App herunterladen
30.51% I don't know you, but I Married you / Chapter 159: Maaf untuk Dirga

Kapitel 159: Maaf untuk Dirga

Keluarga Dimas kini sudah dirumah Kenan. Wajah Dirga masih menunjukkan memar-memar biru bekas semalam hanya saja wajahnya tampak sedih.

"Dean masuk ke dalam aja yuk, main sama Kris sama kakak Ara.." Jesica mengantar Dean anak paling kecil Lala untuk masuk sebelum kembali lagi kedalam. Jay masih yang duduk diantara orang tuanya memasang wajah kesal begitu melihat Dirga.

"...Gw minta maaf Ken, Sica, gw ga tahu anak gw udah sejauh itu, gw ga enak sama omongan dia kemarin. Omongannya emang ga pantes dan kurang ajar." Dimas membuka pembicaraan.

"Maafin ka, besok-besok gw liatin deh nih anak."

"Ga papa La, gw sama Mas Ken ga pernah marah yang gimana kok sama Dirga."

"Maafin aku om, Tante.." Dirga mulai bersuara.

"Coba sini Ga duduknya." Jesica membuat Dirga duduk diantara dirinya dan Kenan.

"Mommy..." Protes Jay ketika melihat Dirga duduk dekatnya namun Kenan segera menghentikan rengekan anak manjanya.

"Dirga, Dirga inget dulu tante pernah ngurusin Dirga? Waktu itu Dirga ga gini kok, Dirga anak yang baik, ga pernah macem-macem, nurut sama papah sama mamah. Dulu karena Dirga paling gede baik banget mau ngalah sama Ara, sama Muel. Dirga paling kenyang tuh mainnya, diajakkin main sama Tante Sica, sama Tante katerin, sama Tante Dena tapi sekarang Ini tuh kaya bukan Dirga. Dirga yang tante kenal ga gini. Dirga kenapa?ada masalah?kalo ada masalah omongin sama papah, sama mamah."

"Maaf Tante...Dirga ga maksud gitu. Dirga cuman kesel Jay sebar-sebarin foto Dirga sama Ara ke Tiara."

"Itu kan salah kamu sendiri!!." Jay berbicara dengan keras.

"Kemarin om Kenan udah cerita ya soal Jay, kenapa Jay gitu. Beberapa hal tuh dia ga langsung paham kaya Dirga. Kalo menurut Jay itu salah dia pasti nentang banget. Dirga juga salahkan waktu itu sama Ara?kenapa berbuat kaya gitu padahal masing-masing udah punya pacar. Dirga harusnya berpikir bahwa Jay itu perhatian, Jay ingetin Dirga ga boleh gitu, itu ga baik."

"Iya Tante...aku salah aku ga mikir gitu. Aku minta maaf Tante, aku ga akan gitu lagi sama Jay, aku janji."

"Ya udah mulai sekarang kamu berubah, kasian mamah sama papah." Kenan menepuk bahu Dirga.

"Udah minta maaf belum sama papah sama mamah?"

"Belum."

"Duh gimana, masa sama orang lain udah minta maaf sama orang tuanya belum, minta maaf dulu sana.." Kenan dengan nada selembut mungkin membuat Dirga menurut.

"Maafin aku mah, pah bikin repot, bikin malu.." Dirga duduk diatas karpet sambil menyalami Lala dan Dimas.

"Jangan gitu lagi ya Ga, kasian loh anak orang."

"Iya Mah.."

"Awas ya kamu gitu lagi, papah ga kasih ampun lagi."

"Iya pah maaf.."

"Udah berdiri, duduk lagi." Dimas sudah memaafkan anaknya sekarang.

"Jay maafin kak Dirga.." Dirga berbicara lagi namun Jay masih diam.

"Jay, Kak Dirga minta maaf tuh.."

"Aku ga perlu maaf dia mom, dia harus minta maaf sama mommy, sama kakak aja."

"Tadi sama mommy udah coba sekarang panggil kakak.." Jesica membuat Jay kembali masuk lagi kemudian datang bersama Ara. Ara duduk disamping Kenan seolah menuruti perkataan Dariel untuk dekat dengan ayahnya.

"Ra..maafin aku, aku yang salah, aku ga akan ngomong gitu lagi."

"Kakak aku kaya gitu ga?!!maaf juga buat itu.." Jay protes dengan ucapan maaf Dirga.

"Iya maaf Ra, kamu ga kaya yang aku omongin. semuanya salah, itu cuman akal-akalan aku aja."

"Iya aku maafin.." Ara singkat.

"Kalo udah maafin, kakak sama Dirga jangan saling ngehindar, jangan pada diem-dieman. Dulu kan suka main bareng tapi mainnya yang wajar."

"Iya Dad.."

"Sekalian nih om bilang, Dariel itu calon suaminya Ara jadi Dirga juga harus ngehargain perasaan Dariel begitupun sebaliknya kalo Dirga punya pasangan." Perkataan Kenan membuat Ara senyum-senyum.

"Iya om.."

"Tuh sama kakak udah, Jay maafin ya sayang.." Jesica membujuk.

"Jay, Jay maafin kakak ga?kakak janji ga akan gitu lagi sama Jay. Kakak salah, kakak bakalan lebih baik lagi sama Jay atau sama Tiara. Maafin Kakak Jay.." Dirga menghampiri Jay tapi Jay masih diam.

"Kamu ga aneh, kamu ga gila. Kakak aja yang bodoh yang ga ngerti kalo kamu punya niat baik. Maaf.."

"Aku maafin tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Kakak juga harus jelasin sama Tiara aku ga gitu, aku bukan perusak hubungan orang. Aku ga ada masalah kok mau Kak Dirga sama Tiara kek atau mau siapapun. Waktu itu aku cuman mikirin kak Ara, aku cuman peduli sama kakak aku sendiri, cuman kebetulan aja kak Dirga pacaran sama mantan aku jadi mikirnya gitu."

"Iya, kakak bakalan jelasin sama Tiara."

"Aku pinginnya sekarang."

"Ya udah La ikut aja main ke pantai, ada Dena kok disana."

"Gimana pah?"

"Ya udah ayo biar cepet selesai masalahnya."

"Tuh nanti dijelasin ke Tiara Jay, udah ya marahnya." Jesica terus membujuk.

"Maafin dong, masa mommy maafin Jay engga?kakak juga udah maafin."

"Aku maafinnya kalo dia udah ngomong sama Tiara."

"Ya udah-ya udah ga usah dipaksa, ga papa ka. Kita ketemuan aja dulu." Dimas mengerti keadaan Jay.

"Ya udah siap-siapa yuk pergi sebelum kesiangan." Kenan sambil berdiri dari kursi diikuti Ara dan Jay yang kemudian masuk kedalam.

"La udah makan?mau sarapan dulu ga?sama Dimas tuh.."

"Udah kok ka.."

"Dirga udah makan belum?"

"Udah Tante.."

"Udah jangan sedih-sedih nanti juga Jay luluh dia emang begitu harus diturutin dulu maunya, pelan-pelan aja ngomong sama Jay..." Jesica merangkul Dirga sementara itu Kenan langsung meraih Kris dan memeriksa barang bawaannya di dalam.

"Udah ga ada yang ketinggalan kan?"

"Engga dad.." Jawab Ara.

"Kay...kamu udah beresin barang yang mau dibawa?" Tanya Kenan namun Kay masih duduk dengan memandang keluar halamannya. Pikirannya tak ada di Jogja sekarang.

"Kay..Kay.." Panggil Ara.

"Eh iya.."

"Ditanya Daddy tuh.."

"Barang kamu udah siap?"

"Ada di atas.."

"Ye...mau pergi juga, buruan bawa." Ara heran dan dengan lemas Kay beranjak keatas.

"Jay udah lengkap?"

"Udah dad.."

"Kamu jangan kesel-kesel lagi, kalo Dirga berani macem-macem Daddy marahin."

"Iya engga.."

"Dad..waktu Daddy bilang aku ga tahu cara ngelepasin keperjakaan aku tahu kok dad caranya."

"Hah?" Kenan terkejut sementara Ara senyum-senyum disamping Dariel.

"Aku tahu gimana caranya bikin anak."

"Jay..Jay..jangan dilakuin ya, boleh tapi kalo udah nikah. Kamu tahu darimana sih?" Kenan sedikit khawatir.

"Aku baca-baca."

"Ga sekalian cari video?biasanyakan kamu gitu.." Ara menggoda.

"Kakak..." Kenan menegurnya.

"Katanya Penis itu menghasilkan sperma dan kalo dimasu..."

"Jay...Jay yang kaya gitu nanti ngobrol berdua sama Daddy ya jangan diomongin banyakan gini..." Kenan segera memotong pembicaraan Jay sementara Ara tertawa terbahak.

***To be continue


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C159
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen