App herunterladen
75.04% I don't know you, but I Married you / Chapter 391: Kebenaran dari Nayla

Kapitel 391: Kebenaran dari Nayla

"Ini ibu saya." Dariel langsung bericara saat Jesica sudah ada disampingnya.

"Ibu panggil saya?"

"Iya pak, suruh orang ini keluar. Kok bisa dia masuk?bukannya masuk semua harus pake kartu akses?" Jesica heran sambil menatap kearah Nayla. Satpam itu langsung menarik Jian.

"Eh tanggung jawab lu!!" Teriak Jian saat dengan keras satpam berbadan besar itu terus menariknya keluar diikuti Nayla.

"Nay, kamu disini dulu." Jesica mencegahnya. Setelah Jian keluar Jesica langsung menutup pintunya.

"Siapa tadi Riel?"

"Jian mom, kakaknya Nayla."

"Jadi kamu yang buat dia masuk?" Jesica kini kembali menatap Nayla namun dia hanya membisu.

"Kamu tahu, orang yang mau ketemu Dariel aja harus bikin janjikan?kamu sendiri yang ngaturnya. Nah ini kenapa bisa langsung masuk?saya ga suka ya urusan keluarga dibawa-bawa ke pekerjaan."

"Iya Bu maaf." Nayla membuat Dariel tak tega.

"Mom..nanti aku jelasin."

"Ya udah kamu boleh keluar." Jesica membuat Nayla meninggalkan mereka berdua sekarang. Perempuan itu kini merasa bersalah. Dalam keadaan seperti ini Jesica terlihat lebih menakutkan.

"Ngomongnya diruangan mommy aja, Ada Kris soalnya." Ucap Jesica yang teringat Kris. Dia tak mau meninggalkan anak itu sendirian terlalu lama.

"Jadi kenapa bisa ribut kaya tadi?"

"Jian tiba-tiba datang mom minta aku tanggung jawab karena kondisi ibu ngedrop katanya. Ibu ada sakit kanker tapi aku ga tahu lebih jelas penyakitnya gimana."

"Tanggung jawab apa?kan kamu ga ngapa-ngapain."

"Dia minta uang."

"Udah mommy tebak deh ujung-ujungnya bakal gini. Kamu yakin ibu sakit?"

"Ga tahu mom, Nayla ga pernah cerita dan soal Nayla... udah dari tiga hari yang lalu dia ngasihin surat pengunduran diri. Nayla mau resign mom."

"Ya ampun...dalam seminggu semuanya berubah gini. Terus sekarang kamu mau gimana?"

"Tadi sih aku bilang ga mau walaupun sebenernya aku ga tahu harus gimana. Mereka minta uang dan Jian bilang mau ngomong ke media kalo aku anak durhaka. Gimana kalo itu kejadian mom?Nama baik keluarga nanti kebawa-bawa."

"Ini namanya pemerasan. Coba suruh Nayla kesini." Jesica tak suka dengan tindakan Jian. Dariel menelpon Nayla dan tak lama perempuan itu datang lagi.

"Kamu duduk disitu.."

"Iya Bu."

"Mommy Klis pingin pulang."

"Iya sayang bentar lagi kita pulang, mommy ngobrol dulu boleh ya." Jesica menjawab sebentar rengekan anaknya.

"Mommy malah.."

"Mommy ga marah sama Kris. Udah main lagi." Jesica kini mencoba menampakkan senyumnya.

"Saya percaya kamu orang yang jujur Nay, Saya pingin tahu apa bener ibu sakit?"

"Iya Bu sakit."

"Sakit apa?apa bener sakit kanker yang dibilang Jian?"

"Hm..."

"Mending saya tahu dari mulut kamu atau saya cari sendiri?"

"Bu..saya.."

"Kalo engga kita periksain langsung ibu kamu sakit apa."

"Ibu sakit tapi bukan sakit berat." Akhirnya Nayla jujur.

"Sebenernya ibu kerumah pak Kenan dan Bu Jesica disuruh Ayah. Ayah tahu soal kak Dariel. Waktu itu ayah ga sengaja liat foto kantor dikamar yang semakin meyakinkan kalo kak Dariel anggota keluarga Seazon. Ayah cari tahu lewat koleganya sampe dia tahu juga kalo tempat kerja kak Dariel itu milik istrinya pak Kenan. Karena semua informasi itu ayah mau minta ganti rugi soal....soal.."

"Soal apa?ga papa bilang aja Nay.."

"Soal biaya hidup kak Dariel dulu. Tapi ibu ga langsung terima kok. Dia bilang ga mau terus ayah ngancem-ngancem mau bunuh kak Dariel aja kalo ibu ga mau lakuin itu. Aku pikir waktu itu ibu ga akan langsung pergi makannya aku ga tahu kalo ibu ada datang ke rumah Bu Sica. Kayanya ibu kemarin ga bilang soal uang itu makannya ayah nyuruh kak Jian datang. Kak Jian curi kartu akses aku Bu." Nayla sepertinya menahan banyak cerita tadi. Dariel terkejut mendengar ceritanya.

"Ya Allah...cuman perkara uang sampe segitunya." Jesica menyandarkan badannya kebelakang dan benar-benar dibuat tak percaya ada orang seperti itu.

"Ucapan itu doa, harusnya Jian hati-hati sama omongannya tadi. Gimana kalo ibu beneran sakit?"

"Kak Jian ada utang online Bu makannya dia ngebet pingin uang itu juga."

"Kamu juga pingin?"

"Engga Bu, jangan salah paham. Saya mau kasih tahu kok Bu rencana mereka tanpa imbalan apapun."

"Ibu ada dimana sekarang?"

"Dirumah?"

"Ayah suka bersikap kasar ga?"

"Engga secara fisik cuman kata-katanya aja."

"Ya udah kamu pulang, rawat ibu kamu dulu. Kasian..dia pasti dia butuh bantuan. Kalo emang Jian sama ayah kamu gitu, udah kamu jangan ikut-ikutan. Sekarang kalo Jian sama bapak nanya, bilangin aja seminggu lagi Dariel datang. Gaji kamu tetep saya bayar full sampai hari terakhir kamu kerja."

"Mom..." Dariel terkejut dengan keputusan Jesica. Mertuanya itu hanya menatapnya. Nayla dipersilahkan lagi untuk keluar.

"Sekarang jemput Ara sama anak-anak, bawa kerumah pak Stefan kita ketemu disana."

"Tapi mom.."

"Riel...ini bukan cuman soal uang. Nyawa adik kamu atau ibu kamu juga bisa terancam. Bukan berarti kita turutin semua yang mereka mau. Kita cari jalannya bareng-bareng. Kamu ga akan hidup tenang kalo kaya gini caranya. Mereka sengaja memperalat kamu karena tahu kondisi kamu sekarang."

"Kalo dengan kondisi aku miskin atau kaya aku tetep gini. Aku ga mau mom. Aku ga mau bawa-bawa keluarga mommy, keluarganya Daddy ke urusan aku. Kalo sampe orang-orang tahu gimana?" Dariel dengan sedih. Jesica hanya tersenyum lalu mendekati menantunya.

"Riel..kita pernah ngelewatin hal yang kaya gini kan?waktu orang-orang tahu tentang Jay kamu pikir perasaan mommy gimana?persis kaya perasaan kamu. Mommy aja yang udah bertahun-tahun jadi anggota keluarga Seazon masih mikirin hal itu, apalagi Alm. opa itu sangat menjaga nama baik keluarganya. Seazon itu nama keluarga dan nama Brand. Ada yang jelek dikit keluarga mereka bisa bayar orang buat ngekeep itu karena ngaruhnya bakalan kemana-mana jadi kalo soal begituan mommy ga terlalu khawatir, Daddy bisa ngatasinnya, yang mommy khawatirin itu ada orang lain yang dipaksa ikut campur, yang baik kaya Nayla. Kalo soal uang bisa dicari. Kalo sampe ada apa-apa sama nyawa orang mommy yakin kamu ga akan pernah tidur nyenyak." Jesica membungkam Dariel dengan pemikirannya.

"Pikirin Ara, pikirin ketiga anak kamu. Sekarang kalo kita ga ikutin lama-lama mereka bisa ganggu keluarga kamu. Kamu ga maukan?Makannya sekarang kita coba pikirin jalannya keluarnya gimana. Pasti ada Riel. Udah ambil barang-barang kamu kita pergi." Jesica tak mau berlama-lama dikantornya. Kini dia bergegas mengajak Kris untuk pergi.

"Kita main ke rumah kakak Rena."

"Main mom?" Kris antusias.

"Iya..tapi pulangnya ga boleh nangis ya."

"Iya mommy." Kris mengikuti langkah ibunya. Rasanya berat tanpa ada Kenan. Biasanya dia punya banyak ide untuk menyelesaikan masalah. Jesica menghela nafas. Belum ada tanda-tanda Kenan menghubunginya. Jesica tak mau mengganggu ibadah yang tengah dijalani Kenan dan keluarganya sekarang mungkin nanti malam Kenan akan menelpon jadi dia bisa menceritakan yang terjadi.

***To be continue


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C391
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen