App herunterladen
59.69% I don't know you, but I Married you / Chapter 311: Istri bapak negara

Kapitel 311: Istri bapak negara

Semua persiapan berjalan lancar sampai hari itu tiba. Konsep acara yang diinginkan Kiran kini terlaksana dengan baik dan lancar meskipun terkesan tergesa-gesa. Teman-teman Kiran hadir disana termasuk teman Kay juga. Kenan menyalami dengan senyumannya begitupun Jesica yang begitu bahagia dengan acara hari ini. Arbi dan Marsha yang berada disudut kiri tak luput dari perhatian karena Beberapa tamu undangan adalah teman Marsha dan Kenan dulu. Mereka tak menyangka mantan kekasih itu kini menjadi besan. Teman-teman kuliah Kiran datang begitupun teman bule Kay yang ternyata memberi kejutan dengan bernyanyi disana membuat Kay sempat meninggalkan pelaminannya. Kejutan bukan hanya itu Kay bahkan tak segan bernyanyi untuk Kiran membuat istrinya itu sedikit malu. Para tamu jadi teralihkan oleh teman-teman nyentrik Kay itu bahkan julukan geng tamvan kini melekat pada mereka. Kay langsung kembali ke pelaminan saat melihat sosok bos Kiran datang. Dia datang seorang diri dan sekarang tampak berbincang dengan istrinya.

"Selamat ya.."

"Iya makasih Bas udah sempetin datang.."

"Datangnya juga telat, udah mau selesai ya?"

"Ga papa kok..."

"Mudah-mudahan langgeng dilancarkan segala sesuatunya." Baskara sambil menepuk halus tangan Kiran yang masih dia genggam. Kay kini sudah berada disamping Kiran melihat tangan mereka yang masih menyatu satu sama lain. Dengan cepat Kiran menurunkannya. Dia sampai tak sadar dengan perbuatannya tadi. Untung para tamu tinggal sedikit jadi tak banyak saksi mata yang melihat hal itu.

"Kenalin, ini bos aku." Kiran membuat Kay menjabat tangan Baskara. Bosnya itu hanya tersenyum tanpa berbicara.

"Ya udah, takut ada tamu lain." Baskara beranjak turun dari pelaminan. Kay melihat kearah Baskara yang juga tampak akrab dengan Arbi dan Marsha yang sudah tak lagi duduk kursi orang tua pengantin.

"Duh pegel..." Keluh Kiran sambil duduk.

"Udah lepasin aja, udah selesai kok.." Kay dengan manis berjongkok dan melepaskan high heels dikaki Kiran seperti seorang pangeran dalam dongeng.

"Mau aku gendong sekalian?"

"Ga usah malu..." Kiran menunggu sandalnya datang. Tidak lama seseorang datang dan membantu Kiran untuk turun dari pelaminannya.

"Dad hari ini aku tidur di rumah Ran ya, besok aku pulang sekalian packing."

"Abang yakin mau langsung ke Australia?"

"Yakin dad.."

"Ya udah hati-hati ya, inget ya bang Ran itu baru banget hamilnya jadi jangan banyak tingkah."

"Iya dad.." Kay mengerti maksudnya. Setelah semuanya benar-benar selesai Kay dan Kiran mulai memasuki mobilnya untuk menuju ke kediaman Arbi namun sebelum itu Kay sempat mencarikan dimsum yang diinginkan Kiran. Ya....beginilah nasib orang hamil.

"Apa perut kamu ga enak?mau aku ambilin sesuatu?" Ucap Kay saat keluar dari kamar mandi dan melihat Kiran tengah bersandar sambil memainkan handphonenya. Wajahnya sudah menampakkan wajah naturalnya lagi.

"Engga, ga usah."

"Mau aku pijitin tuan putri?" Kay duduk disamping Kiran dan memijat kakinya. Handuk berwarna putih masih mengalung dilehernya sementara dadanya yang polos terlihat sedikit masih basah.

"Baik banget bapak negara." Kiran senyum-senyum dengan perlakuan suaminya.

"Kan tadi katanya pegel ibu. Kamu lagi apa sih liat handphone terus?"

"Aku lagi bersihin galeri. Foto kamu harus aku hapus takut HP aku ilang terus foto bugil kamu kesebar deh.."

"Ih mit amit. Kamu harus bener-bener bersihin loh. "

"Iya, aku udah dikasih tahu caranya kok sama temen."

"Kan sekarang bisa liat aslinya terus.. "

"Apanya yang diliat?"

"Orangnya maksudnya."

"Sama ininya ya.." Kiran nakal menyentuh milik Kay dengan kakinya.

"Ya pokoknya semuanya sayang."

"Geli aku sebenarnya liat foto kamu, kesannya aku kaya cewek mesum, cewek cabul.."

"Emang, tadi aja kamu mencabuli aku..." Canda Kay.

"Sama suami sendiri masa mencabuli?"

"Aku belum siap disentuh tadi..."

"Lagi lembek juga.."

"Lembek?awas ya kalo udah keras minta ampun nanti." Canda mesum Kay membuat Kiran tertawa.

"Gitu dong, aku seneng liat kamu senyum terus. Bumil ga boleh stres. Aku ke Australia lusa, kamu yakin ga mau ikut?"

"Yakin, aku pingin disini dulu.."

"4 Bulanan nanti, aku pasti datang."

"Iyalah awas kalo kelewatan. Ga akan aku tanya kamu selamanya..."

"Pas 7 bulan aku balik lagi, aku jemput kamu. Kamu udah cutikan?" Kay seolah sudah memikirkan dengan matang semua rencana masa depannya.

"Iya aku cuti..."

"Kamu ngelahirin di Australia aja ya..."

"Iya sayang. Kay kalo udah ngelahirin apa boleh aku kerja?"

"Sayang...bukan aku ga ijinin tapi pasti anak-anak butuh kamu. Tunggu aku lulus ya setelah itu kamu mau kerja atau apa aku ijinin."

"Kita bisa sewa baby sitter buat jaga mereka."

"Iya emang bisa kalo kamu mau kerja di Australia."

"Maksud aku kerja disini Kay.."

"Ya makannya sabar ya, aku janji udah aku selesai. Kita kejar mimpi kamu. Giliran aku yang jaga anak-anak."

"Iya.. " Kiran dengan lesu. Kini Kay beranjak duduk lebih naik agar bisa berdekatan dengan Istri nya.

"Aku janji sayang, aku bantuin wujudin yang kamu mau. Sekarang.. kalo kamu tinggal disini sendiri sama si kembar aku ga tega. Ikut aku dulu sebentar..aja. Aku ga ada niat buat ancurin mimpi kamu. Maaf...."

"Kalo gitu ceritanya aku harus resign..."

"Ya mau ga mau. Ga papa ya sayang...cuman sementara..."

"Naikin uang belanja aku, soalnya aku ga punya gaji." Kiran merajuk sambil melihat kearah lain dengan bibir tersenyum.

"Siap ibu..."

"Ga tidur?"

"Mau setelah kamu baikan."

"Ya udah pijitinnya udahan aja, aku ga papa kok."

"Bener.."

"Iya bener, sekarang waktunya bapak negara istirahat.." Kiran menepuk-nepuk bantal yang ada disampingnya. Kay segera meletakkan handuknya dengan rapi di rak kamar mandi. Setelah itu dia berbaring sambil membenarkan selimut.

"Ga dingin apa tidur ga pernah pake baju?"

"Engga apalagi sekarang ada istri, tambah anget."

"Ah kode palingan.."

"Kode apa sih?orang aku ga pingin apa-apa."

"Tapi ada satu hal yang aku selalu perhatiin dari kamu, kamu tuh orangnya rapi banget. Sampe barang miring dikit kamu benerin. Kamu bahkan tahu kalo ada barang kamu yang disentuh orang. Aku kadang jadi bingung harus gimana."

"Aku tuh punya OCD jadi suka gitu."

"OCD?itu apa?"

"Obsessive Compulsive Disorder, coba deh kamu searching itu apa." Kay membuat Kiran segera membaca tentang istilah yang diberitahukan suaminya.

"Ya ampun kok aku baru ngeh ya, Aku tuh dari dulu anggepannya karena kamu orangnya rapi, bersih gitu tapi emang suka lebay."

"Terus sekarang ilfil?"

"Ya engga, Kalo tahu kamu gitukan aku jadi bisa lebih hati-hati gitu."

"Aku udah bisa ngatasin kok. Awalnya aku ga tahu sampe Tante katerina bilang ke mommy, makannya mommy tuh suka beres-beres rumah apalagi kalo Kris habis main."

"Bener deh kamu tuh orang yang ga pernah keliatan lagi sedih, lagi sakit. Maaf ya aku ga nyadar."

"Iya ga papa. Aku tuh ga mau nambah bebannya mommy sama Daddy gara-gara aku, mereka juga udah cukup pusing sama Jay."

"Sekarang kan udah ada aku yang merhatiin." Kiran dengan manis membelai rambut Kay. Kini tangan Kay memanjang ke arah paha Kiran dan mencoba tertidur dengan usapan kasih sayang dari Kiran.

****To Be Continue


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C311
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen