App herunterladen
100% JALAN TERJAL (Hiatus) / Chapter 10: Gusar

Kapitel 10: Gusar

Vicko membuka pintu mobilnya, dia baru saja hendak mendorong pintu kaca swalayan tapi penampilan seorang gadis di dalam sana sepertinya membuat sorot matanya terpukau, apa dia ? pikir Vicko mencoba mempertegas matanya, benar saja gadis itu lagi, Vicko mengurungkan niatnya yang hendak masuk, dia menarik sebuah bangku di luar dan mendaratkan diri bersender di sana, sementara gadis di meja kasir di dalam sana terlihat sibuk melayani pembeli

Mata Vicko melihat seorang pemuda kira kira tak jauh beda usianya, pria itu terburu buru masuk dan menghampiri meja kasir dimana dia sedang sibuk bekerja, entah mereka sedang terlibat obrolan apa yang pasti Vicko menangkap seperti sedang berdebat

" kenapa dia selalu terlibat masalah ? " gumam Vicko tak mengerti, kalau sudah begini mau tak mau dia pasti akan ikut campur, padahal dia tak ingin terlibat banyak urusan dengan gadis itu

Pria itu menarik lengan Sylvia memaksa gadis itu segera mengakhiri pekerjaannya tapi dengan kasar dia menepis tangan Andre yang memaksanya keluar dari dalam ruangan

" mau mu apa sih ! " bentak Sylvia kesal

" kau tak perlu kerja aku akan memberimu uang, ayo ikut aku ke pesta temanku sekarang, aku sudah minta tolong adikku menjaga toko " pinta Andre antara memohon dan memaksa

" tidak mau ! " bentak Syilvia menepis tangan Andre, gadis itu kembali masuk ke balik meja kasir, mereka membuat beberapa pengunjung bergunjing

" aku sibuk, kau bawa gadis lain saja ! " hardik Sylvia tak tahan lagi

" ayolah Syl pliss " mohon Andre dia sangat berharap kalau hari ini bisa membawa gadis yang cantik itu ke hadapan teman temannya

" aku tidak punya waktu untuk ke pesta Andre, memangnya mahasiswi kampus mu kemana sih " balas Sylvia masih dengan ketus

" ahh mahasiswa kampus ku terlalu gampangan, aku tak tertarik " kilah Andre masih saja berusaha membujuk Sylvia

" oh ya, kalau begitu maaf, karena kau memang tak gampang mengajakku ke acara mu itu ! " tegas Sylvia dengan sorot matanya yang tajam

" ayolah.. " Andre memaksa lagi kini dia bisa meraih lengan Sylvia dan menariknya paksa, Sylvia melirik sekeliling banyak pasang mata menatap mereka heran membuat Sylvia terpaksa ikut keluar, baru saja mereka meninggalkan pintu yang tertutup langah Andre terhenti

Sorot tajam mata Vicko dan badannya yang memblok membuat alis Andre bertaut kesal, ditambah lagi tangan Vicko yang menepis gandengan mereka, Vicko mengambil ahli lengan Sylvia dan menariknya di belakang punggung bidangnya, Vicko menyimpan kedua telapaknya di dalam saku jaket, raut wajahnya ikut menegang seperti halnya Andre

" hey bung, jangan ikut campur urusan orang lain " ketus Vicko sembari ingin menjangkau tangan Sylvia di belakang punggung Vicko, sekali lagi ditepis oleh Vicko, jelas kini wajah Andre terlihat marah

" Hey !! " bentak Andre emosi

" kau jangan macam macam dengan ku, ini kawasan ku, dan ini toko ku, siapa kau berani sekali ! " hardik Andre dengan wajah sombongnya

Vicko dengan santai mengambil kartu identitasnya, dia menunjukkan kartu pelajar dari balik dompetnya, tapi ada lembar lain yang ikut terjatuh, kartu pelatih karate yang terjatuh tepat di ujung kaki Sylvia, tulisan di kartu itu membuat Andre melotot dan mundur, dia berdecak kesal

" awas kau ! " ancam Andre berlalu menahan kepalan tangannya tapi dia tidak berani kalau harus berhadapan dengan karateka seperti pria dihadapannya saat ini, Andre segera berlalu dari sana, dia masih mencuri lirik ke arah Sylvia di belakang punggung Vicko dan pergi

Vicko menoleh ke arah Sylvia, gadis itu menggaris wajah datar, dia terlihat biasa biasa saja

" apa kau baik baik saja ? " tanya Vicko peduli, tapi tatapan mata Sylvia jelas kurang suka

" jangan ikut campur urusan ku ! " ketus Sylvia dan kembali ke dalam toko, sibuk meminta pelanggan memulai transaksi mereka

Vicko tak percaya dengan sikap tak acuh Sylvia, pria itu tersenyum tak mengerti dia hendak meninggalkan toko itu dengan segera tapi sekali lagi wajahnya meraut kesal, dia kembali ke dalam toko dan menunggu Sylvia menyelesaikan tugasnya di meja kasir

Sylvia tak peduli dengan keberadaan Vicko, sementara pria itu terus menunggu antrian meja kerja Sylvia berakhir, cukup lama juga dia berdiri dan sesekali membuang pandangan hingga tak satupun lagi pelanggan yang tersisa di meja kasir

" bisa kita bicara sebentar ? " pinta Vicko sopan, dia tahu betul sulit melunakkan wajah mengeras di depannya saat ini, sebenarnya hati pemuda itu ragu untuk dekat seperti ini tapi mau bagaimana lagi, dia tak ingin ada salah paham antara mereka, jelas Vicko bukan ingin mendekati atau mengganggu Sylvia, mereka terlibat dalam keadaan yang tak di sengaja !

Tangan Sylvia meraih jaketnya, dia segera mematikan komputer merapikan uang di laci, gadis itu dengan cepat menuju loker di depan sana dan bersiap mematikan lampu ruangan, Vicko terus saja mengikuti hingga sesekali mereka saling menghadang jalan

Terakhir Sylvia harus mengunci pintu dan pergi dari toko yang sudah gelap itu, tapi langkah Vicko masih saja mengikutinya membuat Sylvia kesal

" kau.. ! " sungut Sylvia kesal, Vicko langsung menghadang Sylvia, dia mencoba membuat wajah ramah dengan kedongkolan dalam hati nya saat ini

Sylvia menatap lurus ke dalam bola mata Vicko, membuat pemuda itu semakin salah tingkah

" kau dan aku.. kita bahkan tidak saling mengenal " ketus Sylvia mengacuhkan jari telunjuknya dengan cepat antara dirinya dan pemuda di hadapannya saat ini, Vicko mengangkat bahu wajahnya sepertinya setuju dengan kalimat barusan

" yaaa... kita memang tidak saling mengenal maka dari itu aku harus menegaskan kalau kita tak perlu.. mmm... " Vicko bingung sendiri mau bicara apa hingga wajah kesal Sylvia semakin emosi

" mm namaku Vicko, mm.. aku tidak mau kau salah paham pada ku, aku tidak pernah mengikutimu tidak pernah mencari tahu tentang mu, dan.. kemaren kejadian di sekolah itu juga tak sengaja, hari ini juga ! " tegas Vicko berusaha meyakinkan wajah heran Sylvia

Wajah serius Sylvia akhirnya sedikit mengendor, membuat Vicko menghembus nafas lega

" oke, aku ucapkan terimakasih bagaimana pun padamu, telah membantu ku selamat dari percikan air, dari koyokan geng di sekolah dan sekarang dari ajakan Andre, aku hanya bisa berterima kasih pada mu, maaf tidak bisa memberi lebih " tegas Sylvia

langkah gadis itu berlalu meninggalkan Vicko yang bengong di belakang sana, bahkan dia tak bisa menarik satu kata pun untuk membalas Sylvia, dia menjambak kesal rambutnya dan berjongkok di trotoar jalanan

" akh ! dia kenapa sih ! " gusar Vicko tak mengerti, dia tak mengerti kenapa Sylvia bersikap begitu datar dan dingin padanya padahal jelas dia bukan pria yang biasa biasa saja, hey, kenapa pula aku mengkhawatirkan itu . Vicko, yang kau sukai itu Rose bukan dia ? iya kan !


Load failed, please RETRY

Bald kommt ein neues Kapitel Schreiben Sie eine Rezension

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C10
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen