Melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tiba-tiba saja merasakan mual yang tak bisa ditahannya. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Andrew menepikan mobilnya di jalanan yang agak sepi. Setelah memuntahkan seluruh isi perutnya, lelaki itu terduduk lemas di pinggiran jalan raya yang tak jauh dari mobilnya. Andrew seolah telah kehilangan seluruh tenaganya, untuk melangkah saja terasa sangat berat. Andrew mengambil ponselnya di dalam mobil untuk menghubungi istrinya. Namun sayangnya Clarissa tak menjawab panggilannya.
Andrew semakin frustasi dengan dirinya sendiri. Dia duduk sambil memejamkan matanya, merasakan betapa menyedihkan dirinya. Dalam keputusasaannya, Andrew menangis tanpa suara. Hatinya terkoyak tak bersisa, rasanya sangat menyakitkan. Dia pun duduk sambil menundukkan kepalanya hingga menyentuh lutut. Dia tak peduli dengan lalu lalang kendaraan di sekitarnya. Andrew menganggap dirinya seorang diri berada di sana.