Pria yang baru saja berteriak pada Namara itu berlari menuju rumah yang letaknya tak begitu jauh dari pohon. Dengan cepat dia mengetuk pintu beberapa kali. Pintu itu pun mulai terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang berasal dari klan Seribu Bintang.
"Ada apa kau malam-malam datang bertamu?" tanya wanita itu dengan heran.
"Nyonya, apa Tuan Panla di rumah?"
"Suamiku ada di dalam. Tapi setidaknya kau katakan dulu bukan apa masalahnya?"
Akhirnya pria itu mengatur napasnya yang memburu. "Begini. Seorang wanita dan pria asing sedang bermalam di bawah pohon Vosha. Ini jelas tidak bisa dibiarkan!"
"Apa?" Wanita itu menjadi ikut marah. "Benar-benar manusia yang sembarangan! Ayo masuk! Biarkan suamiku tahu ini."
Mereka pun segera masuk dan menemui seorang pria yang kini sedang membersihkan kapak besar. Kapak itu baru saja dipakai untuk berburu jadi ada banyak darah yang mengotorinya.
"Tuan Panla," sapa pria itu.