App herunterladen
21.66% Impossible wish / Chapter 13: Beginning of hatred

Kapitel 13: Beginning of hatred

•🔞

"It's show time baby..." Ucap jungkook dengan seringai yang terlihat menyeramkan bagi jimin.

.

.

.

Setelah penis jimin menegang, jungkook memasangkan sebuah cock ring. Setelahnya jungkook mengangkat kedua kaki jimin yang  terikat saat tadi sempat di lepas untuk menarik turun celana jimin dan baru saja kembali di ikat agar tak dapat memberontak.

Jungkook mengangkat kaki jimin ke perut dengan posisi paha luar menempel ke perut jimin dan menekan paha dalamnya untuk tak dapat bergerak dan posisi itu membuat lubang pink jimin terpampang jelas di depan jungkook.

"Woah! Lihat lubang surgamu ini sangat menggoda eoh? Aku tak sabar memainkannya.." Dan di akhiri tawa dari jungkook. Dan jimin hanya bisa menangis  menggeliatkan tubuhnya gelisah karena percuma saja untuk berteriak.

Jungkook mulai memasukkan jari panjangnya yang kering ke dalam lubang jimin dan itu membuat jimin kesakitan dan terasa perih.

"Emphh...hmmm..." Jimin terus mengeluarkan teriakan tertahan karena bagaimana pun itu sangat sakit. Jungkook mulai mengorek sambil memaju mundurkan jarinya kemudian ia menambahkan dua jari lagi dan kini tiga jari jungkook menghujam lubang jimin dengan kasar sampai jimin mulai merasakan pelepasan tapi tidak bisa karena cock ring yang berada di penisnya. Kemudian jungkook melepaskan jarinya dan beralih pada sebuah vibrator kecil berwarna pink yang mempunyai kabel dan remote.

Jungkook pun mulai memasukkan vibrator kedalam lubang jimin setelahnya jungkook mulai menekan tombol high dan vibrator di lubang jimin bergetar membuat jimin tersentak dan membuat tubuh jimin semakin menggeliat gelisah mendapatkan sensasi geli di bawah sana. Setelah itu jungkook menurunkan kaki jimin. Jungkook bangkit dari ranjang menatap tubuh polos jimin yang menggeliat dan menggelinjang akibat vibrator yang bergetar di bawah sana dan jimin merasakan sakit saat ia mendapat orgasme keringnya. Benar-benar menyakitkan.

"Nikmatilah baby aku akan pergi sebentar oke." Jungkook tertawa keras melihat kondisi jimin yang lemah dan tersiksa. Dia pun pergi meninggalkan jimin sendiri di dalam kamar itu.

Sudah satu jam jungkook meninggalkan jimin dan jimin saat ini sudah merasa lelah dengan keringat membanjiri tubuhnya. Dia benar-benar tersiksa dengan kondisinya saat ini dan berakhir tak sadarkan diri.

Tak berapa lama jungkook kembali kamar dimana jimin berada. Menatap tubuh jimin yang sudah tak bergerak jungkook pun mendekat ke arah jimin dan melihat jimin yang sudah banjir keringat dengan mata yang tertutup.

"Kau pasti sangat lelah hum? Tapi nikmat bukan?"  Jungkook mencabut vibrator yang masih bergetar itu dan membuangnya asal. jungkook pun menyentuh lubang jimin yang basah dan mengusapnya sesekali memasukkan jarinya sambil terkekeh.

"Kau sudah basah? bagaimana kalau milikku sekarang yang memasuki mu." Jungkook menyeringai kemudian dia membuka celananya sendiri setelahnya mengeluarkan penis besarnya. Mengocoknya sebentar sampai benar-benar tegang. Jungkook mulai mengangkat kaki jimin yang terikat ke bahu kanannya dan dengan sekali hentakan penis jungkook masuk karena lubang jimin yang telah basah dan yang di lakukan jungkook membuat jimin membuka matanya dan berteriak tertahan karena masih tertutup lakban karena rasa sakitnya.

"Kau ingin berteriak? Berteriak Lah dan mendesah lah." Dengan kasar jungkook membuka lakban yang berada di mulut jimin.

"Akhh.. Hiks.. Berhenti... Kumohon... Hiks.."

"Berhenti? Itu tak akan terjadi. Dan mulai sekarang kau menjadi jalang ku." Jungkook menghentak kasar penisnya pada lubang jimin. Memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat dan dalam.

"Akhh.. S-sakithhh... Berhentihhh...ahhh... K-ku mohonhhh...sshhh...akhhh.."

"Ahh... Kau sempit sekali... Ahh... Fuck.. Kau lebih nikmat dari jalang-jalang yang pernah ku sewa..ahhhh..."

"Ahhh... K-ku mohon... Hiks.. b-biarkan ahhh.... A-aku.. Hiks...Sshh... K-keluar... Hiks.. Ini.. Ini.. S-sakit... Hiks.." Jimin menangis merasakan sakit pada penisnya akibat orgasme kering yang sejak satu jam yang lalu. Jungkook seakan menulikan telinganya ia terus menumbuk lubang sempit jimin.

Jungkook mengeluarkan penisnya dari lubang jimin kemudian ia membalik tubuh jimin menarik pinggang jimin membuatnya menungging dengan kepala sebagai tumpuan karena tangan jimin masih terikat ke belakang. Jungkook kembali melesakkan penisnya ke lubang sempit itu dan kembali menghentak nya lebih kuat dan lebih dalam.

"AKHHH... T-tidak!.. Keluarkan.. Keluarkan.. S-sakit.. Hiks.. L-lepaskan.. AKhhh...."  Jungkook menggila mendengar kesakitan jimin dan dia tertawa keras melihat jimin yang tersiksa di bawahnya. Lubang jimin mulai mengeluarkan darah akibat hentakan kasar dari jungkook namun jungkook yang tak perduli dia terus menghujam lubang jimin.

Setelah dua jam berlalu jungkook sudah mulai merasakan dirinya yang hampir klimaks dan jimin mulai kelelahan.

"Ahh... Sebentar lagi.. Aku.. Sampai... Ahhh.."

"T-tuan..k-kumohon.. Biarkan aku.. K-keluar.." Lirih jimin karena merasakan lelah.

"T-tunggu kita keluar bersama.. Ahh.."

Jungkook terus menghentakkan penisnya semakin cepat dan beberapa hentakkan kemudian jungkook mengeluarkan cairannya memenuhi lubang jimin dan di ikuti jimin mengeluarkan banyak cairan kentalnya setelah jungkook mencabut cock ringnya. Tubuh jimin bergetar hebat akibat pelepasan yang tertahan berjam-jam akhirnya keluar. Nafasnya memburu tubuhnya penuh keringat jungkook yang kini sedang melihat jimin terkulai lemas tertawa remeh.

"Lihat lah jalang baru ku sudah lemas hum? Apa pria hidung belang yang pernah bersama mu tak bisa membuatmu sampai lemas seperti ini?" Jimin masih mengatur nafasnya yang terengah engah sampai akhirnya jimin membuka suaranya yang membuat jungkook tertawa.

"K-kenapa tuan m-melakukan ini pada ku?" Lirih jimin yang masih bisa di dengar oleh jungkook.

"Kau bertanya kenapa? Ah.. Kenapa ya aku melakukan nya?" Jungkook mencengkeram dagu jimin agar jimin menatapnya.

"Apa kau lupa hum? Kau membuatnya pergi dari ku. Kau ingat di taman satu setengah tahun yang lalu? Kau membuatnya pergi meninggalkan ku dan meninggalkan korea keesokkan harinya apa kau lupa!" Lanjut jungkook dengan geram ia mencengkeram kuat dagu jimin dan jimin hanya bisa meringis menahan sakit.

"I-itu semua k-kesalahan yang kau b-buat sendiri. Jika k-kau memang mencintainya kau tak m-mungkin melakukan nya." Jungkook menatap tajam pada mata sayu jimin.

Flashback

Saat ini Jimin dan jie-un sedang berjalan-jalan di sebuah taman kota mereka berkeliling menikmati taman yang di tumbuhi beraneka ragam bunga yang bermekaran.

"Noona lihat bunganya indah sekali .." Ucap jimin dengan mata yang berbinar menatap kagum hamparan luas taman itu di penuhi oleh bunga. Jie-un pun tertawa melihat tingkah menggemaskan jimin saat berlarian menatap bunga itu satu persatu dan saat mengejar kupu-kupu. Sampai jimin yang masih berlarian menabrak seseorang yang berada di depannya.

"Aw!  S-sakit.."

"Hey, apa kau gila berlarian di tempat ramai seperti ini?" Ucap ketus pria itu pada jimin.

"M-maaf tuan."

"Cih!"

"Sudahlah sayang, kita tinggalkan dia." Ucap seorang wanita yang merangkul lengan pria yang di tabrak oleh jimin.

"Ne, kita pergi saja. Lebih baik kita bersenang-senang sekarang." Kedua orang itu pun pergi sampai sebuah ingatan terlintas di otak jimin.

"Eh.. Bukan kah dia.... "

Jimin langsung berlari kembali ke arah jie-un dan memberi tahu sesuatu yang telah ia ingat.

"noona, kau lihat di sana.."  Jie-un pun melihat ke arah yang di tunjuk oleh jimin.

"J-jungkook?"  Jie-un membeku menatap dua orang di depan sana yang kini telah masuk ke dalam mobil.

"Pria itu bukannya kekasih noona yang satu munggu lalu noona menunjukan fotonya pada ku?"

"Jimin, maaf noona ingin pulang. Noona akan mengantarmu dulu." Jie-un pun pergi menuju ke mobilnya jimin masih terdiam dan mulai sadar saat jie-un mulai berjalan menjauh.

"Eh? Noona tunggu."

.

.

.

Keesokan harinya jie-un meminta jungkook untuk bertemu dengannya siang itu. Saat ini jie-un mengajak jimin untuk menemaninya dan menunggunya di mobil.

"Noona dia sudah di sana, pergilah temui dia."

"Ne, aku akan menemuinya." Jie-un pun keluar dari mobil dan menghampiri jungkook kekasihnya.

"Sayang, aku merindukanmu." Ucap jungkook sambil memeluk jie-un namun jie-un tak membalasnya dan hanya diam.

"Kau kenapa hum?" Jungkook melepaskan pelukannya saat tak mendapat balasan.

"Ayo putus."  Jungkook terkejut dengan apa yang dikatakan jie-un.

"Putus? Kau bercanda?"

"Tidak, kita akhiri saja ini semua."

"Tidak jie-un apa maksudmu? Aku mencintaimu aku tak ingin kita berakhir."

"Jika kau mencintaiku biarkan aku pergi. Aku melepas mu jungkook kau bisa bersama wanita itu. Aku pergi." Jie-un pun pergi meninggalkan jungkook yang terdiam di sana dan terus menatap jie-un yang menjauh sampai netra nya menangkap sosok pemuda yang kemarin melihatnya bersama seorang wanita yang kini tengah keluar dari mobil dan memeluk jie-un yang menangis.

"Sialan! jadi karena dia hum? Suatu saat aku akan buat perhitungan padanya."

Flashback off

Tbc


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C13
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen