App herunterladen
9.4% I don't know you, but I Married you / Chapter 49: Jebakan

Kapitel 49: Jebakan

"Kay ngapain sih lo macarin si Sachi segala." Doni Protes saat sahabatnya itu menceritakan tentang pendekatannya dengan Sachi setelah kemarin Lani dan Dara.

"Emang kenapa sih?"

"Dia tuh cewek ga bener tahu ga, Lo beneran deh udah ada Dara, Lani sekarang Sachi. Gila Lo."

"Gw penasaran aja sama tuh cewek."

"Penasaran gimana?gara-gara bajunya?gara-gara apanya?"

"Bukan, kemarin-kemarin gw sempet jalan sama dia terus dia tahu kalo gw pacaran sama Dara sama Lani eh dia malah biasa aja biasanya kan cewek langsung ngehindarin gw kalo tahu kelakuan gw kaya gitu."

"Iyalah dia biasa aja orang dia cewek simpenan juga."

"Apaan sih Lo, kata siapa?"

"Eh gosip tentang dia dikalangan cowok tuh banyak Kay masa lu ga tau, hati-hati loh itu si Pian korbannya."

"Korban?korban apa?"

"Kay..." Panggil Ara membuat Doni tak sempat melanjutkan ceritanya.

"Apa kak."

"Kamu bolos lagi ya?gila ya kakak bilangin ke Daddy loh."

"Engga, orang udah selesai kok so udzon aja ke aku."

"Ya udah pulang udah sore, keluyuran mulu."

"Kakak sendiri kenapa ga pulang?"

"Kakak masih ada bimbingan."

"Bimbingan sama kak Bisma." Ledek Kay.

"Males ah ngomong sama kamu." Ara lalu pergi meninggalkan Kay dan temannya.

"Eh gw ada janji, gw duluan ya Don."

"Janji sama siapa?"

"Sachi."

"Eh Lo hati-hati gw peringatin ya, dia tuh..."

"Iya iya..Don." Kay terburu-buru pergi meninggalkan Doni di kantin kampus. Dilain tempat Jay yang sedang berdiam diri di perpustakaan ternyata bukan sibuk membaca buku dia sedang membuka media sosial dan memperhatikan setiap foto wanita yang sudah dia sukai sejak dulu. Tiara. Nama itu yang dari awal selalu ada di dalam kepalanya. Pertama kali Jay melihat Tiara saat dia berumur 12 tahun. Dia kenal Tiara karena ibunya. Tiara adalah putri dari Fahri dan Dena yang tak lain sahabat dekat Jesica. Waktu itu mungkin orang-orang akan mengatakan itu cinta monyet dan berpikir perasaan itu akan hilang dengan sendirinya namun dipertemuan kedua mereka perasaan itu tak hilang. Tiara tinggal di Jogja dan mereka sesekali bertemu karena perkumpulan orang tuanya itulah alasan kenapa Jay selalu menempel pada Jesica dia ingin tahu tentang Tiara. Saat 16 tahun untuk pertama kalinya Tiara memposting sosok pria di media sosialnya dengan caption 'boyfriend' membuat Jay tahu bahwa dia sudah memiliki kekasih bahkan saat Tiara dan orang tuanya kembali berkunjung saat lebaran kemarin Tiara membawa kekasihnya meskipun pria itu bukan pria yang sama dengan foto di media sosialnya mungkin dia sudah putus dan itu kekasih barunya. Jay belum berani menyatakan perasaannya tepatnya tak tahu harus seperti apa. Dia cukup malu untuk menceritakan ini pada kakak-kakaknya.

"Jay..." Seseorang membuyarkan lamunannya.

"Nih..ada yang nitip ini." Orang itu memberikan sebuah coklat dan hadiah lainnya.

"Dari siapa?"

"Fans-Fans lu tuh." Orang itu dan pergi tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Jay menghela nafas dan melihat tumpukan hadiah beserta sebuah catatan kecil dari sang pemberi.

***

"Emang ga papa aku belanja-belanja gini?"

"Ga papa ko Sa.."

"Beneran?nanti uang kamu habis."

"Engga kok, tenang aja.."

"Udah ini anter ke temen aku ya, ada yang mau aku ambil. Eh tapi kalo kamu ada janji sama Dara atau Lani ga papa kok."

"Engga, ga ada pokonya hari ini khusus buat kamu."

"Hm.. gombal."

"Beneran.." Kay sudah berani memegang tangan Sachi.

"Ya udah yuk ah temen aku udah teleponin." Sachi membuat Kay segera berjalan menuju parkiran. Mereka pun pergi kesebuah hotel dimana teman Sachi berada.

"Ara itu kakak kamu ya?"

"Iya, di emang kakak aku, kenapa?"

"Engga, dia tuh sekarang pacaran sama mantan aku."

"Siapa?"

"David.."

"David?" Kay tampak asing dengan nama itu.

"Iya, emang kamu ga tahu?"

"Kak Ara pacarnya ga jelas soalnya banyak yang suka jemput tapi beda-beda."

"Hati-hati loh sama David."

"Kenapa David."

"Dia ke cewek ada maunya, cuman manfaatin doang."

"Maksudnya?"

"Ya gitu deh..." Sachi tak memberi penjelasan yang jelas membuat Kay kini tampak was-was dengan kakaknya. Kay sendiri tak tahu wajah David yang mana dan karena cerita ini Kay bertekad mencari tahu tentang David.

"Eh udah nyampe nih."

"Kamu masuk aja yuk jangan nunggu diluar."

"Oh ya udah, aku parkir dulu." Kay mengiyakan lagi permintaan Sachi kemudian ikut berjalan menuju kamar nomor 302.

"Eh sa, masuk.." seorang wanita menyambut kedatangan mereka.

"Nih kenalin Kay temen aku."

"Kay..."

"Wida.."

"Makan apa lu.."

"Beli ayam gw, kalian duduk.."

"Iya makasih." Kay lalu duduk dikursi yang tersedia sementara Sachi dan Wida mulai mengobrol.

"Nih takut mau minum." Wida memberikan segelas minuman pada Kay yang disambut senyum lagi sementara itu dirumhah Jesica dan Kenan masih mengobrol berdua diruang tengah.

"Jam segini anak-anak belum pulang."

"Biasa anak muda, ga papalah jadi Mas bisa berduaan sama mommy nya." Kenan langsung menyerbu Jesica.

"Mas nanti ada anak-anak."

"Ga ada, kedengeran kok kalo mereka masuk." Kenan tak peduli dan terus menghujani Jesica dengan ciuman diwajahnya. Jesica yang terbaring disofa hanya bisa pasrah.

"Udah jarang nih Mas dimanjain, udah lupa ya."

"Udah tua masih kuat aja."

"Iya dong, punya istri cantik masa dianggurin." Kenan yang langsung beranjak duduk saat suara pintu terbuka terdengar.

"Tumben kamu pulang malem Jay?"

"Iya mom, tadi nongkrong-nongkrong dulu sama temen." Jay langsung duduk di dekat orang tuanya.

"Cape sayang..." Jesica yang semula berbaring kini duduk disamping anaknya membuat Jay otomatis bersandar di bahu ibunya.

"Mom..kalo deketin cewek itu gimana?" Pertanyaan Jay disambut senyum oleh Jesica akhirnya anaknya menanyakan soal itu.

"Nanyanya ke Daddy masa ke mommy."

"Dad..."

"Kasih perhatian aja Jay ntar juga dia suka."

"Masa perhatian aja, aku liat Kay kadang suka isiin pulsa, suka belanjain pacarnya, suka cium-cium." Jay dengan polos membuat Jesica dan Kenan saling menatapnya.

"Cium-cium?"

"Waktu itu aku liat dia di mobil sama ceweknya."

"Kapan?dimana?"

"Waktu Kay lupa bawa laptopnya terus pulang kerumah itu tuh ada ceweknya di mobil dad."

"Kamu ga liat sayang?" Tanya Kenan pada Jesica.

"Mommy ga ada lagi ke restoran dirumah cuman ada aku sama Bu suci."

"Ampun tuh anak." Kenan menggerutu. Tidak lama dering telepon Kenan berbunyi entah dari siapa karena tidak ada nama di layar ponselnya.

- Halo.

- Apa benar ini dengan bapak kenan Seazon

- Iya betul saya sendiri

- Kami dari kepolisian, apa benar Kay Sabier Seazon anak bapak?

- Betul pak,

- Anak bapak terjaring Razia pekat dan sekarang berada di kantor kami mohon waktu bapak untuk bisa datang dan keadaan anak bapak sudah tak memungkinkan untuk berbicara jadi kami menelpon bapak.

Kenan tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar, Kay terkena Razia pekat?apa yang dia lakukan?lalu kenapa dia tak bisa berbicara?Kenan hanya mengiyakan segala perkataan polisi tadi.

"Kenapa Mas?" Jesica tahu yang berbeda drari ekspresi Kenan.

"Kita ke kantor polisi yang, Kay disana."

"Kay?" Jesica tak percaya.

"Jay telepon Ara suruh pulang, kamu diem dirumah ya."

"Iya Dad.." Jay menurut dan segera pergi ke atas untuk berganti baju lalu segera menuju kantor polisi dengan Jesica.

**** To be continue


AUTORENGEDANKEN
Keyatma Keyatma

jangan lupa leave comment and vote ya :)

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C49
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen