App herunterladen
39.34% I don't know you, but I Married you / Chapter 205: Komentar Jay

Kapitel 205: Komentar Jay

Mata Alyssa terbuka perlahan. Wajahnya langsung diarahkan pada jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam. Kemarin Alyssa pulang cukup pagi membuatnya langsung tidur dan melupakan DVD yang dititipkan Jay pada satpam rumahnya. Tangannya kini meraih handphone yang menunjukkan beberapa pesan bahkan panggilan tak terjawab dari manajernya. Alyssa tak peduli yang jelas dia masih lelah.

"Gimana sih Jay disuruh komentar juga malah dibalikin lagi. Apa gw samperin aja anaknya?duh bego kenapa sih ga minta nomernya aja?bikin gw cape." Alyssa berbicara sendiri. Dia kini berdiri meregangkan otot-ototnya terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menggosok giginya. Selesai melakukan perawatan pada wajahnya Alyssa meraih 2 DVD itu untuk dia simpan di rak khusus yang berisikan semua flimnya.

"Bi...." Teriak Alyssa dari atas.

"Iya non.."

"Bikinin aku hot tea tapi jangan terlalu manis ya sama nasi goreng.."

"Siap non.." Pembantu rumah Alyssa kembali turun sementara dia mulai berjalan kearah balkon rumahnya. Kedua tangannya mulai mengikat rambutnya sendiri. Tak seperti biasa wartawan sudah tak ada lagi di depan rumahnya. Karena keluhan Jay tempo hari Alyssa meminta untuk satpam gerbang kompleknya rumahnya membatasi wartawan yang ingin masuk. Dia duduk disana ditemani angin yang sesekali datang dan menerpa pepohonan dekat rumahnya membuat dedaunan seolah bergoyang mengikuti kemana arah angin.

"Ga ada temen ngobrol gini.." Gerutu Alyssa sendiri. Dia segera kembali ke kamarnya dan mencari handphone. Dia bingung harus menghubungi siapa hingga satu ide terlintas dalam kepalanya. Dengan segera dia turun kebawah.

"Mah..mah..."

"Udah bangun kamu?tidur udah kaya kebo aja.."

"Mah punya nomer telepon Tante Sica kan?"

"Iya tapi nomer rumahnya."

"Ya udah gapapa, minta dong.."

"Tuh ada di laci rak telepon."

"Oke.." Alyssa segera berlari lagi kearah rak kecil yang dibicarakan ibunya. Lalu segera menekan tombol sat mengetahui nomor telepon rumah kediaman keluarga Seazon.

- Halo.

Suara dibalik telepon terdengar dan itu suara seorang perempuan.

- Halo, ini Tante Sica ya?

- Iya, ini siapa?

- Tante ini aku Alyssa.

- Eh Al, ada apa?

- Tante, ada Jay ga?

- Ada, kenapa?

- Aku boleh ngomong ga?

- Ya udah bentar Tante panggilin anaknya.

Suara Jesica menghilang beberapa saat dan tak lama berselang suara lelaki terdengar.

- Halo, kenapa?.

- Judes banget.

- Lagian ngapain telepon segala?

- Jadi ga boleh?.

- Bukan ga boleh, aneh aja.

- Kok aneh?.

- Kamu tuh kaya hantu tahu, ilang gitu aja muncul bisa kapan aja.

- Aku sibuk.

- Iya tahu artis.

- Gimana flimnya?kamu kembaliin berarti udah kamu tonton kan?

- Udah, aku nonton sama mommy sama Daddy malah.

- Ish..bikin malu.

- Kenapa malu?flim kamukan ditonton satu Indonesia.

- Ya malu aja karenakan aku tahu dan kenal orang yang nontonya. Terus komentar kamu gimana?"

- Kok nanya?.

- Biasanya juga komen. Buruan aku pingin tahu pendapat kamu.

- No comment.

- Kok gitu sih?kamu kan udah nonton.

- Apa yang kamu pinjemin udah aku balikin sesuai permintaan.

- Maksudnya?.

- Pikir aja sendiri.

- Mau main tebak-tebakan sekarang?.

- Udah ah, aku mau main sama adik aku.

- Eh eh bentar, gitu banget sih. Aku ga ada temen nih. Ajak ngobrol kek.

- Kamu kan artis temennya pasti banyak.

- Kata siapa?engga juga.

- Ya udah pikirin dulu tebak-tebakan aku tadi baru telepon aku lagi.

- Ish...nyebelin.

Alyssa protes namun teleponnya langsung diputus oleh Jay.

"Apa yang kamu pinjemin udah aku balikin sesuai permintaan." Alyssa mengulangi perkataan Jay dan benar-benar bingung dengan artinya.

"Non makananya udah siap."

"Bawain keatas ya Bi, simpen di meja atas." Alyssa masih berpikir lalu berjalan perlahan naik keatas.

"Makasih ya Bi." Alyssa kini duduk disofa dan mulai memakan nasi goreng buatan pembantunya.

"Duh pedes lagi bikin gw ga bisa mikir." Keluh Alyssa setelah 4 sendok nasi dimakannya. Dia segera mengambil secangkir teh miliknya dan meneguknya perlahan.

"Oh gw tahu.." Alyssa kini mendapatkan jawabannya. Dengan segera dia berjalan kearah rak kamarnya dan meraih lagi 2 DVD yang Jay kembalikan. Ketika tempatnya dibuka barulah terlihat sebuah kertas terlipat yang berisikan tulisan tangan Jay.

"Apaan sih norak banget..." Alyssa senyum-senyum sendiri lalu membawanya keluar untuk menemaninya makan.

"Aktingnya bagus tapi nangisnya engga banget. Sedih kaya dipaksain. Kalo nangis tuh air matanya keluar jadi penonton ikutan sedih. Ini nangis mata kanan doang yang ngeluarin air. Emang kalo sedih mata kanan sama kiri bisa milih?" Komentar Jay disambut tawa kecil Alyssa.

"Akting berantemnya bagus, aku lebih suka ini dibanding akting cinta-cintaan kamu. Aku sampe ngulang sekali nonton flim kamu ini. Aku malah penasaran sama proses pembuatannya. Kamu keren ya walaupun darahnya kurang banyak. Masa udah dipukul habis-habisan hidung doang yang ngeluarin darah eh besoknya lebamnya dikit. Engga sesuai realita gitu." Jay membuat Alyssa tersenyum lagi. Dia benar-benar suka dengan komentar Jay. Alyssa jadi malu sendiri saat membaca komentar itu lagi dan tanpa bosan mengulang membaca tulisan Jay.

"Kenapa lu senyum-senyum?" Suara seseorang mengangetkan Alyssa.

"Ga papa, pingin aja."

"Gw teleponin juga ga diangkat."

"Handphone gw dikamar."

"Besok siang lu udah mulai syuting flim baru."

"Iya gw inget Vin tenang aja.."

"Habis lu ga ngabarin gw mulu makannya gw datang."

"Bukan gw ga ngabarin, gw tidur seharian..cape banget pas bangun gw laper jadi belum sempet deh megang HP."

"Alesan aja Lo.."

"Ya udah sana pulang besok juga ketemu."

"Gw baru sampe Al kasih minum kek.."

"Minta aja sama bibi sana..."

"Dasar pemalas banget. Apaan sih tuh?" Kevin penasaran dan meraih salah satu kertas dari tangan Alyssa.

"Bukan apa-apa, siniin.." Alyssa segera mengambil lagi kertas dari tangan manajernya itu namun sepertinya tadi Kevin sempat membaca. Ekspresi wajah Kevin kini berubah.

"Lu lagi deket sama cowok?"

"Engga, ini tetangga gw. Fans baru gw."

"Bener?"

"Iya..."

"Awas ya lu Al, fokus dulu sama karir lu jangan nodain cuman gara-gara kisah cinta yang ga jelas."

"Iya-iya bawel, gw inget. Selama ini apa pernah ada gosip kencan yang gw akuin?kan ga pernah. Semuanyakan bohong."

"Iya gw percaya. Pokoknya hati-hati Al. Karir lu lagi bagus banget, lagi dipuncak. Jangan jadi hancur cuman gara-gara urusan begini. Lu masih muda. Raih mimpi lu aja dulu. Sampe titik ini kan butuh perjuangan banget."

"Iya gw sadar kok" Alyssa melipat lagi kertas dari Jay dan memakan kembali nasi gorengnya.

***To be continue


AUTORENGEDANKEN
Keyatma Keyatma

Jangan lupa leave comment and vote ya :)

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C205
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen