"Perempuan munafik",cakap Rey sinis sambil membanting ponsel. Ia melemparnya ke arah jendela ruang kerjanya, ia melihat ponselnya dan melihat gambar-gambar yang dikirim oleh seseorang yang di perintah Rey untuk memata-matai Nay saat ia di Bali.
Asisten pribadi Rey dan Sekretaris Rey yang tempat duduknya di depan ruang kerja Rey pun kaget mendengar suara benda yang di lempar. Rey sangat sulit mengontrol emosi, entah mengapa sering sekali Rey marah hanya karena masalah kecil dan sepele.
Suara telephone Berdering. Vellyciapun segera mengangkatnya,
"Hallo" ucap sekeryaris cantik tersebut
"Vell pesankan tiket pesawat ke Denpasar sekarang juga"
"Hahh ada apa Rey? Kamu nggak perlu hadir ke event itu. Disana sudah ada pak Anggara, apalagi Bu Siska sudah selesaikan semua Event besar selama beliau disana"
"Pesan kan sekarang juga" perintah Rey
Rey tanpa basa-basi langsung menutup telephonenya. Ganti telephone di meja Nuel yang berdering, dan Immanuel pun mengangkatnya,
"Nuell, siapkan koperku taruh di mobil, dan suruh Velycia siapkan dokument2nya."
"Sekarang ya Rey?"
Dan lagi tanpa menjawab apa2 Rey langsung menutup ponselnya.
"Manuel, itu Rey kenapa sih?" tanya Velly
"Nggak tau juga Vell," jawab Nuel
Setelah semua siap Rey pun di antar oleh supir ke Bandara setelah itu Rey naik pesawat berangkat ke Denpasar, setibanya di Bandara Ngurah Rai, Rey marah besar karena jemputan nya tidak segera datang, Rey langsung menghubungi Vellycia untuk memecat orang tersebut yang buat Rey menunggu.
2 menit Rey menunggu, jemputannya juga tak kunjung datang, akhirnya Rey naik Taxi menuju hotel, setelah itu tidak lama kemudian Rey tiba di hotel, disana dia melihat Anggara bersama beberapa staff hotel berdiri di depan hotel dan menyapa ramah kepada bossnya tersebut, namun ia tidak melihat keberadaan Nay.
Rey yang menoleh kesana kemari untuk memastikan keberadaan Nay, akhirnya ia menemukan Nay, Nay sedang memimpin rapat di meeting room kepada beberapa staff hotel. Rey pun meminta Anggara untuk mengantarnya ke kamar hotelnya, Rey sambil berjalan melihat Nay yang tampak cantik dan seksi itupun tersenyum sementara Anggara yang sempat melihat tingkah Rey yang sedang memperhatikan Nay merasa aneh dan bingung namun ia diam saja. Setelah rapat Nay yang sedang berjalan pun menerima telephone dari nomor tidak dikenal, saat di angkat itu suara seorang pria yang tidak asing di telinganya.
"Hallo"
"Hallo selamat malam pak Rey"
"Datang ke kamar hotel VVIP Nomor 201, ada yang mau saya bicarakan dengan kamu"
"Baik pak" Nay kaget, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya jika Big Boss akan datang, iapun bergegas mendatangi Rey disana ia melihat Rey sedang duduk di tempat tidurnya sambil membuka laptop.
Tok tok tok suara ketukan pintu
"Masuk" suara dari dalam kamar
"Selamat malam pak, selamat datang di hotel" membuka salam dengan membungkukan badan menyapa Rey.
"Malam, tolong jelaskan ke saya tentang event nanti" perintah Rey
"Baik pak, Event kali ini menurut saya Event yang besar pak, ini merupakan Festival yang menjadi tempat berkumpulnya para pencinta sastra dan penggemar seni dari seluruh dunia, dan tahun ini eventnya di adakan di hotel kita. Selama lima hari, pada tanggal 24-29 Desember 2019, akan ada lebih dari 180 pembicara yang terdiri dari penulis, seniman, pegiat, cendekiawan, dan budayawan dari 30 negara.
Mereka akan mengisi lebih dari 200 program mulai dari panel diskusi, lokakarya, acara spesial, pemutaran film, peluncuran buku, pameran seni, dan masih banyak lagi." Jelas Nay
"Nay, mari menikah" kata Rey
"Baik pak,...what?? apa pak???menikah? pak tadi kita sedang membahas tentang Event hotel" jelas Nay, dengan kaget takut salah dengar.
"Ia saya tau yang harus dilakukan, saya jauh-jauh datang ke sini lebih awal dan lebih cepat karena saya mau mengatakan hal yang penting sama kamu, saya mau ajak kamu menikah, ini adalah bentuk tanggung jawab saya sebagai seorang pria"
"Maaf pak Rey, saya tidak bisa menikah dengan bapak."
"Kenapa?"
"Karena saya tidak bisa menikah dengan seseorang hanya karena alasan tanggung jawab"
"Lantas kamu maunya bagaimana"
"Kita seperti biasa saja pak, bapak atasan saya, dan saya bawahan bapak, saya sudah melupakan kecelakaan itu pak"
"Apa ini karena Anggara?"
"Kak Anggara? loh kok dia kenapa pak?"
"Oh kamu sudah mengganti nama panggilanya ya"
"Ia pak, pak Anggara merasa tidak nyaman jika saya panggil pak, dia bilang terlihat tua, usia kita hanya terpaut 2 tahun dia meminta saya memanggilnya dengan sebutan kakak saja"
"Ada hubungan apa kamu sama Anggara"
"Tidak ada hubungan apa-apa pak, saya menganggap pak Anggara kakak saya pak, makanya saya panggil dia dengan sebutan kak"
"Saya akan menemui keluargamu, saya akan menikahimu"
"Pak pernikahan itu bukan sebuah permainan, yang bisa dilakukan dengan mudahnya"
"Saya dari awal sudah mau mengajakmu menikah Nay, saya tegaskan lagi saya ingin menikahimu"
"Maaf pak saya menolak menikah dengan bapak, saya permisi dulu pak terimakasih" ucap Nay dan langsung meninggalkan Rey di kamarnya.
Rey diam ia masih tidak percaya jika barusan ia di tolak oleh seorang wanita, setelah ratusan wanita banyak yang mendekatinya ia justru memilihi Nay, dan Nay menolaknya. Dengan kebingungan yang bercampur dengan amarah, Rey mencoba untuk berkepala dingin ia berusaha untuk sabar.
Ia tidak ingin salah mengambil langkah lagi. Ia tak berputus asa keesokan harinya ia mencoba lagi untuk mendekati Nay.
Di luar kamar Nay mencoba menampar pipinya sendiri, ia berusaha menyadarkan dirinya apa ia sedang bermimpi, aneh sekali rasanya. Gumam Nay dalam hati. Ia senang sekaligus kaget ia tidak mempercayai Rey dengan lamaran dadakan nya itu. Namun tidak bisa ia pungkiri jika hatinya bahagia melihat Rey melamarnya barusan, ada rasa senang dihatinya. Namun ia tetap dengan keputusan nya untuk menolak Rey. Ia takut terjatuh ketika bermimpi ia takut tersadar jika itu semua hanya semu.
Mimpiku
Entah apa yang merasukinya hingga datang dengan beraninya melamar ku
Apakah ini mimpi , akankah kisah Cinderella itu nyata, sang pangeran menemukan calon permaisurinya,.
Bahagianya aku ketika ia memaksa untuk menikahiku
Berawal dari sebuah kecelakaan Mungkinkah kebahagiaan itu nyata?
Bisakah seorang budak sepertiku akan menikahi seorang pangeran
Apakah ini awal dari kebahagiaanku?
Ataukah awal dari penderitaanku
🍁Nayy