App herunterladen
27.06% I don't know you, but I Married you / Chapter 141: Ulang tahun Opa

Kapitel 141: Ulang tahun Opa

Setelah kejutan perayaan ulang tahun ayah Kenan semua orang tampak duduk manis menikmati makan malam yang sengaja mereka pesan sebelumnya.

"Ulang tahun kali ini bukan hanya buat ngungkapin rasa syukur ayah tapi juga buat mengenang dan berdoa buat sahabat ayah Damar. Ayah ga nyangka sahabat ayah udah pergi duluan.." Ayah Kenan dengan sedikit air mata diujung matanya dan sesekali dia mengusapnya membuat Jesica sedikit terharu.

"Sahabat ayah cuman dikit lagi yang masih hidup tapi ayah bersyukur dan seneng anak-anak ayah kumpul semua, akur-akur juga jadi kalo ayah sama mamah pergi pun ga ada pikiran lagi."

"Yah..jangan ngomong gitu..." Protes Bella.

"Kalo ayah ulang tahun semakin berkurang umur ayah."

"Yah..udah-udah mending kita berdoa terus mulai makan kasian nih makanannya keburu dingin." Riko menyudahi acara kesedihan itu lalu segera memimpin doa sebelum mereka makan.

"Makasih udah mau kumpul kaya gini sampe ayah liat ada wajah-wajah baru nih, kayanya keluarga Seazon makin banyak..."

"Iya nih yah, sekalian Riko mau ngumumin kayanya Keisha mau nikah. Leo udah mau ngelamar Keisha bulan depan.." Pengumuman Riko disambut bahagia oleh orang tua Kenan.

"Cucu pertama opa udah mau nikah aja, kita bikin perayaaan gede-gedean nanti Ethan ya nyusul.."

"Iya doain aja opa.."

"Yah..kenalin nih Kiran, pacarnya Kay. Kiran ini cucunya om Dani.."

"Hah?Dani?ayahnya Marsha?"

"Iya yah.."

"Pantes waktu tahlilan Alm. Damar ada Marsha. Ayah sampe heran, ternyata anaknya ga jodoh cucunya yang berjodoh.." Ayah Kenan sedikit membuat Kenan melirik kearah Jesica yang masih sibuk menyuapi Krisan.

"Sica ga papakan sayang?" Ayah Kenan menjadi tak enak dengan ucapannya tadi.

"Ga papa kok yah, Sica sama Marsha ga ada masalah."

"Siapa namanya?"

"Kiran Opa.."

"Harusnya tadi Dani ayah ajakin kesini, salamin buat kakek ya."

"Iya opa.."

"Kalo yang gagah ini siapa?" Ayah Kenan melihat ke arah Dariel yang sedang meneguk minumannya.

"Dariel opa.."

"Dariel ini stafnya aku yah di kantor.."

"Oh iya Dik?Jadi kita punya Staf kaya model gini?" Ayah Kenan memuji membuat Ara senyum-senyum.

"Dariel ini GM baru, pegang anak perusahaan kita sekarang kerjasamanya sama Ethan." Kenan menjelaskan lebih detail.

"Punya siapa ini?"

"Punyanya Ara nih yah.." Kenan menggoda Ara.

"Iya yah, cinta lokasi ceritanya sampe aku sama Kak Riko ga nyadar, bapaknya aja ga tahu.." Dikta masih dibuat tak percaya dengan hubungan Ara dan Dariel.

"Dasar anak jaman sekarang ada-ada aja. Liat Dariel tuh kaya ayah jaman dulu. Bentuknya begini.."

"Emang gitu mah?" Canda Bella tak percaya membuat ibunya tertawa. Mereka pun melanjutkan makan malam dengan penuh canda dan tawa. Selesai makan malam mereka berkumpul diruang tengah sementara Kenan mencoba mengajak ngobrol ayahnya di depan.

"Sica bener ga papa sama Marsha?"

"Iya beneran yah, awal-awal emang ribut dulu tapi udah selesai kok."

"Kamu ga papa?"

"Engga papa, kalo Kay seneng Ken ga papa lagian Ran bawa pengaruh positif buat Kay. Ayah tahukan dulu Kay ada masalah sampe ke kantor polisi segala sejak sama Ran ga pernah tuh Ken denger Kay ada masalah dikampus atau diluaran."

"Baguslah, ayah juga seneng nanti ayah coba telepon Dani. Kalo Jay gimana Ken?udah baikan?"

"Udah yah, sejak ke dokter dia jadi lebih baik cuman masih tetep harus diperhatiin."

"Kasian cucu ayah yang satu itu."

"Ken yakin pasti suatu hari Jay bisa kaya orang lain, kaya kakak-kakaknya."

"Iya, ayah liat kok perilaku dia sekarang gimana udah ada bedanya sama dulu walaupun manja sama Sica-nya tetep ya."

"Yah..Ara lagi ga enak hati sebenarnya sekarang."

"Kenapa?Ara sakit?"

"Bukan, ini soal Dariel.."

"Kenapa?"

"Hm..Ara takut buat kenalin Dariel sama Ayah."

"Kenapa mesti takut?"

"Mungkin dibanding Leo, Dariel ga se-kaya itu maksud aku lebih ke statusnya, kehidupannya, keluarganya mungkin Dariel ga kaya Leo yah.."

"Maksudnya?ayah ga ngerti."

"Dari dulu aku kenal ayah. Ayah selalu selektif buat cari calon kan?harus jelas bibit, bobot, bebet-nya tapi Dariel ada kekurangan disitu bukan berarti dia ga jelas."

"Iya dong kalo ga jelas nanti apa kata orang-orang diluar sana tentang keluarga kita?"

"Kenan tanya apa ayah keberatan dengan status Dariel yang kerja di perusahaan kita?"

"Engga, Dikta dulu gitu bahkan ayah yang jodohin sama Bella."

"Apa ayah keberatan kalo Dariel ga punya keluarga?"

"Maksudnya?"

"Dia itu dulunya punya kehidupan yang beda dari orang pada umumnya, dia ditinggalin keluarganya, hidup terlantar, dan merintis semuanya sendiri sampe dia kaya gini sekarang."

"Pasti ada alasan kenapa keluarganya ninggalin dia." Ayah Kenan cukup tertarik dengan cerita Dariel lalu tanpa butuh waktu lama Kenan menceritakan tentang Dariel sesuai dengan yang dia dengar dari Ara sementara Ayahnya mendengarkan dengan seksama sambil melihat langit-langit yang menampakkan warna hitam.

".....Mungkin kalo keluarga kandung dia ga punya tapi bagi dia keluarga sebenarnya itu Pak Stefan."

"Stefan, Manager keuangan dulu itu?"

"Iya, dia yang nolongin Dariel, sahabatnya ayah juga kan?"

"Iyalah, bareng dia ayah ngerintis usaha. Terus kamu gimana?Sica gimana?"

"Kenan sama sica ga pernah mandang orang dari status dan derajatnya. Kita terima kalo Ara seneng, ayahkan tahu Ara itu anak perempuan Ken satu-satunya kalo dia seneng Ken seneng, kalo dia sedih Ken bakalan cari apa yang bikin dia sedih sampe ke ujung dunia pun Kenan jabanin. Waktu Ara kenalin Dariel keliatan dia seneng terlebih lagi Dariel orang yang berjasa buat Ken. Dia yang bantuin Sica dimasa kritisnya, dia yang bantuin Jay waktu Jay lagi ngamuk-ngamuk kabur dari rumah, dan dia yang nerima Ara padahal Ara udah jahat sama dia kemarin-kemarin. Ada beberapa sikap dia yang buat Ken ga masalah dengan masa lalunya jadi sekarang meskipun ayah ga setuju Ken cuman pingin kasih tahu aja Ken ga masalah dengan Dariel. Ken pingin cari lelaki yang terbaik buat Ara dan mungkin Dariel orangnya. "

"Kamu tuh dari dulu ga pernah berubah ya, senengnya beda sama ayah bikin suasana keluarga panas aja."

"Karena aku udah ngerasain jadi ayah sekarang, Ken harus jeli liat anak-anak, Ken harus pilah pilih mana yang baik atau engga dan Ken udah pikirin ini baik-baik."

"Coba panggil anaknya, ayah pingin ngobrol berdua sama dia. Udah ga jelas masih kamu bela-belain, apa sih bagusnya?" Ayah Kenan membuat Ken masuk dan memanggil Dariel untuk keluar. Wajah Ara tampak tegang didalam dan sesekali melihat kearah luar belum lagi melihat ayahnya masuk kembali membuat Ara makin heran akan apa yang terjadi.

***To be continue


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C141
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen