Ucapan Levi membuat Kei meradang. Ia menatap pria itu dengan senyum tipis yang menutupi kedua baris giginya yang mengetat.
Levi menoleh pada Emma, lalu tersenyum. "Kau sudah bertarung cukup lama. Aku ingin mendapat bagianku. Jadi, tolong jangan ikut campur."
"Hei! Ini adalah-" Emma hendak menghentikan Levi yang melangkah mendekati Kei.
"Kau tahu aku tidak menerima bantahan, Emma. Kau pun tahu aku tidak suka mengalah." Levi memotong kalimat gadis itu.
Emma menatap punggung lebar Levi. Jika boleh jujur, ia cukup merindukan pria itu. Melihat punggung Levi bagaikan sebuah nostalgia yang bahkan belum sangat lama Emma tinggalkan. Namun punggung itu terlihat sangat familiar dan itu tanpa sadar memberikan rasa aman padanya.