Sudah sebulan ini Jay tak melihat keberadaan Alyssa dirumahnya bahkan sejak malam itu Alyssa tak menghubunginya lagi membuat Jay berpikir apakah Alyssa belum berhasil menebak apa yang dia ucapkan?. Lebih sialnya lagi Jay tak tahu harus menghubungi Alyssa kemana. Dia jadi bingung sendiri sekarang. Suara bel berbunyi dan bi Rini dengan sigap segera membukakan pintu. Bi Rini mempersilahkan tamunya masuk lalu menghampiri Jay.
"Den..ada yang nyariin di depan." Ucap bi Rini membuat Jay langsung beranjak berharap itu Alyssa.
"Halo Jay...."
"Tiara...." Jay sambil tersenyum melihat wanita yang merupakan cinta pertamanya itu ada dirumahnya sekarang.
"Kaget?aku udah 2 hari disini cuman ga ngabarin aja."
"Kenapa?Padahal aku lagi ga sibuk kok."
"Ya takut ganggu meskipun kamu ga sibuk juga."
"Sama siapa kesini?"
"Sendiri.."
"Kenapa ga bilang?aku bisa jemput kamu."
"Mau bikin surprise.."
"Oke berhasil." Jay lalu duduk berhadapan dengan Tiara. Bi Rini kembali datang dan menyajikan minuman serta cemilan kecil diatas meja.
"Ada acara apa ke Jakarta?"
"Nengokin nenek."
"Berapa lama kamu disini?"
"Sekitar semingguan, papah kayanya ada urusan juga sama Tante Sica. Hm....Aku ganggu kamu ya datang kesini?"
"Engga kok, aku lagi free."
"Aku takut kamu ke kampus tadi."
"Jadwal aku udah ga sepadat dulu. Ehm....kita jalan-jalan aja yuk supaya lebih santai gitu. Aku kaya lagi didatangin Bu RT kalo gini." Canda Jay membuat Tiara senyum-senyum.
"Ya udah ayo..."
"Aku ganti baju dulu ya bentar..." Jay pergi ke kamarnya dan mulai mencari baju yang cocok untuk dia kenakan. Lemarinya dia buka lebar lalu berdiam diri sejenak memperhatikan baju apa yang dia punya. Setelah beberapa menit berlalu barulah dia tahu baju mana yang pas untuk dia kenakan. Jay mencuci wajahnya terlebih dahulu agar wajahnya terlihat segar saat berjalan nanti. Jay mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil kemudian mulai memakai celananya jins yang berwarna gelap sementara untuk atasannya dia memakai kaos warna putih dilengkapi dengan jacket bomber hitam.
"Ayo, mau pake motor atau mobil?"
"Terserah kamu.."
"Motor aja yuk, cuacanya juga cerah kok."
"Boleh..." Tiara segera bersiap-siap dan kebetulan juga dia menggunakan celana panjang jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan saat menggunakan motor. Jay menggunakan helm full face hitamnya lalu bersiap saat Tiara akan menaiki motornya.
"Sini pegang takut jatuh." Jay menarik tangan Tiara agar memeluknya dan barulah dia menjalankan motor sportnya itu menelusuri jalanan yang cukup ramai. Tiara senyum-senyum sendiri dibelakang seolah senang dengan perlakuan Jay padanya. Jay membawa Tiara kesebuah pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu yang tak kunjung dia beli sejak beberapa hari yang lalu.
"Kamu cari apa?"
"Aku pingin beliin jacket buat Kris.." Jay masuk kedalam sebuah outlet yang menjual perlengkapan bayi. Dia mulai memasuki area baju dan celana bayi yang ada disana.
"Boleh dibantu pak, lagi cari apa?"
"Saya lagi cari jacket.."
"Anaknya usia berapa?"
"Bukan anak tapi adik saya.."
"Oh iya maaf pak..."
"1,5 tahunan.."
"Sebelah sini pak..." Sang Pelayan mengarahkan Jay dan Tiara pada deretan jacket berukuran mini.
"Kita juga ada promo paket bunda, ayah dan anaknya barangkali tertarik.." Ucapan Pelayan membuat Jay bingung sementara Tiara senyum-senyum atas kesalahpahaman itu.
"Mas, kita liat-liat dulu aja ya. Makasih tawarannya." Tiara membuat pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Aku kan udah bilang buat adik aku tapi kenapa dia malah nawarin paket itu?"
"Mungkin...karena kebanyakan yang masuk kesini pasangan yang udah nikah makannya dia nawarin.."
"Oh....harusnya dia tanya-tanya dulu."
"Ya udah kamu mau beli yang mana?"
"Yang mana ya?Aku pingin yang warnanya sama kaya punya aku."
"Jaket ini?"
"Bukan, aku cari yang warna hijau army..."
"Ehm...bentar..." Tiara mulai mencari-cari sesuai dengan keterangan Jay.
"Nah...yang ini. Lumayan mirip nih..." Jay mengambil Jacketnya dan menunjukkan kepada Tiara.
"Bagus, lucu..."
"Kamu mau beli sesuatu ga disini?"
"Aku?"
"Maksud aku buat Farel.."
"Ga usah, kamu aja.."
"Ya udah, ini udah ketemu kita bayar aja." Jay yang tak butuh waktu lama segera membayar belanjaannya untuk Kris. Setelah itu mereka berjalan-jalan ketempat lain.
"Kamu pingin apa?"
"Engga, aku ga pingin apa-apa."
"Kali aja mau beli oleh-oleh."
"Masih lama juga pulangnya."
"Makan?"
"Boleh, mau makan dimana?"
"Kamu pingin makan apa?"
"Kita liat aja yuk keatas, kali aja ada yang bikin aku ngiler.." Tiara langsung meraih lengan Jay dan menuntunnya ke arah eskalator dekat mereka.
"Kamu kan sukanya burger, apa mau ke restoran burger aja?"
"Engga, ga usah. Aku pingin yang lain."
"Udah bosen?"
"Engga, kalo kesana aku suka inget sesuatu." Tiara membuat Jay mengerti. Dia tahu bahwa dulu tempat itu yang menjadi saksi bisu pernyataan cinta Jay. Mereka berjalan mengelilingi food court seolah mencari makanan apa yang tepat untuk disantap hari ini. Tangan Tiara masih memegang erat lengan Jay sementara Jay yang tak keberatan dengan perlakuan itu tampak sibuk memperhatikan beberapa tempat makan.
"Disini aja mau?"
"Ehm..."
"Kamu ga mau ya?"
"Ya udah ayo..." Jay menarik tangan Tiara masuk. Kedatangan mereka disambut waiters restoran yang langsung mengarahkan ke meja makan dengan 2 kursi. Jay kini melihat-lihat menu yang tersedia berserta gambar makanan yang menggugah selera.
"Kamu mau makan apa?"
"Spagheti steak pake saus blackpaper." Tiara menelan ludahnya sendiri saat mengucapkan nama makanan yang akan menjadi hidangannya nanti sedangkan Jay masih kebingungan. Cukup lama melihat menu akhirnya Jay dan Tiara memesan makanan beserta. minumannya.
"Kapan jadinya mulai ke Jogja?"
"Ga tahu, aku lagi mikir-mikir lagi."
"Kenapa?"
"Waktu keluarga aku lagi makan-makan, mommy sedih mau ditinggal anak-anaknya. Sejak nikah kakak tinggal sama kak Dariel, belum lagi Kay mau ke Australia buat kuliah culinary arts terus aku mau pergi ke Jogja. Kasian mommy..cuman Kris yang nemenin mommy."
"Ya udah...kamu temenin mommy kamu aja. Pasti dia kesepian dan bakalan kangen banget sama anak-anaknya."
"Aku sempet kepikiran gitu tapi aku juga pingin sekolah disana. Aku ga tahu harus gimana..."
"Kamu lebih pingin dimana?"
"Aku ga tahu kayanya aku harus sholat istikharah dulu supaya tahu jawabannya."
"Nah itu lebih bagus."
"Hm...Ra kak Dirga masih ganggu kamu?"
"Engga kok, dia udah ilang gitu aja. Dia ganggu kamu?"
"Engga juga. Aku takut aja kalo dia tetep ganggu kamu."
"Dia ga mungkin berani macem-macem lagi."
"Syukur deh.."
"Lagian om Dimas sama Tante Lala pasti tegur dia habis-habisan.."
"Iya sih, aku cuman khawatir kalo dia nemuin kamu terus mukul kamu lagi." Jay sambil melipatkan kedua tangannya diatas meja. Badannya dia condongkan ke arah Tiara.
"Makasih udah khawatirin aku..." Tiara tersenyum merasa senang dengan perhatian Jay.
***To be continue
Bakal balikan lagi ga ya????
Jangan lupa leave comment and vote ya :)