App herunterladen
3.84% Aku Bukan Hantu / Chapter 6: Mulai Mencari

Kapitel 6: Mulai Mencari

Saat Nirmala selesai mandi, Farel sudah duduk bersila ditempat tidur lalu keduanya sama sama mengerjakan tugas sekolah Nirmala, Farel telah berjanji membantunya dan dengan bantuan Farel, Nirmala dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat.

"Terima kasih ya Rel, aku sangat kagum dengan kemampuanmu. Sekarang kita harus segera memecahkan masalahmu Rel. Aku besok sudah libur sekolah, bagaimana kalau kita mencari tahu dimana kamu berasal? aku akan membantumu kembali ke dalam tubuhmu." Farel menatap Nirmala dengan tatapan tak mengerti.

"Nirmala, apakah kamu benar-benar mau membantuku?" Farel kini tersenyum karena merasa sangat senang. Dia sudah sangat lelah terombang ambing tidak jelas seperti sekarang ini.

"Tentu saja, memangnya kamu mau seperti ini terus? meskipun saat ini kamu sedang berada di dalam kondisi vegetatif tetapi pihak medis juga memiliki tenggang waktu Rel, mereka memiliki batas waktu untuk mempertahankan semua alat di tubuhmu. Kalau sampai batas waktu itu habis dan mereka melepas semua alat-alat di tubuhmu, kamu tidak akan memiliki kesempatan untuk kembali lagi." Nirmala melihat wajah tampan Farel yang pucat hatinya tiba-tiba bergetar.

"Ya sudah Nirmala, aku mau melihat ke asrama tempatku belajar selama ini, hanya itu yang aku ingat, aku akan menghafalkan rute menuju ke sana. Siapa tahu nanti disana kita bisa menemukan informasi tentang diriku.!" Farel segera menghilang dari hadapan Nirmala.

"Huufffttt.... kenapa aku merasa aneh saat dekat dengan Farel? aku merasa kasihan terhadapnya dan ingin menolongnya agar segera menemukan keluarganya. Tetapi kenapa aku takut berpisah darinya?" Nirmala memang sudah terbiasa dengan kehadiran Farel, meskipun kadang dia sangat menyebalkan, tetapi Nirmala akan sangat merindukan Farel saat tidak melihatnya.

Kemudian Nirmala membereskan semua buku pelajarannya dan menaruhnya di dalam tas sekolahnya. Kini dia berbaring dan besok dia akan berbicara dengan neneknya dan meminta ijin untuk membantu Farel mencari keberadaan tubuhnya saat ini agar dia bisa segera kembali masuk dan menyatu dengan tubuhnya.

Farel kembali kedalam kamar Nirmala saat sudah sangat larut malam. Dia melihat wajah gadis yang telah membantunya selama ini yang tertidur itu dengan sangat dekat.

"Mmm... gadis kecil... kamu ternyata sangat cantik..." Farel kemudian mencium kening Nirmala dan kemudian dia berbaring di samping Nirmala. Farel mencoba memeluk Mirmala tetapi tentu saja tidak bisa karena dia hanyalah jiwa yang sedang tersesat dan belum dapat menemukan tubuhnya.

"Aaahhh... kenapa aku tidak bisa menyentuh apapun!!!" Farel merasa marah dengan apa yang menimpanya kini, dia merasa sangat lelah dan kini dia pun terlelap disamping tubuh Nirmala.

Keesokan harinya Nirmala merasakan tubhnya terasa berat, dia seperti tertindih sesuatu padahal dia tidur seorang diri dan tidak ada siapapun di dalam kamarnya.

"Kenapa aku merasakan tubuhku sangat aneh?" dia merasa ada sesuatu di dalam tubuhnya. Nirmala terbangun dan saat dia turun dari tempat tidur dia baru merasakan tubuhnya seperti semula dan menggelengkan kepalanya saat melihat Farel berada ditempat dia berbaring tadi.

"Apakah Farel bisa menyatu dengan tubuhku? kenapa aku merasakan kalau Farel bisa memasuki tubuhku?" Nirmala menggelengkan kepalanya lalu segera mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat subuh, setelah itu dia memasak dan akan mengantarkannya ke tempat jualan neneknya sekaligus berpamitan kepada neneknya kalau dia selama dua minggu ini akan membantu Farel mencari keberadaan tubuhnya.

"Farel..., apakah kamu sudah siap berangkat?" Nirmala kembali ke dalam kamarnya dan melihat Farel sudah terbangun dan sudah terlihat tampak tampan, padahal dia tidak mandi juga tidak cuci muka... (ya iyalah... mana ada jiwa yang bisa mandi, hehehehe)

"Sudah Nirmala. Setelah dari tempat nenekmu nanti aku akan memberitahumu kita akan pergi ke mana...!" Nirmala mengangguk dan kemudian dia mulai menyipakan barang-barang yang sekiranya akan dperlukannya, Nirmala membawa beberapa potong pakaian, uang yang selama ini susah payah ditabungnya juga ponselnya. Satu-satunya barang berharga milik Nirmala yang dimilikinya dan seri ponsel milik Nirmala itu jauh sekali dari ponsel milik Farel yang di belikan oleh kedua orang tuanya.

"Baiklah Farel, kalau begitu kita berangkat sekarang agar tidak kemalaman sampai di tempat yang akan kita tuju." Nirmala menggendong ranselnya dan membawa bekal untuknya sendiri juga makan siang untuk neneknya.

Nirmala dan Farel menuju pasar tempat neneknya berjualan dan setelah berpamitan Nirmala dan Farel kini menuju terminal bus karena ternyata Farel tinggal di Jakarta sedangkan saat ini Nirmala dan neneknya tinggal di Tasikmalaya.

"Farel..., kenapa kamu terpisah jauh sekali dari tubuhmu? kamu bilang tubuhmu berada di Jakarta sedangkan saat ini kita berada di Tasikmalaya. Apakah kamu terbang terbawa angin?" Nirmala sangat pusing memikirkan apa yang di alami oleh Farel.

"Aku sendiri juga tidak tahu Nirmala, kamu kan yang lebih memahami tentang hal ini kan? aku mana tahu?" Farel tersenyum keada Nirmala yang membalas senyum Farel. Keduanya kini sudah tiba di terminal dan segera mencari bus yang menuju kota Jakarta.

"Neng..., kok kecil-kecil pergi ke Jakarta sendirian? apa nggak takut?" abang kondektur bertanya kepada Nirmala yang malah tersenyum mendengarkan apa yang dikatakannya, sementara Farel wajahnya terlihat sangat kesal tetapi dia juga tidak dapat menyalahkan orang tersebut karena memang dirinya saat ini tidak terlihat.

"Ngapain takut bang? kan banyak orang, hehehehe" Nirmala kemudian duduk di kursi paling depan sedangkan Farel melayang didepannya.

"Farel, kamu jangan disitu dong! kamu menghalangi pemandanganku tahu!!!" Nirmala memarahi Farel dan semua orang disekitarnya menganggap Nirmala aneh bahkan gila, dia kemudian tersadar kalau hanya dia yang bisa melihat Farel sedangkan orang lain tidak.

Nirmala melihat ke sekelilingnya dan semua orang menatapnya dengan aneh dia pun mengangguk dan tersenyum kepada orang-orang yang memperhatikannya saat ini.

"Farel!! kamu sih yang membat aku dicurigai oleh orang-orang, aku yakin bahkan diantara mereka ada yang mengira aku adalah orang gila." Nirmala berbisik dan kemudian dia sibuk dengan ponselnya. Nirmala kemudian mencari di google tempat yang disebutkan Farel tadi, dia kini sedang mencari asrama Farel sebenarya ada di daerah mana.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C6
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen