Jungkook menemani jimin yang masih terbaring lemah di atas ranjang pesakitan nya. Seakan ia tak ingin meninggalkannya lagi tak ingin memalingkan pandangannya pada jimin karena saat ia jauh dari pria mungil itu telah terjadi hal buruk menimpa prianya itu.
Jungkook terus menggenggam tangan jimin dan menatap wajah cantik itu. Wajah yang semula putih bersih dengan pipi merona nya kini terdapat beberapa memar dan luka goresan. Jungkook membelai surai jimin dengan lembut kemudian memberikan kecupan sayang di keningnya.
"Cepat lah sehat baby, jungmin menunggu mu. Dia ingin sekali bertemu mommy nya. Jungmin merindukanmu baby." Bisik nya di telinga jimin.
"Eunghh.. J-jungmin.." Terdengar lenguhan dari bibir tebal jimin dan di ikuti nama putranya ia sebutkan.
"Baby,.."
Jimin pun menolehkan wajahnya ke arah jungkook dan menyunggingkan senyum manisnya membuat jungkook ikut tersenyum padanya dan beberapa kali jungkook mengecup punggung tangannya.
"Kau sadar sayang? Apa ada yang terasa sakit?" Jimin menggeleng pada jungkook. Ia tak merasakan sakit saat melihat jungkook berada di sampingnya.
"Tidak kookie, aku sudah baik-baik saja."
"Hah... -jungkook menghela nafasnya lega-... Syukurlah sayang. Aku sangat khawatir padamu." Ucap jungkook yang kini membelai pipi jimin
"Kau ingin sesuatu?" Ucap jungkook dengan sangat lembut.
"Aku ingin bertemu jungmin, kookie. Aku sangat merindukannya." Ucap jimin dengan berkaca-kaca. Ia benar-benar rindu pada putra semata wayangnya.
"Setelah kau keluar aku akan membawamu bertemu dengannya." Jimin pun tersenyum mendengarnya. Sebenarnya ia tak sabar untuk bertemu jungmin karena rindunya sudah tak dapat terbendung lagi.
Tok tok tok
Keduanya pun menoleh ke arah pintu yang tertutup.
"Kookie.."
"Sebentar aku akan membukanya." Jungkook pun beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah pintu itu.
Ceklek
"Selamat siang tuan!" Terlihat dua orang dari kepolisian berdiri di depan ruangan inap jimin.
"Oh, ne gyeongchalgwan. Silahkan masuk." Jungkook pun membungkuk sopan pada dua orang itu.
Jungkook pun mempersilahkan masuk pada dua orang polisi dan mereka pun mendekat ke arah ranjang pesakitan jimin.
"Selamat siang tuan jimin. Bagaimana kondisi anda sekarang?" Ucap salah satu polisi itu.
"Terima kasih sudah bertanya gyeongchalgwan. Saat ini saya sudah merasa lebih baik." Ucap jimin dengan mengembangkan senyum ramah.
"Syukurlah tuan. Perkenalkan saya Choi chaewoon dan rekan saya Jung jeoni. Kami datang untuk meminta keterangan dari tuan jimin selaku korban dari kasus ini. Jika kondisi tuan memungkinkan kami minta kerja sama tuan jimin untuk memberikan keterangan selama penyekapan itu terjadi." Setelah mendengarkan ucapan dari tuan choi jimin menoleh ke arah jungkook. Jungkook pun mengerti jika jimin sedikit tak nyaman jika harus mengingat kembali semuanya.
"Jika kau tak bisa mengatakannya, jangan dipaksakan sayang. Tidak apa-apa." Ucap jungkook menenangkan jimin yang mulai gelisah.
"Tidak apa-apa tuan, Jika tuan tidak bisa mengatakannya kami juga sudah mendapatkan barang bukti. Saat itu setelah menangkap tuan Kim taehyung. Kami melakukan penyusuran di hutan itu dan menemukan sebuah gudang kosong yang sudah lama tak terpakai dan tempat itulah yang menjadikan tempat dimana tuan jimin di sekap dan dianiaya. Bahkan ada sebuah pisau dan pecahan kaca dengan darah yang masih basah. Saya yakin di hari itu juga tuan baru saja mendapat luka-luka itu. Apa kami benar?"
"N-ne tuan Choi." Jimin mulai berkeringat dengan tubuh yang mulai bergetar jungkook yang menyadari itu pun segera memanggil dokter.
"Sayang, kau tidak apa-apa? Tunggu sebentar aku akan memanggil dokter ne.." Jungkook pun berlari keluar untuk memanggil dokter.
"Tuan, kau tidak apa-apa?" Terlihat ke dua polisi itu cemas melihat reaksi jimin yang tak terduga. Begitu besar efeknya bagi klien nya setelah mendengar penjelasan dari tuan Choi.
Sedangkan jimin kini ia sudah menangis terisak pilu dan menutupi wajahnya dengan ke dua tangannya. Bayang-bayang saat taehyung memukulnya dan menusukan sebilah pisau pada kakinya muncul di kepalanya. Dan wajah taehyung yang menyeringai selalu memenuhi kepalanya.
"Arggghhhhh" Jimin berteriak melampiaskan ketakutannya dan rasa sakit pada kepalanya saat ingatan itu muncul.
"Tuan jimin.." Ke dua polisi itu semakin panik namun saat itu juga dokter dan beberapa perawat datang dan segera menahan tubuh jimin yang meronta kuat.
"Tuan-tuan tolong tunggu di luar." Ucap salah satu perawat yang ada di sana.
Kini tuan choi dan tuan jung sudah berada di luar juga jungkook yang terus menatap pada kaca yang ada di pintu itu. Terlihat kekasihnya yang meronta dengan tangan dan kaki tengah ditahan oleh 4 orang perawat. Terlihat dokter tengah menyuntikan sesuatu pada lengan jimin nya dan selang beberapa menit jimin berangsur tenang.
"Tuan jungkook, maafkan kami. Kami tak menyangka respon dari tuan jimin akan seperti ini." Ucap tuan jung pada jungkook.
"Ne tidak apa-apa gyeongchalgwan. Karena memang inilah resikonya. Dan terima kasih sudah menangkap kim taehyung."
"Ne tuan, kalau begitu kami permisi."
"Ne gyeongchalgwan. Annyeong!" Jungkook pun membungkuk sopan begitu pula ke dua polisi itu. Kemudian mereka pun pergi meninggalkan jungkook yang kini tengah terduduk di kursi tunggu depan ruangan jimin.
Ceklek
Jungkook pun beranjak dari duduknya setelah melihat dokter keluar dari kamar inap jimin.
"Dokter, bagaimana keadaannya?"
"Tuan jimin baru saja mengalami serangan panik. Tadi sudah saya berikan obat penenang mungkin tuan jimin akan teridur selama beberapa jam ke depan. Tuan saya harap jangan menunjukkan atau mengatakan sesuatu yang membuat tuan jimin mengalami serangan panik itu kembali karena dapat memicu Depresi pada tuan jimin." Jungkook terkejut bahkan separah itu trauma yang di alami oleh jimin.
"D-depresi dok?"
"Ne tuan. Kami harus melakukan tindakan lebih lanjut. Setelah satu minggu tuan jimin akan melakukan terapi untuk meredakan traumanya. Kalau begitu saya permisi tuan. Saya harus memeriksa pasien lain"
"Ne dokter."
Dokter itu pun pergi dari sana dan jungkook pun masuk kembali ke ruangan itu. Didalam masih ada salah satu perawat yang sedang membenarkan selang infus milik jimin.
"Oh tuan silahkan, saya sudah selesai. Permisi." Jungkook pun tersenyum dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah jimin yang kini terlelap.
Jungkook pun mendekat ke arah jimin mencium keningnya dan turun ke bibir jimin yang kini pucat. Jungkook menggenggam jemari mungil jimin membawanya kearah bibirnya. Mengecup jemari mungil itu cukup lama sampai tanpa sadar air mata jungkook menetes tanpa permisi. jungkook merasa khawatir pada jimin ia sangat berharap jimin nya cepat pulih dan kemudian membawa jimin pada jungmin untuk mempertemukan mereka.
"Sayang, cepatlah sehat. Bukankah kau ingin bertemu jungmin? Dia juga sangat merindukanmu. Ku mohon jimin, aku janji kita akan segera menikah menjalin keluarga kecil kita bersama jungmin. Bukankah itu keinginan kita sayang. Maka dari itu kau harus cepat sehat dan pulih oke. Aku akan selalu berada di sisimu, menjagamu dan penyemangat untuk kesembuhan mu saya. Aku janji baby." Sekali lagi jungkook mengecup tangan mungil jimin sambil memejamkan mata melepaskan rasa sesak di hatinya di saat melihat jimin nya yang sedang menderita karena traumanya.
tbc