Anggukan Lune membuat Emma dan Rachel tersenyum puas. Ternyata mengancam anak buah Oscar memang sebegitu mudah, seperti yang mereka bayangkan.
"Oke." Ucap Emma dengan melepas pisau itu dari leher Lune. Karena pisau tersebut sangat tajam, sampai meninggalkan bekas gores yang mengeluarkan darah pada kulit pria itu.
Begitu sudah memastikan Emma telah keluar dari mobil, Rachel langsung menarik lepas ikat pinggangnya dengan tidak rela, "Sebaiknya kau bekerja dengan baik, berengsek!" ucapnya penuh penekanan, sebelum keluar dari pintu penumpang belakang.
Begitu jeratan pada lehernya sudah terlepas, Lune langsung terbatuk-batuk dan menarik nafas sebanyak-banyaknya karena dari tadi ia hanya mampu menarik oksigen sedikit-sedikit saja.
"Sial! Sial! Sial!" Serunya sambil memukuli stang mobil sebagai pelampiasan kekesalannya atas nasib sial yang datang bertubi-tubi. Sepertinya ucapan gadis di mini market tadi malah terjadi secara bertolak belakang padanya.