Setelah sholat maghrib Kirana mengambil mushaf Al-qur'an miliknya dan membacanya, Kirana menargetkan minimal sehari membaca satu juz jadi setiap satu bulan sekali bisa hatam. Setengah jam cukup bagi Kirana menyelesaikan satu juz nya, kemudian Kirana berganti baju karena sebentar lagi Ifa menjemputnya ke masjid, rencananya Kirana akan sholat isya' berjama'ah dimasjid.
Mengenakan gamis kasual warna peach dan jilbab hitam membuat wajah Kirana menjadi bersinar, kecantikannya muncul secara alami dan setelah selesai Kirana pamit pada neneknya akan ke masjid untuk latihan rebana.
"Assalamu'alaikum ..." Ifa sudah memanggil
"Wa'alaikum salam ... sebentar Fa ... aku kunci pintu dulu." Setelah mengunci pintu Kirana menghampiri Ifa yang sudah berada didepan rumahnya bersama seorang lelaki yang tampan. Wajahnya sedikit mirip dengan Ifa, kulitnya putih, tinggi karena saat Kirana berdiri dia harus mendongak keatas saat melihat wajahnya. Umurnya kira-kira lima tahun lebih tua dari nya dan satu lagi ... ekspresinya acuh tak acuh...
"Kakak ... kenalkan ini sahabatku, Kirana.." Ifa mengenalkan Kirana pada kakaknya.
"Kirana" Kirana menangkupkan kedua tangan didepan dadanya, setelah SMA Kirana sangat menjaga jarak dengan kaum adam, dia tidak ingin bersentuhan selain mahromnya.
Sementara kakak Ifa hanya melihatnya sekilas dan mungkin menganggap Kirana hanya seorang anak kecil yang imut, jadi dia tidak begitu tertarik.
"Ziyad..." suaranya terdengar dingin dan singkat. Ifa yang menyadari kebekuan ini langsung mencoba mencairkan suasana.
"Kakak ... Kiran ini vokalis kita..." Ifa tersenyum dengan bangga... Kirana meneundukkan kepalanya sementara Ziyad tetap dengan sikap yang sama...acuh..
Ketiganya berjalan menuju masjid dengan Kirana dan Ifa didepan dan Ziyad dibelakangnya. Sepuluh menit kemudian ketiganya sampai dan langsung disambut anggota rebana lainnya.
Ifa dan Kirana agak heran karena hari ini tidak seperti biasanya, serambi masjid penuh dengan orang yang akan menonton mereka latihan, sejak Kirana menjadi vokalisnya banyak yang menonton saat mereka latihan, Suara khas Kirana mampu menjadi daya tarik tersendiri apalagi kalau sedang duet sama Wahid...
"Assalamu' alaikum semua...." sapa dari Ifa dan Kirana serentak. Saat Kirana sudah datang latihan pun dimulai. Ziyad duduk bersila di pojok masjid dengan Al-qur'an ditangannya tidak memperdulikan orang- orang yang sedang berlatih. Wahid menyenandungkan tiga buah sholawat kini giliran Kirana dan memulai dengan suluk yang sangat merdu.
"Allahummasolli wasalim.. 'Ala Sayyina... Muhammadin, wa'ala ali...Sayyidina..Muhammad...
Wa'ahsanu minkalamtaroqotu 'ainun... wajmaluminkalam talidinisaa'i
Khuliktamubarroaminkulli 'aibin2x ka'anakaqodkhulikta kamaa tasya'u
Ya Rasulalloh,,ya habiballoh3x....
suara rebana...
Ziyad terpana mendengar suara gadis kecil itu. Dia benar- benar meremehkan kemampuan sahabat adiknya itu. Kini Ziyad menutup mushaf yang dipegangnya, diciumnya dan mengembalikan ketempatnya. Sekarang z]Ziyad fokus memperkatikan Kirana yang mulai melantunkan sholawat bait demi bait
"Namat a'yuni yauma....namat wal haninunama...
"Rohat tahtawini...rukyak...ya rasulalloh...
para backing vokal menyambung saat Kiran berhenti.
"Ahmad ya nurolhuda bisyauqun faqol mada 'aini tarjuan tarok ruhi ya habibi fidak2x"(backing vokal)
Kirana kemudian melanjutkan
"Anaq toifuhu qolbi....dzabat fii yadaihi yadhi...
Nahdathu ' uyuni...wabahah la..masal qolba...(suara tinggi)
Ahmad ya nurol huda, bisyaiqun faqolmada
'Aini tarju antarok ruhi ya habibi fidak(backing vokal)
Kirana mengambil alih lagi
"Hauduhu kautsarun warowan...syarbatun lidawa aya...irwini ya habibi...ya thobibal baroya anta libalsamu wasyifa' ..
ooo...oo...(backing vokal)
balik ke Kirana.
"Irwini ya habibi...ya thobibal baroya anta li balsamu wasyifa'
semua orang bertepuk tangan saat Kirana selesai dengan sholawat pertamanya.
"Woooww... amazing kiran..." Ifa memeluk Kirana merasa sangat bahagia... suara Kirana benar-benar menyihir seluruh orang. Ziyad kini melihat Kirana dengan pandangan yang berbeda. Dia merasa enggan saat Kiran berhenti melantunkan sholawat. Dia ingi mendengarnya lagi dan tanpa sadar dia berkata.
"Satu lagu lagi..." semua orang menatap Ziyad, tetapi kemudian mereka ramai-ramai menyetujui usul Ziyad meminta kirana melantunkan sholawat sekali lagi.
Kirana juga menyetujuinya dan berbisik pada Ifa dan Ifa memberitahu tim penabuh untuk mulai lagi...
"Jangan bilang i love you bila tak mau diajak menikah...." penonton langsung berteriak senang
"Jangan mudah tertipu berhubungan dengan orang yang salah..." Kirana tersenyum dan melanjutkan lagi
"Perasaan cinta... anugrah terindah, dalam makna cinta, cinta karena Alloh...
"Setiap insan, pasti merasakan cinta...
"Sudah suratan,dari yang maha kuasa...
"Cinta adalah menyayangi dan memberi... saling mengalah, mendo'akan dengan hati..." semua orang bertepuk tangan saat Kirana selesai . latihan pun selesai.
Kirana pamit pulang terlebih dahulu karena sangat lelah, dia berpesan pada Wahid agar menyampaikan pada Ifa karena pulang lebih dulu. Ifa sedang mengembalikan alat-alat yang dipakai latihan tadi bersama teman yang lain.
Hanya Wahid yang berada di serambi, sedangkan Ziyad sudah pergi dari tadi setelah Kirana selesai dengan sholawat terakhir, Ziyad ada keperluan jadi pamit lebih dulu.
Kirana berjalan sendirian, karena gelap Kirana agak merinding, saat hampir sapai ke rumahnya Kirana terperosok kedalam lubang galian pipa PAM yang sedang dalam perbaikan. Kepalanya terbentur batu dan akhirnya tak sadarkan diri. Disisi lain Ifa dan Ziyad berjalan tergesa- gesa kearah rumah Kirana.
Ifa langsung menelepon kakaknya saat mengetahui Kirana pulang seorang diri. Ifa sangat tahu kalau Kirana sangat penakut jadi setelah Ziyad datang langsung buru-buru menyusul Kirana.
Saat hampir sampai di rumah Kirana, Ifa dan Ziyad melihat sosok yang mereka kenal terbaring ditanah. Ifa yang mengenali gamis Kirana langsung berlari menghampiri tubuh mungil itu.
Ya Alloh... kak... pelipis Kirana berdarah. Ayo segera bawa pulang Kirana. Aku duluan minta kunci pada Neneknya, Kakak tolong bawa Kiran pulang! Ifa langsung berlari dan membuka kunci setelah meminta pada Nenek Kirana. Sementara sang Nenek sangat panik.
Ziyad membaringkan kirana dikamar gadis itu sementara Ifa ke belakang mengambil baskom dan handuk kecil untuk membersihkan luka Kirana. Nenek mengambilkan betadin dan plester. Dikamar Kirana hanya bersama Ziyad, Kirana belum sadarkan diri. Ziyad melihat gamis Kirana sobek dan kaki putih Kiran pun terekspose.
Ziyad mengucap istighfar sambil menyelimuti kaki Kirana dengan jaketnya. Ziyad pun keluar dan duduk diruang tamu. Ifa dan Nenek yang merawat Kirana yang tersadar setelah Ifa selesai membersihkan luka Kirana dan menempelkan plester. Kirana kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya. Karena sudah malam Ifa dan Ziyad berpamitan pada Kirana dan Nenek. Kirana pun beristirahat setelah kepulangan kakak beradik itu.