App herunterladen
50.28% I don't know you, but I Married you / Chapter 262: Jenis ciuman

Kapitel 262: Jenis ciuman

WARNING!!!Dalam cerita ini mengandung percakaoan dewasa.Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.

"Assalamualaikum." Ucap Jay sambil senyum-senyum. Dirinya tak henti merasa bahagia akan kehadiran Tiara.

"Walaikumsalam." Jawab semua orang yang ada di dalam rumah. Jay duduk disamping Kenan.

"Gimana kencannya, sukses?"

"Sukses besar dad, aku seneng." Ucap Jay dengan riang.

"Dikasih hadiah ga sama Tiara Jay?" Tanya Kay sambil senyum-senyum. Jay hanya mengangguk malu. Dia tahu apa yang dimaksud 'hadiah' oleh kembarannya.

"Kok mommy ga liat hadiahnya?mana coba?Tiara kasih apa?" Tanya Jesica membuat Jay bingung menjawabnya.

"Hadiahnya dihati aku mommy." Jawab Jay membuat Kenan ingin muntah mendengar anaknya begitu.

"Duh...yang lagi falling in love."

"Tiara besok pulang, bulan depan aku boleh kesana ya mom.."

"Boleh, sekalian liat rumah tapi sesuain sama jadwal kuliah Abang ya. Abang Kay mau ikut ga?"

"Engga mom, aku disini aja."

"Dirumah kakak aja nginep supaya ga sepi."

"Iya mom.."

"Mommy-mommy aku dipanggil Abang sama Tiara. Panggilan sayang dari Tiara." Jay tak henti bercerita tentang kencannya. Kenan tertawa.

"Abang panggil apa ke Tiara?"

"Aku..apa ya mom?aku ga tahu. Aku masih panggil nama dia tapi kadang aku panggil dia sayang."

"Eaa...." Ledek Kay sambil senyum-senyum. Dia senang perlahan Jay sudah bahagia kembali padahal tetangga sebelah sudah mulai menampakkan aktivitas berduka karena meninggalnya Alyssa.

"Ya udah mommy keatas ya, ini Kris udah tidur."

"Sini biar Mas yang gendongin." Kenan mengambil Kris dalam dekapan Jesica lalu pergi ke kamar mereka.

"Kamu dapet hadiah apa aja?" Kay yang penasaran langsung duduk dihadapan adiknya.

"Hm...aku dicium disini." Jay menunjukkan ke arah pipinya.

"Ya...ga seru."

"Tapi aku cium dia di bibirnya."

"Wah?Udah berani sekarang?"

"Habis aku gemes."

"Kamu harus aku ajarin ciuman yang lain."

"Apa?"

"Ayo ke kamar aku." Kay beranjak berdiri dan pergi menaiki tangga menuju kamarnya.

"Bentar aku bilang Daddy aja, mau tidur di kamar kamu." Ucap Jay lalu beralih ke kamar orang tuanya. Dia membuka pintu dan tampak Jesica dan Kenan sedang melanjutkan menonton tv di ruangan tv kamarnya.

"Mommy, Daddy, aku tidur di kamar Kay ya."

"Oh iya bang." Kenan tersenyum senang lalu melihat anaknya pergi lagi. Jay membuka kamar Kay dan melihat kakaknya sedang terduduk di tepi ranjang sambil memainkan ponselnya. Jay melepas baju dan celana panjangnya lalu duduk disamping Kay.

"Ayo kasih tau aku apa."

"Tapi kamu yakin mau tahu?"

"Iya aku yakin."

"Tapi jangan bilang mommy sama Daddy aku yabg kasih tahu."

"Iya engga akan."

"Awas ya kamu kalo kasih tahu, aku marah."

"Iya janji."

"Kamu tahu istilah cipok?"

"Cipok?apa itu?nama makanan?"

"Itu yang kamu lakuin tadi, ciuman tapi bunyi."

"Bunyi?aku ga sadar kalo itu bisa bunyi."

"Tahu cupang?"

"Tahu, itu ikan."

"Bukan Jay, ini kita lagi bahas soal ciuman."

"Aku ga tahu, kenapa harus dinamain cupang?

"Ya...udah istilah darisananya, itu gigitan-gigitan cinta."

"Gigit?nanti sakit Kay."

"Kan cinta namanya juga, pelan-pelan tapi bedanya ada tambahan hisapan. Nah hisapan ini yang bakalan memberikan tanda merah keunguan gitu di area yang kamu cium, kaya yang waktu itu kakak punya dilehernya."

"Apa itu ga papa?"

"Ga papa selama hisapan kamu jangan terlalu kuat dan ceweknya juga mau tentunya."

"Aku harus menghisap bibir Tiara?"

"Bukan, dilehernya Jay."

"Leher?"

"Iya, nih kaya gini." Kay membuka Jacket yang sedaritadi dia pakai. Terlihat warna kemerahan disana.

"Itukan gigitan serangga."

"Jay, waktu itu kakak bohong. Gigitan serangga mana ada gini. Itu cupang dari Kak Dariel."

"Kalo kakak dari kak Dariel berarti kamu dari...Ran?"

"Ya siapalagilah cewek aku."

"Apa itu sakit?"

"Engga Jay, cuman tandanya bakalan terus ada sampe semingguan."

"Hah?terus gimana?"

"Ya makannya aku tutupin supaya mommy sama Daddy ga tau."

"Aku pingin coba Kay."

"Ya nanti, jangan sama aku. Jijik banget, sama pasangan kamulah." Kay tersenyum sendiri lalu menarik selimut.

"Kay dulu waktu aku ciuman dimobil sama Tiara kenapa dia narik lidah aku?Kenapa dia cium lidah aku?" Ucapan Jay membuat Kay tertawa lagi kali ini.

"Itu namanya French Kiss, lidah yang bermain. Intinya kamu bales aja yang Tiara lakuin, ya...ikutin aja caranya."

"Aku takut...aku takut Tiara marah."

"Kalo dia marah berarti kamu harus stop."

"Buat aku dia cium pipi aku aja, aku udah seneng."

"Makin lamakan kalian makin dewasa, nanti ada saatnya kamu bakalan tahu yang lebih dari sekedar itu."

"Apa ada lagi?"

"Iya tapi nanti."

"Kenapa ga sekarang."

"Cuman orang nikah yang boleh lakuin itu."

"Oh pasti ML."

"Jay!!kamu tahu?" Kay terkejut. Saking terkejutnya dia terduduk dan menatap kembarannya.

"Aku pernah dikasih liat video artis Jepang sama temen aku sebulan yang lalu. Kayanya itu sakit karena ceweknya teriak-teriak terus."

"Jay, ga boleh dilakuin ya. Siapa temen kamu itu?"

"Bani."

"Ya ampun...inget yang Daddy bilang?jangan nonton video porno."

"Dia yang suruh aku liat."

"Kamu tolak aja, kalo dia maksa kamu pergi."

"Aku waktu itu mau pergi tapi dia bilang aku pasti ga berani liat yang begitu. Aku kan sekarang udah berani Kay."

"Lebih baik dibilang ga berani daripada liat yang begitu. Aku bakalan kasih pelajaran sama si Bani itu."

"Jangan. Lagian kita udah ga temenan. Aku udah ga punya temen di kampus sekarang." Jay mengingat hari ini yang merupakan hari pertamanya masuk kampus. Dimana setelah berita itu muncul perlahan beberapa temannya menjauh.

"Udahlah ga usah dipikirin Jay. Aku juga ga punya temen dikampus. Kita bisa nilai sendiri mana yang sahabat kita, mana yang bukan. Toh bentar lagi kita lulus dan lulus itu masing-masing. Tunjukkin aja sama mereka yang ngehina kamu. Kalo mereka macem-macem bilang aku."

"Kenapa kamu bisa cuek?"

"Karena aku lebih baik daripada mereka, mereka bukan level aku jadi ngapain aku tanggepin. Aku yakin kalo Daddy tahu, dia pasti bisa sampe bikin orang itu keluar dari kampus tapikan aku ga mau apa-apa pake kekuatan Daddy. Aku juga pingin nyelesain masalah aku sendiri. Aku udah banyak ngerepotin Daddy sama mommy."

"Aku juga pingin gitu. Aku ga mau bikin Daddy sama mommy kerepotan."

"Tapi...kalo dia udah keterlaluan misal kaya ancem-ancem kamu, pukulin kamu. Kamu wajib bilang Jay. Kalo kamu ga mau bilang Daddy coba bilang aku dulu."

"Iya Kay makasih." Jay merentangkan tangannya.

"Udah, ga usah pake peluk, mandi sana sebelum tidur. Jangan sampe tempat tidur aku banyak kuman." Canda Kay.

"Aku pinjem baju kamu, aku ga mau ke kamar."

"Iya ambil." Kay memilih tidur duluan sementara Jay langsung bergegas mandi.

****To be continue


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C262
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen