App herunterladen
22.26% I don't know you, but I Married you / Chapter 116: Bantuan Jay

Kapitel 116: Bantuan Jay

"Jay!!" Teriak Ara yang langsung melihat ke arah Dirga sementara Jay langsung pergi dengan dingin.

"Dirga, ga papa? Duh..maafin Jay.." Jesica bingung.

"Iya Tante ga papa.."

"Kak, obatin dulu sana.."

"Ga usah om, ga papa. Aku pamit pulang aja ya.." Dirga lalu berjalan ke mobilnya ditemani Ara.

"Dad, kenapa sama Jay?" Tanya Kay yang masih kebingungan.

"Ga tau, kenapa sih yang?ada masalah?"

"Aku juga ga tahu Mas.."

"Kak...kak..kakak udah.." Kenan langsung menahan langkah kaki Ara yang akan pergi menuju kamar adiknya.

"Ga bisa gitu dong dad! dia ga sopan, harus dikasih tahu tuh Jay main hajar anak orang aja."

"Udah-udah, Tahan dulu kak nanti Mommy yang tegur."

"Sekarang dong mom jangan nanti."

"Kak tenang, inget Jay ga bisa langsung dimarahin kaya gitu."

"Kenapa sih temen aku digituin semua?dulu David sekarang Dirga dan dua-duanya tuh sama adik aku."

"Kok bawa-bawa aku sih kak?aku kaya gitu kan emang karena kak David jahat ya mungkin Jay kaya gitu juga karena Kak Dirga jahat."

"Kay, Kak Dirga itu anaknya temen mommy loh."

"Terus kenapa?emang kalo anaknya temen mommy ga boleh jahat?buktinya Tiara jahat ninggalin Jay."

"Loh loh ini kok malah berantem. Udah-udah." Jesica melerai anak-anaknya.

"Udah malem masuk kamarnya masing-masing." Tegur Kenan membuat anak-anaknya menurut sementara Kenan dan Jesica memilih untuk menghampiri Jay.

"Jay.." Panggil Jesica sambil mengetuk pintu.

"Aku ga mau ngomong, aku pingin sendiri." Teriak Jay dari dalam.

"Tapi kita perlu ngomong Jay, coba deh selesain masalah secara cepat jangan ditunda-tunda gini. Kamu harus belajar." Kenan memaksa.

"Harusnya aku lebih kenceng tadi mukulnya." Jay bebricara sendiri menghiraukan suara orang tuanya diluar. Bukan tanpa alasan dia kesal dengan Dirga rupanya tadi dia melihat Kakaknya berciuman dengan Dirga padahal jelas-jelas mereka berdua punya pasangan masing-masing.

"Jay..kasian mommy nih berdiri diluar, pegel."

"Iya-iya.." Jay lalu membuka kunci pintunya dan membiarkan orang tuanya masuk.

"Jay kenapa sih?kok gitu sama kak Dirga?"

"Mommy takut Tante Lala protes ya?"

"Bukan karena Tante Lala, mommy juga pingin tahu alasannya kenapa." Jesica yang duduk ditepi tempat tidur mencoba berbicara baik-baik dengan anaknya.

"Kakak..kak Ara..."

"Kakak kenapa?" Kenan penasaran.

"Aku sebel Kakak ciuman sama kak Dirga."

"Ciuman?"

"Iya Dad, di depan balkon tadi."

"Kok kesel?mungkin mereka ada hubungan."

"Ga boleh!mereka ga boleh pacaran."

"Kenapa?" Tanya Jesica merasa heran dengan jawaban Jay.

"Mereka berdua tuh udah punya pacar mom mereka tuh selingkuh. Mereka tuh jahat." Jay dengan polos menjelaskan hubungan Ara dan Dirga.

"Selingkuh?"

"Iya mom, kak Dirga itu pacarnya Tiara, Tiara sendiri yang bilang sama aku sementara kakak punya pacar dikantornya."

"Dikantor?siapa?" Kenan tak percaya.

"Aku ga boleh bilang dad sama kakak."

"Coba bilang sama Daddy siapa?" Kenan semakin dibuat penasaran.

"Ga mau, aku udah janji."

"Mas..udah Mas...."

"Sayang, Masa kakak punya pacar dikantor Mas ga tahu."

"Ya udah nanti kita ngobrol sama kakak. Ini selesain masalah Jay dulu."

"Kakak jahat mom...dia ga boleh gitu harusnya, pacarnya kakak baik, kak Dirga juga jahat kasian Tiara dibohongin."

"Sayang bener kakak salah tapi jangan kaya gitu ya, harusnya Jay omongin dulu jangan main pukul. Kekerasan itu ga menyelesaikan masalah."

"Tapi aku kesel mom."

"Iya mommy ngerti, kenapa Jay ga cerita ke Daddy atau ke mommy? jadi nanti kita yang tegur kakak."

"Aku takut, aku takut mommy Daddy khawatir gara-gara aku masih peduli sama Tiara."

"Ya udah ga usah kesel-kesel lagi nanti Daddy tegur kakak.."

"Iya Daddy tegur kakak, bilangin jangan kaya gitu. Itu ga baik, kakak bilang mau berubah tapi engga." Jay seperti anak kecil meminta Kenan menasihati kakaknya.

"Tangannya sakit ga?" Jesica melihat tangan Jay yang sedikit memar.

"Sakit mom.."

"Tuh malah nyakitin diri sendirikan?besok-besok jangan pukul orang lagi. Mommy ambilin es dulu."

"Ga usah kamu disini aja biar Mas yang ambil." Kenan segera mengambilkan es untuk kompresan anaknya sambil menunggu tanpa pikir panjang Jay mengirimkan foto kakaknya itu ke nomer Dariel.

"Nih..kompres.."

"Makasih dad.."

"Ya udah kamu istirahat, mommy sama Daddy tinggal ya." Jesica pergi bersama Kenan menuju kamarnya.

"Duh kakak ada-ada aja Mas.." Jesica membersihkan tempat tidurnya sebelum berbaring.

"Masa sih kakak gitu yang?"

"Mas, Jay itu anak yang polos banget ga mungkin dia bohong."

"Ya udah kita dengerin dulu nanti penjelasan kakak.."

"Turun dari sifat Mas tuh."

"Kok Mas?"

"Udah ah daripada ribut mending aku tidur." Jesica menarik selimutnya dan tidur menyamping.

"Ish...apaan sih sayang?Mas mana ada pernah selingkuh." Kenan ikut tidur menyamping memeluk istrinya.

***

Dariel yang melihat foto Ara dengan Dirga pagi hari terkejut bukan main. Apa benar wanita dalam foto itu Ara?kenapa dia melakukan hal seperti itu padanya?apa salahnya?. Ini adalah hari pertama dia masuk kerja setelah pulang dari Pekanbaru semalam dan bukan kabar ini yang dia inginkan.

# Ini kakak sama Kak Dirga, kakak jahat sama kak Dariel.

# Kakak ga jahat, kakak pasti punya alasan kenapa gitu.

# Aku pukul Kak Dirga kemarin, aku marah sama mereka berdua. Mereka tukang bohong.

# Udah-udah ga usah marah, biarin aja.

Dariel membalas chat Jay lalu pergi ke kantornya. Pikirannya jadi tak fokus melihat foto tadi. Kenapa?kenapa jadi seperti ini?hubungannya memang sedang tak baik tapi kenapa Ara tega melakukan itu padanya?. Di kantor Ara bahkan tanpa dosa tersenyum pada Dariel tanpa menjelaskan apapun padahal semalaman dia mencoba menghubungi Ara. Dariel sendiri tak langsung marah dia hanya diam saja sepanjang hari mencoba menyelesaikan pekerjaannya sebaikb mungkin.

"Riel..." Farah langsung membuka pintu kerja Dariel saat istirahat sementara Dariel masih memandang foto yang dikirimkan Jay. Perasaannya benar-benar hancur sekarang. Ini yang namanya diselingkuhi?disaat Dariel berusaha keras untuk pulang dengan cepat Ara justru main hati dengan pria lain.

"Kenapa ga makan?anak-anak nanyain tuh dikantin." Farah tanpa menunggu persetujuan Dariel langsung duduk dikursi yang ada disana.

"Ga lapar."

"Kenapa?ada masalah?"

"Engga kok."

"Oh..beda ya sekarang udah jadi GM jadi ga mau makan bareng."

"Apalagi itu ga terlintas sama sekali."

"Makan dong nanti sakit loh, nih..aku ada buah." Farah yang sedaritadi memang menenteng plastik buah yang dia beli sebelumnya dikantin.

"Engga, ga usah. Itu punya kamu."

"Ye..bandel ya.." Farah langsung membuka plastik buahnya lalu menusukkan salah satu buah melon dengan garpu dan menyodorkannya ke arah Dariel.

"Nih pegang, terus makan." Farah memaksa dan disaat yang bersamaan Ara terlihat melintas di depan ruangannya. Pintu yang masih terbuka membuat Ara dapat melihat dengan jelas adegan itu dan entah ide darimana Dariel tak mengambil garpu itu dia malah melahap buah dari tangan Farah seolah Farah menyuapinya membuat Ara langsung mengerutkan dahinya merasa kesal.

"Apaan sih manja banget disuapin." Farah senyum-senyum sendiri dengan tingkah Dariel.

"Suruh siapa nyodorin." Canda Dariel membuat Ara semakin panas dan pergi darisana. Pulangnya benar saja Ara yang sudah menunggu kantor sepi langsung masuk kedalam ruangan Dariel yang juga akan pulang.

***To be continue


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C116
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen