App herunterladen
19.23% FALLEN ANGEL ( SLOW UPDATE ) / Chapter 5: 4 GENG PARKOUR

Kapitel 5: 4 GENG PARKOUR

"Yoiiiiiiii, Dyyyyyyyy...." teriak Derry keras-keras di telepon. Ia adalah salah satu tim dari geng parkour Audy yang sangat dekat dengan gadis tersebut. Biasanya tiap minggu, mereka berlima, Derry, Audy, Adrian, Jovelyn, Little Bee selalu berkumpul bersama di rumah Audy untuk mengobrol sambil mencari lokasi baru untuk latihan parkour mereka.

Seperti hari ini, dari ia telepon di lantai bawah, sampai kemudian tiba-tiba tubuhnya sudah berada di dalam kamar Audy yang berada di lantai 2 tanpa menggunakan tangga. Ia hanya memanjat dengan menggunakan pijakan tembok pagar dan pohon mangga yang ada di depan jendela kamar Audy. Berikutnya, ketiga temannya menyusul juga. Little Bee, Jovelyn dan Adrian yang satu-satunya tidak bisa melakukan parkour dan dengan sangat terpaksa menaiki tangga untuk bisa sampai di kamar Audy. Tapi kehadirannya juga sangat vital karena ia adalah satu-satunya yang bertugas untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan mereka dan mempostingnya di media social. Terbukti, akun parkour mereka sudah mulai banyak followernya dan beberapa kali mereka juga menerima jasa endorse untuk menambah uang saku.

Audy sendiri tampak sudah siap dengan ranselnya.

"Yoshhhhh…. Ayo kita cap cus sekarang!!" teriaknya riang sambil melompati jendela kamarnya, mendarat di salah satu cabang pohon, dan dengan mulus lalu melompat lagi ke lantai bawah. Semua gerakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat dan cekatan. Ayahnya malah seringkali memanggilnya dengan sebutan Monyet Kecil karena hobi Audy yang nyentrik seperti ini.

Begitu ia sampai di lantai bawah, keempat temannya juga menyusul sambil menyalakan motor mereka masing-masing kecuali Adrian yang dibonceng oleh Audy di belakangnya.

"Ikut gue! Ada spot baru yang asyik untuk kita bisa latihan parkour…"

Semenit berikutnya, rombongan kecil itu sudah meluncur mulus di jalan.

............…..

"Ckckckckcckkckck..."

Reuben mendecakkan lidahnya dengan tatapan kagum.

"Aku tidak menyangka kalau adik kecil kita ternyata sangat lincah, Aza….."

Azalel menganggukkan kepalanya. "Iya, aku juga kaget. Ternyata kehidupannya sebagai manusia sangat menarik…"

"Jadi kapan kita bisa membawanya kembali ke surga?" tanya Reuben lagi.

"Nanti, kita harus mencari waktu dan tempat yang tepat untuk melakukannya. Apalagi, ia harus menyadari identitas aslinya dulu sebagai salah satu dari kita sebelumnya…"

"Baiklahh…."

Mereka berdua baru saja mau menghilang ketika tiba-tiba tangan Reuben ditarik paksa oleh seseorang.

Reuben menoleh. Tampak ada seorang ibu-ibu yang tengah memegang tangannya dengan tatapan malu-malu. "Mas ganteng, boleh foto bareng gaaa?" pintanya manja.

Reuben salah tingkah. Sementara mata Azalel melotot lebar-lebar!

MANUSIA!!!! GAWAT!!!!

Ini misi rahasia dan kehadiran mereka sama sekali tidak boleh diketahui oleh makhluk fana seperti mereka.

CELAKA!!!

Azalel lalu mengeluarkan sebuah benda dari dalam sakunya. Spontan, ia menembakkan benda kecil tersebut dan sebuah sinar kejut keluar dari dalamnya. Menyergap mata si ibu tersebut sehingga menjadi linglung.

"Ayo pergi…." Kata Azalel sambil menarik tangan Reuben.

Pstttt… tubuh mereka berdua langsung menghilang tanpa bekas.

............

Mereka berlima akhirnya sampai di lokasi yang ditunjukkan oleh Audy.

Memang benar, tempat baru itu sangat cocok untuk menambah jam terbang latihan parkour mereka. Letaknya memang agak jauh dari pusat kota tapi karena terletak di dalam salah satu universitas swasta dan banyak pepohonan, tempat ini cukup teduh. Apalagi didukung dengan banyaknya bangunan bertingkat, tikungan, sudut untuk jalan kaki dan duduk santai, serta rel logam yang bisa digunakan sebagai pijakan atau pegangan saat mereka melakukan olahraga parkour. Bagi Audy sendiri, latihan ini sangat penting untuk menjaga stamina dan kelenturan tubuhnya saat ia bertarung di jalanan maupun di dalam ring seperti biasa.

Ada lima jenis gerakan dasar dalam olahraga parkour yaitu lompatan ke atas dan ke bawah, wall climbing, vaulting yaitu melompati tembok tinggi dengan menggunakan kombinasi gerakan tangan serta kaki, swinging through ( gerakan dimana melewati rel dengan cara menundukkan/ melenturkan tubuh melewati celah rel/ bangunan), dan cat leap ( lompatan kucing). Kelima gerakan dasar ini harus dikuasai dengan sangat baik jika seseorang ingin dianggap sebagai seorang ahli parkour. Dan Audy serta ketiga temannya sudah sangat terampil dengan melakukan gerakan-gerakan tersebut. Adrian sendiri sudah bersiap dan langsung merekam video dari seluruh kegiatan parkour mereka hari ini. Lalu, setelah diedit dengan beberapa efek dramatis plus suara backsound, barulah hasil latihan mereka ini diunggah ke media social mereka.

"Selesai!!!" teriak Adrian bangga.

"Beneran???" tanya Audy dan teman-temannya bangga sambil melihat video yang baru saja diedit dan diunggah oleh Adrian ke akun medsos mereka. Dengan lagu backsound dari Teriyaki Boys dan ditambah dengan beberapa special effect, video latihan mereka terlihat begitu keren! Baru 3 menit diunggah saja, mereka langsung memperoleh 3.000 likes!!!

"You're the best, bro…" kata Jovelyn bangga sambil menepuk-nepuk pundak Adrian.

"Yah, gue bisanya gini doank…" kata Adrian sambil tersipu malu.

"Gini doank yang kita ga bisa…." timpal Little Bee sambil terkekeh dan melipat kedua tangannya.

Mereka sudah empat jam berada di sana dan sekarang, sudah waktunya pulang.

"Abis ini, lo mau ke mana, Dy?" tanya Adrian sambil menunggu mobil jemputannya. Kebetulan, supirnya sudah datang jadi sekarang Audy tidak perlu mengantarnya pulang lagi seperti biasa. Sementara teman-temannya sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Mereka tidak bisa berkumpul bersama sambil kongkow karena minggu depan sudah tes semester sehingga mereka harus mempersiapkan diri untuk belajar ujian.

"Melemaskan otot lagi…." kata Audy sambil memakai wignya lagi. Mata Adrian membulat seketika saat melihat tingkah aneh sahabatnya tersebut.

"Jangan-jangan kau mau…"

"Iya, latihan graffiti lagi. Aku sudah bilang kan kalau aku terpilih untuk mewakili sekolah dalam Lomba Graffiti Nasional?" balas Audy cuek sambil membereskan penyamarannya dan memakai jaket kulitnya. Tak lupa ia juga memakai lensa kontaknya.

Ia adalah salah satu penerima beasiswa sehingga untuk tetap bisa melakukan kegiatan dengan hobinya tersebut, ia harus menggunakan alter egonya, Jinx. Dengan begitu, identitas aslinya sebagai seorang siswi teladan tetap terjaga sempurna.

"Kau mau latihan di mana?" tanya Adrian was-was sebelum menaiki mobil jemputannya.

"Tempat biasa…" balas Jinx santai sambil melambaikan tangan untuk berpisah.

............

Senja mulai menjelang. Matahari mulai terbenam di ufuk barat tapi sosok itu terus saja menyapukan berbagai warna terang dengan piloxnya ke tembok kumuh di hadapannya. Beberapa gambar simbol dan tulisan yang menyerukan perdamaian dunia mulai terlihat jelas di sana. Sebentar lagi karyanya selesai.

Seulas senyum muncul di wajahnya begitu semprotan cat terakhir selesai diguratkan di sana. Sebuah gambar graffiti anak-anak berbeda warna kulit yang sedang meniup balon sabun bersama. Menggambarkan sebuah pesan visual yang jelas tentang makna sebuah kesetaraan gender dan suku bangsa. Sederhana tapi tegas.

Jinx tersenyum lega sambil membereskan peralatannya. Tapi kemudian terdengar sebuah langkah kaki mendekat kepadanya dari arah belakang sambil bertepuk tangan.

"Benar-benar gambar yang bagus..."

"Siapa kau?" desis Jinx curiga.

Jinx berada di tempat rahasianya. Tempat persembunyiannya. Tempatnya untuk melepas penat. Tempat pelariannya. Exodusnya. Dan tak ada yang tahu tempat ini, bahkan Adrian sekalipun.

"Gue seniman juga. Sama seperti dirimu dan kebetulan sama-sama menggemari graffiti. Kita sejenis…"

Jinx menyipitkan matanya untuk mengamati sosok tersebut lebih dekat. Ia laki-laki dan jelas-jelas lebih tinggi dari dirinya. Kepalanya memakai topi bisbol sehingga wajahnya tak jelas tertutup oleh bayangan topinya.

Jinx menggunakan lampu darurat setiap kali berkarya di gedung kosong tak terpakai ini dan beberapa hasil karyanya terpajang rapi di gedung usang tak berpenghuni tersebut.

"Lo selalu menggambar di sini?" tanya sosok misterius itu.

Jinx mengangguk.

"Kebetulan. Gue juga. Mau lihat hasil karyaku?"

Jinx tersenyum lagi. Tawaran menarik tapi mencurigakan.

"Tidak, lain kali saja. Gue harus pulang sekarang…" kata Jinx sambil mengemasi lampu dan peralatan gambarnya.

"Sayang sekali…mungkin lain kali kalau begitu…"

"Omong-omong, nama gue T12…."

"Gue Jinx…"

"Nice to meet you, Jinx…"

"Yeah, nice to meet you too. Farewell, T…"

Dalam sekali lompatan, tubuh Jinx menghilang ke dalam kegelapan malam.

Sementara sosok asing tersebut hanya tersenyum sambil mendecakkan lidahnya dan mengagumi hasil karya Jinx yang barusan dibuatnya.

.........….

Azalel menunggu kedatangan Reuben dengan sabar di balkon jendela rumah Audy. Ia sudah mengaktifkan mode Invisible-nya sehingga tak mungkin terlihat oleh mata manusia biasa. Ia sedang menikmati segarnya angin malam ketika mendadak wajah Audy muncul dari dalam jendela dan langsung menatap ke arahnya secara terang-terangan.

"Kau? Siapa kau?"

Mata Azalel melotot kaget saat melihat mata Audy menyipit curiga ke arahnya.

"Ka.. kau? Kau bisa melihatku??"

.

Ya, nasib dan takdir memang aneh….

Tak tertebak tapi memiliki satu tujuan….

Tanpa sengaja, kita bertemu lagi…

Apakah ini memang nasibku?

Atau kau takdirku?


AUTORENGEDANKEN
Nana15 Nana15

Ok, ini novel pendek yaa...

Kurang dari 30 chapter tapi gue bisa jamin keseruannya ga kalah sama The Roommate 1. Untuk yang ga sabaran, kalian bisa meluncur ke Dreame & baca novel gue yang lain judulnya:

Aku, Kamu, Dia

Cuma 20 chapter & sudah tamat juga. Dijamin bakal ikut berhalu ria beres baca novel di atas. Efek samping ga ditanggung sama author yaaa...

Jangan lupa jejak review, comment, & power stone bwat neneng Audy yaaa....thx all...

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C5
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen