App herunterladen
53.84% FALLEN ANGEL ( SLOW UPDATE ) / Chapter 14: 13 SIAPA YANG AKAN KAU PILIH

Kapitel 14: 13 SIAPA YANG AKAN KAU PILIH

Azalel menghembuskan nafas panjang dengan berat hati.

"Tergantung….."

"Apakah efeknya akan sangat mengerikan seperti Racun Iblis???" tanya Reuben panik.

Racun Iblis merupakan salah satu racun yang paling berbahaya untuk para malaikat. Racun tersebut bisa mengurangi kekuatan dan mengisap energi kehidupan mereka secara perlahan-lahan sampai akhirnya keberadaan mereka akan lenyap seperti udara.

"Tidak…."

"Lalu apa masalahnya?"

"Jatuh cinta adalah salah satu wujud emosi yang dimiliki oleh manusia dan kita sama sekali tidak pernah mengalaminya…"

"Jika perasaan ini semakin dalam, maka kita akan semakin sulit untuk membawanya pulang ke dalam surga.."

"Memangnya seperti apa jatuh cinta itu, Aza? Kenapa kedengarannya sangat serius??"

"Kau akan lupa pada keadaan sekitarmu. Jantungmu akan terasa berdetak dua kali lebih kencang dan terus berdebar-debar saat melihat orang yang kau sukai. Logikamu akan tumpul dan mati. Kau tidak akan bisa memikirkan hal-hal lain tapi hanya orang itu saja…"

"Wah! Wah! Itu sangat berbahaya….."

"Benar sekali!!!"

"Tapi kenapa kau bisa mengatakannya dengan sangat detail, Aza? Apa kau pernah mengalaminya sendiri??"

Azalel lalu menunjukkan buku berjudul Romeo & Juliet kepada Reuben.

"Dari sini…"

Kepala Reuben manggut-manggut, "Begitu…"

"Jadi bagaimana solusinya?"

Mereka berdua harus menuntaskan misi ini bagaimanapun caranya.

"Ada obatnya…" kata Azalel sambil menyunggingkan senyum licik.

"Apa itu?"

"Patah hati…"

Reuben menoleh ke arah Azalel karena tak mengerti.

"Kalau Althea patah hati, ia akan sedih. Kalau ia sedih, akan jauh lebih mudah untuk membawanya kembali ke surga.."

.............................................….

Acara lomba sudah selesai. Audy juga sudah berkemas untuk pulang ketika Anthony memanggil namanya. "Dy?"

"Ya?"

"Mau makan siang bareng?"

Audy mengangguk. "Boleh…"

"Ke tempatku saja yuk? Kebetulan aku baru beli bahan-bahan masakan. Jadi kita bisa lebih santai makannya sambil mengobrol…"

Mereka berdua lalu menaiki mobil Tesla milik Anthony dan dalam waktu singkat, mobil tersebut sudah meluncur mulus di jalan. Di sepanjang perjalanan, Audy tidak banyak bicara. Ia hanya memikirkan ucapan kakaknya tadi pagi serta betapa bertolak belakangnya ucapan tersebut dengan kata hati Anas yang terdengar di kepalanya. Kenapa ketika kakaknya menunjukkan ketertarikan pada Anthony, di saat yang sama, hatinya juga terasa nyeri?

((Kamu cantik banget hari ini, Dy..))

"Eh, apa??" tanya Audy pada Anthony.

"Ngga, aku ga da ngomong apa-apa koq.." balas Anthony bingung.

((Aku benar-benar menyukaimu, Dy! Suka! Benar-benar suka!!!))

"HENTIKANN!!" Audy tiba-tiba berteriak kencang sambil menutup kedua telinganya dan membuat Anthony mengerem mendadak karena kaget. Beberapa mobil di belakang mereka langsung mengklakson keras-keras.

"Kamu ga apa-apa, Dy?" tanya Anthony cemas. Ini kedua kalinya ia melihat sikap Audy yang sangat aneh.

Audy mau tak mau memasang kembali earbudnya. "Maafkan aku, Ton. Ga apa-apa. Tolong dilanjut saja…"

Kemampuan barunya ini benar-benar membuatnya pusing setengah mati. Tapi mengetahui perasaan Anthony padanya, entah kenapa membuatnya begitu bahagia. Tapi di satu sisi, ia juga merasa bersalah pada Kak Anas. Demi apa ya Tuhannn…kenapa dari semua laki-laki di dunia, ia dan Kak Anas bisa menyukai orang yang sama?

Mobil Tesla Anthony lalu memasuki pelataran parkir bawah tanah dan mereka berdua segera memasuki lift.

"Kau tinggal di sini??" tanya Audy kaget ketika lift itu mulai terangkat naik pelan-pelan menuju tombol lantai yang dipijit oleh Anthony.

"Ya, begitulah…" jawab Anthony santai ketika lift tersebut berhenti dan membuka pintunya.

"Bersama dengan kedua orangtuamu?"

"Tidak, aku tinggal sendirian. Kedua orangtuaku kan di Inggris. Seperti yang pernah kubilang. Aku tinggal di sini bersama dengan pelayanku. Ia orang kepercayaan ibu kandungku jadi aku ikut membawanya ke Indonesia…"

Anthony menempelkan kartu dan begitu bunyi "KLIK" terdengar, ia membukakan pintu untuk mereka berdua. Mata Audy langsung terbelalak kaget saat melihat suasana apartemen Anthony. Ruangan apartemen tersebut tidak terlalu luas dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Tapi penataannya minimalis dan sangat simple. Tidak terlalu banyak perabot yang ada di dalamnya. Semuanya tertata dengan sangat baik dan fungsional. Audy sendiri lalu langsung duduk di atas sofa yang terasa sangat nyaman untuknya.

"Wahhhh….." komentar Audy dengan takjub.

"Welcome to my world, Audy! What would you like for our lunch today?" tanya Anthony sambil menunjukkan isi kulkasnya yang penuh terisi.

Audy lalu ikut mengamati isi kulkas Anthony dan memilih beberapa bahan mentah. Mereka berdua lalu memutuskan untuk memasak chicken teriyaki dan buncis cabe garam. Audy membantu memasak nasi dengan rice cooker sementara Anthony mencuci bahan-bahan masakan tersebut.

"Kau bisa memasak?�� tanya Audy kepada Anthony.

"Ya, aku terbiasa untuk menyiapkan semuanya sendiri di Manchester dulu…"

"Aku dari dulu sekolah asrama jadi sudah terbiasa untuk mengurus diriku sendiri.."

"Kalau kau?" tanya Anthony balik pada Audy.

"Sama! Well… kakakku selalu sibuk belajar, jadi aku seringkali membantu ibuku di dapur…"

Entah kenapa, begitu memikirkan Kak Anas, raut wajah Audy kembali berubah murung.

"Kenapa?" tanya Anthony ketika melihat perubahan ekspresi wajah Audy.

"Aku boleh tanya sesuatu?"

"Ya… shoot it out.." (Katakan saja) balas Anthony sambil memotong-motong ayam fillet dengan cekatan.

"Kalau kau dan sahabatmu menyukai orang yang sama. Kira-kira bagaimana?"

Anthony mengangkat kedua alisnya. "Hmm… it's a hard question. Maksudmu, dari sudut pandang sahabatmu atau dari sudut pandang orang yang kalian sukai?"

Audy menjawab sambil menyiapkan bumbu masakan untuk mereka berdua. "Keduanya.."

"Oh begitu? Yah, gampang saja sih. Pertama, kalau dari sudut pandang sahabatmu, itu bebas-bebas saja kalau ia mau menyukai seseorang, tak ada yang melarang hal itu terjadi. Itu haknya. Kedua, tapi kalau orang yang kalian sukai juga punya hak untuk membalas perasaannya atau tidak. Orang tersebut punya hak untuk memilih perasaan siapa yang akan diterimanya. Iya kan?"

Audy menghembuskan nafas panjang sambil mengangguk.

Ucapan Anthony terasa sangat masuk akal baginya. Ya, itu hak Kak Anas untuk menyukai Anthony. Tapi tergantung perasaan Anthony juga ia akan menyukai siapa. Dan Audy sudah tahu jawabannya. Sebuah senyum manis muncul di bibirnya.

"Why did I have a bad feeling about this question…hmmm…" goda Anthony sambil tersenyum jahil dan langsung dijawab dengan sikutan tangan Audy ke arah pinggangnya.

(Kenapa aku punya perasaan buruk tentang hal ini?)

..............................

Mereka sudah membereskan bekas makan siangnya dan Audy membantu Anthony mencuci piring bekas makan mereka berdua. Mood mereka berdua baik sekali hari itu dan Anthony banyak bercerita tentang keadaannya dulu sewaktu di Inggris. Tentang cuaca di sana. Bagaimana orang-orang Inggris sangat suka membicarakan seputar cuaca sehari-hari dan tempat-tempat asyik yang bisa dikunjungi kalau suatu hari nanti Audy berkesempatan untuk pergi ke sana seperti Big Ben, Castle of Windsor, dan lain-lain.

Tanpa terasa, sore hari mulai menjelang dan Audy lalu mengemasi tasnya.

"Thank for the lunch, Ton. Aku pulang dulu ya…"

"Kata siapa kau boleh pulang sekarang?" kata Anthony dengan serius. Sorot matanya menatap Audy dengan tatapan berbeda.

DEG!! Jantung Audy terasa berhenti berdetak lagi ketika melihat sosok pemuda tersebut berjalan semakin dekat ke arahnya.

"To…Ton…." Kata Audy gugup dengan suara terbata-bata. Ia mulai berjalan mundur ke arah pintu masuk sambil mulai memasang kuda-kuda bela dirinya. Ucapan Adrian dulu mulai terngiang-ngiang di telinganya.

"Bagaimana kalau ia mau berniat aneh-aneh padamu?? Kita kan baru kenal dia sekarang-sekarang…."

BUKA MATA LO LEBAR-LEBAR, DY!!!

Anthony mulai membuka baju seragam atasannya. Memamerkan otot-otot tubuhnya yang sangat sempurna.

"Ma…mau apa lo…???" tanya Audy panik.

Ia mulai menegang sambil meneguk ludahnya sendiri dengan gugup.

"Mandi…." balas Anthony pendek sambil tersenyum geli dan langsung berputar arah menuju ke kamar mandi.

Audy langsung menghembuskan nafas lega.

"Kenapa? Kalau kau berpikir aneh-aneh, kita berdua belum cukup umur untuk melakukannya.."

Wajah Audy langsung berubah merah padam setelah mendengar kalimat tersebut.

SIALANNNNNNNN!!!!!! KENAPA BOCAH INI BISA MENEBAK PIKIRANNYA DENGAN TEPAT!!

UGHHH…

"Wait for me. I'll drive you home after this ok.." (Tunggu aku. Aku akan mengantarmu pulang setelah ini ok?)

.

Debar jantungku mulai terasa berbeda

Ketika berada di dekatmu, aku merasa pusing…

Kau meluluhlantakkan logikaku tanpa ampun…

Membuatku berkubang dalam pusaran emosi tanpa henti…


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C14
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen