Jungkook pun segera memasuki mobilnya dan jimin yang masih meronta kesakitan dengan darah yang masih mengalir. Bertepatan dengan itu salah seorang dari anak buah jackson yang sedang melakukan pencarian melihatnya dan dengan cepat menhubungi jackson.

𝙏𝙪𝙩... 𝙏𝙪𝙩... 𝙏𝙪𝙩...

"Hallo boss aku menemukan mereka."

"𝘉𝘦𝘯𝘢𝘳𝘬𝘢𝘩? 𝘒𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢?"

"Ya bos aku yakin. Mereka baru saja keluar dari sebuah rumah dan terlihat tergesa-gesa."

"𝘊𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘶 𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢! 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘭𝘰𝘬𝘢𝘴𝘪𝘯𝘺𝘢."

"Siap boss!" Orang itu pun segera mengikuti jungkook dan jimin dengan jarak aman agar tak tertangkap basah karena mengikutinya.

Di tempat lain jackson yang mendapat berita itu segera menemui tuan jeon yang masih berada di kantornya.

𝙏𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠

"Masuk!"

"Tuan saya menemukan mereka."

"Benarkah? Dimana?"

"Masih belum tahu tuan anak buah saya masih mengikutinya."

"Baiklah, segera laporkan kelanjutan informasinya."

"Ne tuan saya permisi." Jackson pun segera pergi dari ruangan tuan jeon.

"Semoga menantuku baik-baik saja." Ucap tuan jeon sambil memegang kepalanya yang terasa pening.

Jungkook sekarang berada didepan pintu unit gawat darurat. Dia berdiri bersandar sambil menggigiti kuku jari kanannya dengan tangan kirinya menopang tangan kanannya. Dia cemas dengan kondisi jimin dan kandungannya.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Melihat dokter yang menangani jimin keluar jungkook segera menghampirinya.

"Dokter bagaimana keadaannya?"

"Apa anda suami pasien?

"N-ne dok"

"Bisa mengikuti saya keruangan saya? Saya akan menjelaskan disana"

"Ne dok" Jungkook pun mengikuti dokter tersebut keruangannya.

Tuan jeon saat ini sedang menemani istrinya yang menangis. Dia sudah berada dirumah karena mendapat telpon dari salah satu pelayan dirumahnya karena sang putra sedang mengamuk lagi karena mengingat jimin yang sudah 2 minggu ini menghilang. Wonho menjadi stres dan sering mengamuk tak terkendali.

Nyonya jeon sudah mencoba untuk menenangkan wonho agar lebih bersabar menunggu jimin dan meyakinkan dia bahwa jimin pasti kembali namun lagi-lagi wonho mengamuk dengan melemparkan apa saja yang dilihatnya dan pernah hampir bunuh diri karena terlalu frustasi.

"Sayang tenanglah jimin pasti sebentar lagi kita temukan."

"Tapi kapan oppa.. Hiks.. kasihan wonho.. Hiks.. D-dia sangat merindukan istrinya.. Hiks.."

"Sebentar lagi, kupastikan itu.."

Tak berapa lama posel tuan jeon berbunyi dan menunjukan kontak dengan nama jackson disana. Tuan jeon pun segera mengangkatnya.

"Ya jackson bagaimana?"

"Tuan mereka berada di ilsan. Namun sepertinya terjadi sesuatu dengan menantu anda karena dia dibawa oleh tuan muda kerumah sakit."

"Benarkah? Kirim lokasinya padaku aku akan kesana kau juga ikut dan bawa beberapa anak buah mu."

"Ne tuan." Tuan jeon pun memutuskan telepon tersebut. Tuan jeon cemas dengan keadaan menantunya semoga tidak terjadi hal yang buruk padanya.

.𝙏𝙞𝙣𝙜.

Ponsel tuan park pun berbunyi lagi namun kali ini pesan masuk dan pesan itu dari jackson yang mengirimkan lokasi keberadaan jimin.

'𝘙𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘕𝘏𝘐𝘚 𝘐𝘭𝘴𝘢𝘯 𝘏𝘰𝘴𝘱𝘪𝘵𝘢𝘭, 𝘨𝘰𝘺𝘢𝘯𝘨-𝘴𝘪, 𝘨𝘺𝘦𝘰𝘯𝘨𝘨𝘪-𝘥𝘰.'

Setelah mendapatkan lokasi tuan jeon bergegas menuju ke tempat itu.

"Sayang aku pergi."

"Kau mau kemana oppa?"

"Aku akan menjemput menantu kita."

Nyonya jeon terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya.

"B-benarkah oppa?hiks.. Syukurlah.. Hiks.. Semoga dia baik-baik saja.. Hiks.. Cepat bawa jimin pulang oppa"

"Ne aku akan membawanya pulang. Aku pergi dulu."

"Ne"

Tuan park pun meninggalkan rumah dengan jackson dan beberapa anak buahnya yang sudah menunggu di depan gerbang. Mereka pun menuju ke salah satu rumah sakit di ilsan.

•••

"Sayang maafkan aku.. Karena aku kau sekarang jadi seperti ini."

Jimin terbaring lemah dengan selang infus yang menacap pada punggung tangan kirinya. Jungkook yang melihat keadaan jimin seperti ini merasa sangat bersalah.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠

"𝘋𝘰𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.?"

"𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘵𝘳𝘦𝘴𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘵, 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘢𝘴𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘵𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘺𝘶𝘬𝘶𝘳𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪. 𝘛𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘢𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘤𝘶 𝘴𝘵𝘳𝘦𝘴𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘪𝘣𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘨𝘶𝘨𝘶𝘳𝘢𝘯."

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛

Jungkook bingung apa yang harus dia lakukan karena dia sadar bahwa dialah penyebab dari penderitaan jimin.

Setelah hampir 4 jam perjalanan tuan jeon beserta anak buahnya sampai ke tempat tujuan rumah sakit NHIS Ilsan Hospital. Jackson pun segera menhubungi anak buahnya yang masih berjaga di rumah sakit tersebut. setelah mendapat informasi tuan jeon bergegas keruangan jimin dirawat.

𝘽𝙍𝘼𝙆𝙆

Suara dorongan pintu terbuka dengan keras pelakunya adalah tuan jeon. Jungkook yang berada di dalam terkejut melihat pintu yang terbuka lebar yang menampakan tuan jeon dengan beberapa bawahannya disana. Tuan jeon pun melangkah cepat ke arah jungkook dan...

𝘽𝙐𝙂𝙃

𝘽𝙐𝙂𝙃

𝙋𝙍𝘼𝘼𝘼𝙉𝙂

pecahan kaca pun berserakan akibat tubuh dan kepala jungkook menghantam kaca jendela di samping ranjang jimin.

"SIALAN KAU JUNGKOOK! KAU KETERLALUAN AKU KECEWA PADAMU. BANGSAT!"

Jungkook terus mendapat pukulan dari sang ayah yang telah termakan oleh amarah. Kini kondisi jungkook benar-benar kacau dan mengenaskan.

"Hah.. Ternyata lelah juga menghajarnya dengan tubuh yang tidak muda lagi.. Jackson bawa dia"

"Baik tuan. Kalian bawa tuan muda"

"Baik boss." Anak buah jackson pun membawa tubuh jungkook ke mobil mereka dan menunggu disana.

"Jackson tolong jaga menantuku aku akan mengurus untuk memindahkan ke seoul."

"Baik tuan." Tuan jeon pun segera pergi untuk mengurus beberapa berkas untuk pindah rawat ke seoul.

"Wonho-ah appa akan membawa jimin pulang nak, tunggu kami."

𝙏𝙗𝙘


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C16
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen