Alih-alih bertanya, 'Kok bisa ada di sini?' Davie justru menangkap tangan Qiana untuk digenggam. Lelaki itu tersenyum cukup lebar dan binar di matanya begitu cerah. Dia sungguh bahagia hanya dengan didatangi oleh kekasihnya di tempat kerjanya.
"Mau makan dimana?" langsung saja pertanyaan itu keluar dari bibir Davie tanpa basa-basi. Orang bodoh pun tahu jika kedatangan Qiana ke tempat itu tak lain adalah untuk makan siang bersama dengan Davie.
"Di kantin kampus aja. Nggak buruk kan?" Davie benar-benar mengabaikan Arkan yang masih ada di sana dan menatap pasangan itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Membiarkan saja Davie sibuk dengan kekasihnya dan dia sama sekali tak menginterupsi.
"Bukan masalah. Tapi kamu jauh-jauh datang kesini masa cuma makan di kantin?"