"Hah?!!kok jadi pindah jalur sih Kay?dari ekonomi kamu pingin jadi chef?" Jesica terkejut.
"Aku pingin lanjutin usaha mommy aja."
"Kay itukan punya aku.."
"Jay..kamu tuh cocoknya bareng Daddy, bareng kakak."
"Tapikan mommy udah bilang itu buat aku."
"Jay...usaha mommy tuh buat anak-anak mommy bukan buat kakak aja, bukan buat Jay aja tapi buat semua anak mommy, jangan gitu ya sayang.." Jesica memberikan pengertian kepada Jay sementara Kenan yang baru saja selesai dari kamar mandi datang dan langsung duduk di dekat Jay.
"Tuh ada Daddy coba bilang."
"Kenapa?"
"Mommy aja deh yang bilang.."
"Kenapa sih?"
"Mas, Kay pingin berhenti sekolah dia ga nyaman sama jurusan ekonomi dia mau pindah aja."
"Udah mau setahun baru ngerasa ga nyaman, gimana ceritanya coba?"
"Aku udah nyobain dad buat ngejalanin tapi aku makin kesulitan. Aku susah ngerti sama pelajarannya."
"Bukan ga ngerti, kamunya males."
"Mas..udahlah jangan dipaksain kasian. Coba liat kakak, kita turutin dia udah buktiin kok dia bisa padahal ga mudahkan mimpin perusahaan segitu gedenya."
"Emang mau ngambil apa sih Kay?"
"Aku pingin ngambil culinary arts di Australia atau dimana kek di luar negeri."
"Tuh Luar negeri lagi, permintaan kamu aneh-aneh aja. Kenapa sih?ada apa?ada yang ganggu dikampus?"
"Engga dad, aku pingin cari pengalaman lagian kampus yang aku incer udah buka pendaftarannya Dad.."
"Kamu udah sampe sejauh itu Kay nyari-nyari?Ada apa sih Kay?mommy tahu nih ada yang ga beres. Kok tiba-tiba pingin berhenti, pingin ke luar negeri. Ada apa?coba cerita."
"Engga ada apa-apa mom.."
"Ya udah Daddy ga kasih ijin."
"Kok gitu sih dad?"
"Makannya jujur ada apa?"
"Dad..mom..aku cuman pingin hidup lebih baik aja, hidup yang bener. Aku tuh disini cape, ga nyaman." Kay sambil menundukkan kepalanya.
"Cape ga nyamannya tuh kenapa?kan ada keluarga kamu Kay." Jesica semakin heran.
"Kay..coba ngomong jangan sampe Daddy cari tahu sendiri ya."
"Aku putus sama Ran, aku pingin lupain Ran Dad..Aku cape disini kalo ketemu dia terus. Aku pingin pindah aja ke tempat yang ga ada dianya." Kay dengan nada sendu membuat Jesica dan Kenan terkejut begitupun Jay yang mendengarnya.
"Ish..kok ngomongnya gitu sih?dulu aja sayang-sayangan. Putusnya kenapa sih?"
"Ya...kita ga cocok aja."
"Masa sih?waktu itu kamu cerita ke mommy, katanya Ran beda, mau seurius."
"Karena pas udah dijalanin ternyata ada yang ga bisa kita atasin."
"Kayanya masalah seurius sampe harus putus dan kamu pergi ke luar negeri segala."
"Yang jelas bukan karena daddy, mommy sama Tante Marsha, ini emang kitanya aja ada masalah yang ga bisa diselesain." Kay berbohong.
"Kamu selingkuh?atau Ran?"
"Enggalah Dad, aku ga kaya gitu apalagi Ran, Ini bukan soal itu."
"Gimana Mas?"
"Kay...Daddy ga mau ya sekarang kamu berhenti kuliah tapi jadi ga bener. Pendidikan ga main-main Kay. Ini bukan masalah biaya, mau kamu sekolah dimanapun kalo kamu seurius Daddy ijinin, Daddy cariin uangnya tapi kalo cuman masalah gini aja jangan jadi pengecut ngehindarin sampe harus pergi segala. Hadapin aja, kamukan cowok masa kaya gini aja cengeng sih. Liat nih Jay..diputusin sama cewek 7 tahunnya aja anteng-anteng dia disini malah nantangin mau ke Jogja. Iya ga Jay?" Kenan sedikit bercanda untuk membuat Kay tak sedih.
"Itu udah tanggung janji dad.."
"Ih Jay dukung Daddy kek."
"Iya-iya, aku nantangin." Jay membuat Jesica sedikit tertawa.
"Udahlah Kay, cewekkan banyak, gitu aja kok sedih. Tahan aja 2 tahunan lagikan lulus."
"Pokoknya aku pingin pindah Dad.."
"Misal nih pindah kamu pacaran lagi sama cewek terus putus lagi, mau pindah kuliah lagi?terus aja gitu sampe Kris ikut kuliah." Kenan membuat Jesica tertawa lagi.
"Ih daddy aku seurius..."
"Daddy juga seurius, ini tuh bukan kamu ga nyaman sama jurusannya. Ini tuh kamunya lagi patah hati aja jadi apa-apanya pake perasaan. Daddy kasih tiket liburan aja ya."
"Aku mau diem dirumah aku aja di Bali nanti."
"Kali aja mau keluar negeri, Daddy ijinin kalo liburan aja, pergi sana sama temen-temen Daddy bayarin kalo perlu."
"Dad mau aku pergi kemanapun kepala aku tuh isinya masih Ran.."
"Daddy ga suka ya pacar-pacaran ganggu kuliah. Daddy udah ingetin dari dulu soal ini. Jay ini juga berlaku buat kamu."
"Iya dad..." Jawab Jay.
"Nurut deh Kay, coba inget-inget lagi Daddy udah nurutin loh semua kemauan kamu, dari ujung kuku sampe ujung rambut daddy turutin. Kamu pingin pindah rumah Daddy turutin, rumahnya pingin yang sejuk ada pohon-pohonnya sampe Daddy masukin beneran pohonnya pun Daddy turutin Kay, masa Daddy cuman minta kamu lulus disitu ga mau. Persoalan Ran udah biarin, kalo jodoh ketemu lagi engga pasti dijauhin."
"Sayang, ada apa sih sama Ran?"
"Ga ada apa-apa mom.."
"Ga mungkin, kamu udah mulai rahasia-rahasiaan ya.."
"Biar aku sama Ran aja yang tahu Mom.." Kay berdiri dan belum juga melangkah suara benda jatuh terdengar membuat semua orang disana langsung mengalihkan pandangannya pada benda yang sejak awal Jay sebut.
"Punya siapa?"
"Ehm..." Kay bingung menjelaskan bungkus rokok yang jatuh.
"Kamu ngerokok?"
"Tadi dia bilang engga Dad.." Jay mengadu sementara Kris dengan wajah polos melihat kakaknya berdiri.
"Ambil coba rokoknya." Kenan masih duduk santai dan Kay menuruti perintah Kenan.
"Coba bakar, Daddy pingin liat kalo Kay ngerokok."
"Eng..engga Dad.."
"Kenapa engga?ga mungkinkan kamu beli cuman buat disimpen?" Kenan membuat suasana jadi tegang lagi sementara Jesica sudah geleng-geleng kepala dengan kelakuan Kay.
"Maaf dad.."
"Berapa bungkus lagi yang kamu punya?coba keluarin."
"Engga ada lagi Dad."
"Koreknya mana?" Kenan membuat Kay mengambil korek disaku celananya.
"Sini kasiin semuanya sama Daddy."
"Ini dad..."
"Kamu boleh patah hati tapi ga gini caranya, besok-besok Daddy liat lagi ini, kamu ketahuan ngerokok lagi Daddy suruh kamu isep semuanya didepan Daddy." Kenan sambil memukul kecil kepala Kay dengan bungkusan rokok.
"Iya dad.."
"Ya udah sana.." Kenan menyimpan sisa rokok Kay tadi dengan koreknya.
"Ah...mom Kris pipis nih celana aku jadi basah.." Jay merasakan sesuatu yang hangat.
"Bagus Kris.. besok-besok pup aja di Abang." Kenan langsung mengangkat anaknya sementara Jesica sudah menyiapkan tempat untuk mengganti celana Kris.
"Aku ganti celana dulu.." Jay segera berlari ke kamarnya.
"Mas kenapa tuh Kay sama Ran?."
"Udahlah biarin namanya juga anak muda."
"Ya aku penasaran aja sama alasannya Mas pasti ada sesuatu."
"Sayang, Kay itu jauh lebih dewasa kalo dibanding Jay. Dia bisa kok ngatasin itu."
"Mas ga coba tanya Marsha ?"
"Engga ah ngapain, biarin aja."
"Ih Mas tuh ga care ya.."
"Bukan ga care, Mas nanya nanti kamu ada masalah lagi.."
"Kan aku yang suruh."
"Udahlah sayang, ga usah diambil pusing apalagi hati besok-besok Kay udah ajak cewek barunya, yakin Mas."
"Padahal anaknya baik."
"Belum jodoh kali sayang."
"Mas jangan lupa ya rokoknya buang, awas kalo Mas yang malah ngerokok."
"Ampun ya malah Mas dituduh, iya-iya ini langsung Mas buang." Kenan sambil tertawa segera pergi untuk menghancurkan dan membuang rokoknya. Mata Kenan sekilas kearah Kay yang tampak sedih.
"Kenapa sih tuh anak?." Kenan penasaran.
****To be continue