"Maaf sayang..." Ucap Kenan membuka pembicaraan mereka.
"Ga usah minta maaf."
"Mas salah sama kamu, Maaf.."
"Engga, Mas ga salah."
"Maaf bikin kamu repot sendiri. Mas salah sama kamu, Mas juga salah sama Kay. Bukan maksud Mas buat biarin Kay gitu aja. Engga sayang. Mas emang kesel aja, kok bisa Kay gitu. Mas masih belum percaya anak Mas berbuat kaya gitu."
"Tapi Mas jangan kaya gitu dong. Jadi Kay juga sekarang berat Mas. Mas pikir dengan umur dia sekarang dia bisa nahan beban ini?aku mana tega biarin Kay sendiri. Aku bukan belain dia tapi aku ajarin dia jadi manusia yang lebih baik lagi. Ini ada orang kejurumus ke jurang bukannya dibantuin malah didorong. Kay itu anak Mas loh."
"Iya Mas salah sayang, Mas ga paham waktu itu. Apa yang bikin Mas sadar?denger anak-anak ceritain soal Kay. Kakak protes sama Mas begitupun Jay yang ceritain Kay. Kita Keluarga ga boleh ada yang saling musuhankan?ga boleh ada yang saling bencikan?" Ucapan Kenan membuat Jesica ingat tentang perkataanya pada Ara waktu itu yang juga diucapkan tadi pagi.
"Sekarang Mas terima Kay mau segimanapun juga. Ga ada hubungannya Mas malu depan keluarga atau Marsha. Waktu itu Mas cuman bener-bener murka aja sama Kay. Mas bakalan minta maaf. Kamu juga maafin Mas dong, Mas ga enak dicuekin, tidur sendiri, ga diajak ngobrol."
"Aku ga mau ya Mas cuman gara-gara masalah yang sebenarnya kita bisa hadapin hubungan kita jadi ga baik. Biasanya juga kita ga gini. Kakak salah kita benerin, Jay salah kita kasih tahu."
"Iya sayang...Maaf. Maafin Mas." Kenan dengan manis mencium tangan Jesica.
"Iya aku maafin, aku juga minta maaf cuekin Mas.. " Jesica mulai luluh sekarang. Kenan tersenyum akhirnya dia berbaikan dengan Jesica.
"Mas tadi ke mall beliin mainan buat Kris terus sempet ketemu Marsha." Kenan seakan menjelaskan foto yang diterima Jesica dan membuat istrinya lega.
"Kirain ga akan cerita."
"Cerita dong sayang nanti kamu mikir macem-macem."
"Udah kepikir sama aku, katerin ada disana liat Mas sama Marsha terus bilang aku."
"Mas cuman ngobrol biasa aja sayang, turun bareng karena dia dijemput Arbi."
"Iya Mas.. "
"Sini sayang..." Kenan mencium bibir istrinya itu dengan mesra. Dia jelas merindukan Jesica. Siapa yang enak tidur sendirian dikamar. Dia butuh kehangatan dari istrinya.
"Daddy cun mommy." Kris tiba-tiba ada dihadapan mereka.
"Eh nih anak malah ngintip."
"Abang-abang, Daddy cun mommy." Kris mengadu ketika melihat Jay mengejarnya.
"Abang panggil Kay kesini coba..."
"Iya dad..." Jay menurut dan pergi menemui Kay. Dilihatnya dia sedang berbaring tanpa melakukan kegiatan apapun. Dia benar-benar hobi melamun sekarang.
"Kay...Kay..."
"Iya..." Kay segera bangkit.
"Kamu dipanggil Daddy." Jay membuat Kay segera merapikan tampilannya setelah itu berjalan bersama Jay menemui Kenan.
"Kris main lagi sama Abang Jay sana..." Kenan terus mengusir anaknya.
"Mommy cun.."
"Iya mommy kasih cun, Kris main sama Abang dulu ya..." Jesica segera mencium pipi anaknya dengan gemas.
"Abang cun..mom." Kris malah meminta Jesica mencium abangnya yang lain. Jay senyum-senyum menunggu gilirannya. Kini bibir Jesica mendarat di pipi Jay.
"Udah ah minta cun semua, masuk dulu ya..." Protes Jesica sementara Kay yang melihatnya senyum sendiri. Jay dan Kris pun pergi.
"Kay..."
"Iya dad..."
"Maafin Daddy. Daddy ga maksud buat cuekin abang."
"Ga papa dad.." Kay dengan menundukkan wajahnya.
"Daddy kecewa iya, Daddy marah iya. Kay yang Daddy kenal kok tiba-tiba gini. Kenapa sih Daddy kecewa banget?asal Kay tahu dari semua anak Daddy cuman Kay yang bisa nolongin daddy. Cuman Kay yang Daddy anggap bisa jagain kakak sama adik-adiknya. Kay tuh Daddy anggap wariornya Daddy. Inget ga waktu kita diculik bareng, siapa yang Daddy suruh jaga mommy, suruh jaga kakak, jaga Jay, jaga Kris?Kay kan? Cuman Kay orang yang Daddy percaya." Ucapan Kenan disambut tetesan air mata oleh Kay. Sesekali Kay menghapus air matanya dengan bajunya sendiri.
"Maaf, Daddy ga ada niat sedikitpun buat bandingin-bandingin Kay sama anak Daddy yang lain. Kalo Kay tahu Daddy udah punya kok list kelebihan masing-masing anak Daddy. Semuanya unik-unik, semuanya Daddy suka. Daddy suka sama Kay. Cuman Kay yang berani datang ke Daddy ngaku hamilin anak orang. Coba kalo itu orang lain, mungkin mereka lebih milih cari cara lain dibanding ngaku sama orang tuanya tapi Kay engga kan?Seengaknya Daddy salut sama tanggung jawabnya Kay. Jadi udah ya. Daddy minta maaf, rasa kecewanya Daddy berhenti disini, Daddy ga marah sama Kay apalagi benci sama Kay. Engga pernah." Kenan sudah benar-benar melunak. Kali ini Kay segera berlutut dihadapan orang tuanya yang sedang duduk berdampingan itu. Dia selayaknya pengantin yang meminta restu orang tuanya. Tangisan Kay pecah disana. Jesica mengusap pelan rambut belakang anaknya yang tertunduk.
"Maaf dad, maafin Kay dad..maaf...maaf dad..maafin Kay...maaf....ampun daddy..." Kay terus meminta pengampunan. Sepertinya dia sudah menyiapkan beribu-ribu kata maaf untuk Kenan.
"Iya ga papa. Kalo Kay beneran nyesel. Janji sama Daddy jadi suami yang bener, jadi ayah yang bener. Jangan macem-macem lagi. Nikah bukan sekedar tidurnya, bukan sekedar senengnya. Kay nikah langsung dapet 2 tanggung jawab tuh."
"Iya aku...aku janji. Aku bakalan kaya daddy, Maaf dad...Maaf..."
"Kay bisa lebih baik dari daddy. Daddy sayang sama Kay..." Kenan menundukkan kepalanya sebentar dan mencium kepala anaknya.
"Udah ya maafin Daddy nanti mommy marah terus sama Daddy. Udah lama nih Daddy ga dimanjain sama mommy.." Bisik Kenan ditelinga Kay yang masih terisak.
"Udah sini, mommy kasih Cun..." Jesica menarik badan Kay membuatnya menaikkan wajahnya yang terus tertunduk tadi. Jesica menghapus semua air mata Kay.
"Jangan sedih-sedih lagi bang. Ada apa-apa ceritain sama mommy sama Daddy. Pelan-pelan belajar jadi suami, jadi ayah. Mommy ga suka liat abang ngelamun terus. Sekarang udah selesai ya." Jesica lalu mencium pipi anaknya.
"Kay salah, maafin mommy..." Kay langsung memeluk ibunya.
"Iya ga papa. Mommy udah sering denger Kay ngomong gitu. Sekarang bukan waktunya ngomong itu lagi cuman buktiin Kay bisa perbaiki itu. Mommy sayang Kay."
"Makasih Daddy, makasih mommy.."
"Cuci muka, ganti baju kita pergi. Kita jalan-jalan..Calon pengantin harusnya seneng-seneng, ajakin Kiran juga Daddy pingin ketemu.." Kenan mengusap pelan punggung anaknya sementara Kay masih memeluk ibunya. Tidak lama dia berdiri dan berjalan kearah kamarnya.
"Ya udah aku mandi dulu Mas.."
"Mas juga belum mandi nih.."
"Terus?"
"Ya kali aja...mommy mau mandi bareng Daddy."
"Engga. nanti lama..." Jesica senyum-senyum lalu berdiri.
"Hey Mas kangen sayang..." Kenan menarik tangan Jesica mengapit kedua kakinya dengan paha kekar Kenan.
"Nanti aja ya Mas malem kangen-kangenannya..." Jesica membelai lembut rambut Kenan.
***To Be Continue