App herunterladen
95.83% System Transmigation : True Partner / Chapter 46: Gintoki-Sensei

Kapitel 46: Gintoki-Sensei

--Dirumah Yoshida.

Setelah kejadian tak terduga dari Kazuma. Mereka sudah tidak dapat menyangkal lagi kalau portal pertama yang mereka pakai akan menggunakan koper. Ini memang hal yang tak terduga karena mereka semua sudah membicarakan apa yang akan di gunakan panjang lebar. Namun, Kazuma tanpa banyak berpikir menempelkannya di koper.

Karena sudah terlanjur akhirnya mereka sepakat kalau portal itu adalah koper. Namun, koper juga lumayan baik. Pasalnya koper dapat dibawa kemana pun dan koper yang telah di tempel oleh kazuma juga cukup besar. Jadi, mereka tidak terlalu memikirkannya.

Namun, Mereka semua terkejut dengan Kazuma yang dapat mencuri sticker tanpa sepengetahuan orang lain. semua ini karena mereka lengah. Sanji yang sudah menguasai Kenbun Haki pun tidak menyadarinya, Karena dia sedang tidak mengaktifkannya.

Mereka bertanya-tanya bagaimana cara Kazuma mendapatkan sticker itu sedangkan dirinya duduk di sofa dengan tenang?

Kazuma hanya menjawab. "Biar kutunjukkan pada kalian kemampuan ku yang sebenarnya. Ini adalah kemampuan legendaris dari duniaku!!"

Mereka semua fokus pada kemampuan yang dibicarakan ini. Mereka melihat Kazuma menjulurkan tangannya sambil menggerak-gerakan jarinya. Raut wajahnya yang menyebalkan membuat orang merasa berhenti bernapas agar tidak ketinggalan detail sekecil apa pun.

Kazuma lalu berteriak dengan keras. "STEALLL!!!!" cahaya menyelimuti tangannya. Mereka terpaku pada cahaya yang menyilaukan dan tidak sabar untuk melihat apa yang terjadi selanjut.

Saat cahaya sirna. Tangan Kazuma memegang kain segitiga berwarna putih dan bergambar Metal. Mereka terperangah dengan ini. Mata Sanji dan Gintoki melotot. Mereka mempunyai pikiran yang sama. 'Skils Legendaris!!!'

Kazuma yang melihat barang di tangannya meyimpulkan. "Jadi begitu. Ini punk rock yaaa. Aku cukup terkejut denga--" Dia berhenti berkata dan merasakan niat membunuh.

Jiro yang melihat ini sangat marah lalu dia tanpa berpikir panjang menyerang Kazuma dengan sekuat Tenaga. Mereka mendoakan Kazuma agar damai di alam surga.

Itulah yang terjadi.

---

Ini adalah taman yang tidak jauh dari rumah Yoshida.

Terdapat dua orang yang pertama adalah pria dengan wajah rata-rata. Dan orang satunya memakai yukata dan berambut putih.

"Gin-Sensei apa ini benar?" Tanya pemuda rata-rata itu.

"Kau harus memegangnya dengan erat, Yoshida" Kata Orang yang dipanggil Gin-Sensei oleh pemuda rata-rata itu.

"Aku sudah memegangnya dengan erat. Tapi... apa aku harus berteriak seperti itu saat mengayunkannya?" Kata Yoshida.

Mereka adalah Yoshida dan Gintoki yang sedang berlatih di taman. Saat itu Yoshida yang telah menyadari dia harus menjadi kuat. karena dunia ini sepertinya juga tidak sederhana itu. Ia memutuskan untuk berlatih dan meminta saran pada Gintoki. Jadi dia memohonnya untuk melatihnya.

"Gin boleh kau ajarkan aku tehknik pedang?" Kata Yoshida kepada Gintoki yang masih tidur malas di sofa.

Gintoki membuka matanya dan berkata dengan datar. "Tidak aku sedang malas"

DITOLAK!! LANGSUNG DI TOLAK!!

Yoshida terkejut dengan penolakan langsung dari Gintoki. dia berkata sambil menundukkan kan kepalanya. "Ku mohon ijin kan aku menjadi muridmu Gin-Sensei!!"

Gintoki terkejut Yoshida memanggilnya Sensei dia pikir itu keren tapi... "Tidak aku tetap menolak"

Yoshida terkejut lagi. Dia pikir Gintoki akan mau dengan melihat ketulusannya namun sepertinya itu tidak terjadi pada seorang Gintoki.

Dia berpikir dan mendapat kan ide dari percakapan sebelumnya. "Bagaimana kalau aku membelikanmu Manisan bila kau mengajariku?"

Gintoki menatapnya dan dia memejamkan matanya. Dia membuka matanya dan berkata seperti telah membuat keputusan yang berat. "Karena kau sangat tulus. Aku akan setuju!!"

Yoshida senang dengan perkataannya. Walaupun dia tidak tahu kekuatan Gintoki dia bisa mengira-ngira tidak mungkin Gintoki adalah samurai palsu walau tampangnya menyebalkan. Walau dia harus berkorban manisan pikirnya.

Kembali di taman. Mereka sekarang sedang berlatih. Mereka memutuskan untuk berlatih di taman yang dekat dari rumah Yoshida karena di rumah Yoshida tidak mempunyai halaman yang luas. Jadi, Mereka memutuskan untuk mencari tempat latian yang cocok. Itu juga untuk menunggu waktu portal terbuka karena waktu masih cukup lama.

Di bawah sinar rembulan mereka berdua berlatih...

"Gin-Sensei apa ini memang benar?" tanya sekali lagi Yoshida.

"Dengarkan Yoshida!! Jalan pedang itu panjang bila kau tidak bersungguh-sungguh Sebaiknya kau berhenti mulai dari sekarang!! " Gintoki menasehati dengan mode bijaknya.

"Ta-tapi....Aku merasa ada yang tidak benar..." Gumam Yoshida yang ingin menyangkal pendapat Gintoki. Namun dia tidak tahu harus bilang apa.

"Apa yang kau tahu? Kau harus menampakkan semangatmu dan lebih hidup!!!" Kata Gintoki yang memarahi Yoshida.

"Yoshida aku beritahu kau sebuah kisah. Dahulu kala ada seorang anak yang lemah. Dia hanya melihat Dojo dari jauh karena keluarganya sangat miskin. Tapi!! Walau dia tidak seperti orang lain tidak bisa berlatih di Dojo tersebut dia masih mengayunkan pedangnya dengan keras!! Walau angin dan badai menerjang dia masih berdiri dan mengayunkan pedangnya. Dia yakin dia akan menjadi pendekar pedang terkuat!! Kau tahu walau dia di ejek. Namun, pada akhirnya dia yang berdiri terakhir dan menjadi pendekar pedang terkuat! Jadi kau harus lebih bersemangat agar menjadi kuat"

Yoshida merasa dia benar. Namun dia merasa itu juga sangat aneh. Dia mengepalkan tangannya dan mengayunkan pedang kayunya kebawah dan berteriak. "Horah! Horah! Horah! Horah! Horah!" Dia beteriak seperti orang gila sambil menyayunkan pedangnya.

"Lebih keras!!! Apa kau banci?? Mana suaramu prajurit!! Lebih lantang!! Bakar masa mudamu" Gintoki berteriak.

"Hoorrrrahhhh" Yoshida menyayunkan pedangnya dan berteriak lebih keras walau dia tidak tahu mengapa dia harus berteriak.

"Baguss!! Seperti itu" Puji Gintoki.

"Haa... haa...Aku merasa bisa merasakannya." Kata Yoshida sambil bernapas cepat yang entah kenapa dia lebih bersemangat sepertinya.

"Baguss!! Lakukan itu sebanyak mungkin aku akan duduk disana sambil mengawasimu." Gintoki pergi ke tempat duduk karena merasa dia sangat lelah untuk melatih seseorang.

Yoshida mengangguk dan melanjutkan pelatihan kerasnya dia berpikir dalam hati 'Tapi, Mengapa aku masih tidak memperoleh Skils? saat aku dilatih oleh Yuzuki-sensei aku memdapatkan skils. Apa system ini memang tidak berguna? Mungkin aku harus lebih bersemangat seperti yang dikatakan Gin-Sensei' Yoshida melanjutkan pelatihannya.

Di kejauhan seorang anak kecil yang bermain memperhatikan mereka. Ini masih tidak begitu malam jadi banyak orang dan anak kecil bermain di taman ini.

"Hey liat? Apa yang dia lakukan" Kata anak acak.

"Dia berteriak aku tidak mengerti apa yang dia lakukan tapi Onii-san itu tampak sangat bersemangat" Kata anak yang lain.

"Dia mengayunkan ranting itu seperti orang gila. Aku terkesan!! " Kata anak acak lain.

Mereka melihat Paman yang sedang duduk dan menghampirinya. Mereka ingin tahu apa yang di lakukan Onii-san itu karena sepertinya paman aneh ini temannya.

"Paman, paman. Apa kau mengenal Onii-san itu?" Tanya anak acak.

Gintoki melihat Yoshida yang mengayunkan pedangnya dan berteriak Hoorrrah dengan keras. Dia menoleh ke arah anak kecil itu lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak mengenalnya"

"Kau bohong!!" Teriak mereka bertiga karena merasa mereka di bohongi mentah-mentah oleh paman aneh ini.

"Nee paman, Apa yang di lakukannya?" Sekarang anak yang lain bertanya.

"Oh dia sedang akting untuk acara komedy" Kata Gintoki melihat Yoshida.

"Kau bilang tidak mengenalnya, oyy!!! " Teriak anak yang tadi.

"Komedy? Apa dia artis? " Tanya anak yang ke tiga.

"Ya, Kami akan syuting kapan-kapan" Kata gintoki kepada mereka.

"Hebatt!! Dia berlatih dengan totalitas!!" Kata anak yang kedua.

"Kalian, apa yang kalian lakukan malam-malam begini? " Tanya Gintoki merasa aneh mereka ada disini.

"Kami sedang Camping paman!!"

"Ya, Camping"

"Camping? Oh itu bagus sebaiknya kalian jangan berkeliaran jauh-jauh oke" Saran Gintoki.

"Baiklah, kami akan pergi paman semoga sukses dengan aktingnya bye bye!"

Mereka pergi dari Gintoki.

"Apa kalian merasa tidak dibodohi? Dia jelas bukan artis"

"Tapi dia berkata begitu! "

"Paman itu aneh jadi jangan percaya"

"..."

Gintoki merasa dia sedang di lecehkan oleh loli-loli ini.

Dia menghela nafas dan pergi ke arah Yoshida yang masih berteriak tidak karuan.

"Yoshida, kita hentikan untuk hari ini."

"Haa.. haa.. haa.. Aku juga merasa lelah.." Kata Yoshida dan mengusap keringat di kepalanya. Dia berpikir itu sangat melelahkan berteriak sambil mengayunkan pedangnya dengan kuat. Namun yang masih membuatnya tidak nyaman karena masih tidak mendapatkan skils dari System.

"Yah, Kalau begitu ayo ikut aku. Aku sedang mencari sesuatu yang penting."

"Sesuatu yang penting?"

(sebenarnya apa yg dicari gintoki ?)

---

System Transmigrasi

Status Charakter

Yoshida

Race : Human

Umur : 16

Pekerjaan : -

STR : 8

AGL : 7

VIT : 9

ENERGY : 5

CHM : 5

LUC : 3

-------------

Skils

Aktif :

Memasak Lv 5

Pemuas Nafsu Lv 1

Pasif :

-------

Peralatan :

-

--------

Mitra :

- Vinsmoke Sanji

-Yukihira Souma

-Satou Kazuma

-Sakata Gintoki

-Hyuga Hinata

-Kyouka Jiro

-------

Inventaris (Disegel)

-

------

Toko ( Disegel )

------

Dungeon (Disegel)


AUTORENGEDANKEN
anam_kasanova anam_kasanova

please comment and if you like share the stones. if this novel got 150 power stone..I will post bonus Chapter.. Thanks

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C46
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen