"Ah.. E.. Emma. Kau itu kenapa, sih?" Poppy segera meremas lengan Emma pelan dengan raut tidak enak terhadap Rachel. "Jika kau tidak bisa, tidak apa-apa, Rachel. Maaf, aku bukannya bermaksud semena-mena mengatur pertemuan. Aku mendengar hari ini kau sedang cuti bekerja dan kebetulan mamaku juga. Jadi aku terpikir bahwa itu adalah waktu yang tepat. Namun aku tidak memaksamu. Tentu saja ini bisa dilakukan di lain waktu bahkan jika mamaku tidak ikut." lanjutnya.
Rachel melirik Emma sekilas. Gadis itu terlihat menggerakkan alisnya sedikit untuk mengisyaratkan kepadanya bahwa ia akan baik-baik saja jika pergi ke markas RJC sendirian. Akhirnya Rachel berdehem sebelum menggeleng, "Tidak, Poppy. Emma benar. Aku lupa bahwa aku tidak memiliki kegiatan untuk sore ini. Jadi, aku sungguh bisa membawamu ke sana." ia tersenyum.
"Benarkah? Apa kau serius? Tidak perlu memikirkan perasaanku jika kau memang tidak memiliki waktu." Poppy tertawa sungkan dengan menggaruk belakang kepalanya.