"Ini sungguh tidak terduga."
Pria bermata biru itu tersenyum tipis. Sudah bertahun-tahun lamanya sejak terakhir ia merasa emosional seperti ini.
"Aku berhutang ucapan trimakasih padamu, Jonas. Jika kau tidak membimbing putriku dengan baik, aku mungkin masih menjadi ayah pecundang sekarang."
"Hei.. Kau sudah berusaha. Tidak ada orangtua yang sempurna di dunia ini. Semua orang terus belajar." Ucap Jonas.
"Namun seharusnya bagi seorang anak, orangtua adalah sosok paling sempurna pertama di mata mereka. Itulah yang istriku katakan." Gumam pria itu.
"Lalu, apakah ada perubahan pada tugasku?" Tanya Jonas setelah berdehem.
Ayah Emma mengangkat kepalanya dan mengangguk. "Kau tidak perlu menjadi perantara antara aku dan putriku lagi. Namun kau tetap bertugas untuk mengurus kepentingannya selama berkuliah karena aku akan selalu sibuk dengan pekerjaanku."
"Baiklah." Jawab Jonas. Kemudian keningnya mengkerut. "Kau dengar itu?"