"Itu karena kau selalu menganggapku sebagai orang yang buruk." Jawab Levi dengan menjulurkan tangannya. "Sepertinya waktu kita sudah hampir habis."
Emma meraih tangan itu yang kemudian menariknya berdiri, "Apa kau lapar?"
"Aku tidak tau." Jawab pria itu enteng.
Levi mengarahkan Emma untuk berdiri di sampingnya, sebelum ia bergerak maju perlahan. Secara naluriah, Emma mengikuti gerakan Levi di samping pria itu. Mereka meluncur menuju keramaian di mana booth tempat mereka menyewa sepatu berada.
Sambil menggerakkan kakinya, Emma menatap Levi dengan wajah heran bercampur lucu, "Kau tidak tau?" ulangnya.
"Aku tidak bisa merasakan lapar. Aku akan makan jika itu waktunya untuk makan." Jawabnya.
"Hah? Memang ada yang seperti itu?"
Levi mengangguk, "Aku tidak akan mengarang cerita tentang hal bodoh seperti ini."
"Apa itu sebuah penyakit?" Tanya Emma dengan wajah serius. Ia juga tidak merasa Levi sedang mengarang cerita.
"Hem." Ia mengangguk kecil.