App herunterladen
4.8% Menikahi Simpanan Ayahku / Chapter 24: Cinta Dalam Hati

Kapitel 24: Cinta Dalam Hati

Suasana di kantor masih sepi, namun Andrew sudah menikmati secangkir kopi panas kesukaannya. Beberapa saat kemudian, Reno sahabat Andrew yang sedang ditunggunya sudah tiba.

"Apa kabar Bos Andrew," sapa Reno sambil menepuk pundaknya.

"Seperti yang terlihat," jawabnya tanpa ekspresi.

Reno mulai melihat-lihat isi kantor sahabatnya itu. "Ada masalah apa lagi hingga kamu memanggilku?" tanyanya.

Andrew mengambil sebuah foto dari laci mejanya dan melempar ke arah Reno. "Masih ingat dengan wanita murahan itu?" ucap Andrew sambil menatap arah foto.

Reno secara cermat memperhatikan dan mencoba mengingat wanita dalam foto itu. "Bukankah ini cinta pertamamu yang meninggalkanmu demi lelaki lain." Reno sangat mengingat kejadian beberapa tahun silam.

"Selidiki wanita gila itu. Akhir-akhir ini, dia selalu menggangguku meskipun berulang kali aku mengusirnya," tutur Andrew.

"Kalau dia sering mendatangimu di kantor ini, sebaiknya kamu pasang CCTV di setiap sudut ruangan. Wanita itu bisa saja berusaha menjebakmu, jadi kamu harus lebih berhati-hati." Reno memberikan saran yang cukup masuk akal.

Setelah selesai dengan pembicaraan mereka, Reno pamit. Dia berjanji akan mendapatkan informasi secepatnya. Andrew segera menghubungi petugas engineering untuk memasang beberapa CCTV di ruangannya.

Di Universitas Yogyakarta, Clarissa sedang menemani Joe untuk melihat-lihat kampusnya. Joe berencana untuk kuliah di kampus yang sama dengan Clarissa. Selesai berkeliling mereka berdua duduk di taman depan Universitas.

"Sayang sekali saat aku kuliah di sini, Kak Clarissa sudah selesai skripsi," ucap Joe sedih.

Clarissa hanya bisa tersenyum melihat ekspresi cemberut pada wajah Joe. "Bukankah kita tinggal di gedung yang sama?" tanya Clarissa.

"Akan lebih menyenangkan selalu ada Kakak disampingku," jawabnya dengan senyuman menggoda.

Clarissa mengacak rambut Joe dengan tangannya. "Dasar lelaki manja!" ucapnya.

Tanpa mereka sadari, seseorang dengan sengaja mengambil foto kedekatan Joe dan Clarissa. Orang itu tersenyum kemenangan setelah mengambil beberapa foto dengan ponselnya. Sebelum kedua orang yang difoto menyadari kelakuannya, dia sudah menghilang begitu saja.

Waktu menunjukkan jam makan siang, Joe mengajak Clarissa ke sebuah restoran yang cukup terkenal di kota itu.

"Duduklah Kak, aku akan memesankan menu spesial untukmu," ucap Joe.

Clarissa menuruti perkataan Joe. Dia hanya duduk sambil menunggu. Supaya tak membosankan, Clarissa memainkan ponselnya. Saking seriusnya memainkan game di ponselnya, Clarissa tak menyadari Ferdinand sudah duduk di sampingnya.

"Apa kabar Sayang, aku semakin merindukanmu," sapa Ferdinand sambil menyentuh kepalanya.

Clarissa yang terkejut secara refleks berdiri menjauhinya. "Tolong jangan menyentuh aku, Om," ucapnya dengan gemetar.

Ferdinand berusaha memeluknya, tapi tak berhasil. "Ayolah Sayang, tak perlu jual mahal seperti itu," tutur Ferdinand.

Dengan sangat ketakutan Clarissa mencoba menjauh dari meja itu. Secepat mungkin dia berjalan tanpa melihat ke hadapannya. Hingga dia menabrak seorang pelayan yang sedang membawa minuman. Suara pecahan kaca menarik perhatian hampir seluruh pengunjung restoran. Semua mata tertuju pada Clarissa. Joe yang mendengar ada keributan di restoran, langsung keluar dari dapur tempat dia menyiapkan menu spesialnya. Dilihatnya Clarissa yang sudah menjadi pusat perhatian. Joe langsung menarik Clarissa menuju ruang manager restoran.

"Apakah Kakak baik-baik saja?" tanyanya sangat khawatir.

Wajah Clarissa terlihat pucat, tangannya gemetar ketakutan. Joe menggenggam tangan wanita cantik di hadapannya, agar sedikit rileks.

"Ayah Mertuaku datang dan ingin menggangguku lagi," ucap Clarissa lirih.

Joe langsung paham dengan jawaban Clarissa, karena sebelumnya pria tua itu juga ingin melecehkan Clarissa di pinggir jalan.

Joe masih saja menggenggam tangan Clarissa, ditatapnya wajah cantik wanita di depannya. "Aku akan selalu melindungi Kakak, sebisa yang aku mampu," ucapnya lembut.

"Terimakasih Joe," jawab Clarissa sambil memeluknya.

Didalam pelukannya, Joe merasakan detak jantung Clarissa yang terlalu cepat. Wanita itu sangat ketakutan hingga tangannya gemetar. Seolah ribuan pedang akan menghadangnya. Walaupun Joe tak tahu, masa lalu buruk apa yang sudah dilalui Clarissa. Namun seolah dia mampu merasakan, hati Clarissa yang tercabik-cabik penuh luka setiap bertemu pria itu. Joe berjanji akan menjadi tameng bagi wanita yang berada di pelukannya. Dia mulai menyadari, rasa sayangnya terhadap Clarissa sudah berubah. Bukan lagi seorang adik kepada kakaknya, namun seorang lelaki terhadap perempuan. Joe telah jatuh hati pada seorang wanita yang telah bersuami. Namun itu tak akan mengekang rasa cintanya pada perempuan itu. Joe akan tetap mencintai Clarissa dengan caranya sendiri.

Clarissa tertidur pulas dalam pelukan Joe. Rasa aman yang lelaki itu berikan, mampu membuatnya terlelap. Joe terus memandangi wajah cantik yang sudah berpindah tidur di pangkuannya. Dengan sangat pelan tanpa banyak gerakan, Joe melumat bibir Clarissa dengan sangat lembut. Joe berharap Clarissa tak terbangun karena ciumannya itu. Karena ciumannya sendiri gairah Joe memuncak, benda di antara pahanya pun sudah mengeras. Tak ingin terperosok dalam nafsu yang semakin memburu, Joe memindahkan Clarissa di sofa ruangan itu. Lalu dia berlari ke kamar mandi di pojok ruangan.

Tak lama setelah itu, Clarissa terbangun dari tidur singkatnya. Dia melihat sekeliling ruangan, mencari keberadaan Joe. Dari sudut ruangan Joe terlihat lebih segar dengan rambut basah tanpa bajunya. Clarissa membulatkan matanya melihat tubuh menggoda yang dimiliki Joe.

Joe sedikit terkejut melihat Clarissa menatap tajam. "Kak Clarissa sudah bangun? Aku kegerahan dan mandi sebentar," elaknya.

"Aku tak menyangka tubuhmu sangat sexy," ucapnya dengan nada menggoda.

"Ini baru tubuh bagian atas ku. Kalau Kakak melihat yang dibawah, pasti langsung pingsan," ledeknya sambil tersenyum menggodanya.

"Dasar anak kecil penggoda," gerutu Clarissa.

"Anak kecil ini juga bisa menjadi kekasihmu juga, Kak," balasnya pada wanita yang dicintainya.

"Lalu kamu akan memanggil kekasihmu tante-tante ya ... " candaan Clarissa berhasil membuat mereka berdua terbahak-bahak.

"Joe ... Kenapa kamu bisa memakai ruangan manager restoran?" tanyanya penasaran.

"Restoran ini milik keluargaku, jadi aku bebas mau mengacak-acaknya," jawabnya dengan senyuman.

Mereka berdua lalu kembali ke apartemen, sebelum hari menjadi gelap. Sampai di depan pintu mereka berpisah masuk ke unit masing-masing. Ada rasa tidak rela dalam hati Joe. Dia ingin selalu berada di samping Clarissa, tapi apa dayanya. Takdir terlambat mempertemukan mereka berdua. Sehingga Joe kehilangan kesempatan untuk memilikinya.

Di apartemennya, Clarissa mempersiapkan menu makan malamnya. Setelah selesai memasak, Clarissa langsung mandi kemudian berdandan dengan cantik. Sambil menunggu suaminya, Clarissa menyalahkan televisi. Di acara gossip tersiar berita tentang seorang model, yang terpergok memasuki kamar hotel dengan pengusaha muda. Clarissa merasa familiar dengan sosok pengusaha itu.

"Bukankah itu seperti Mas Andrew," katanya dalam hati.

Hati kecilnya mulai merasakan bau-bau perselingkuhan dalam rumah tangganya. Namun dia tak ingin berprasangka buruk terhadap suaminya. Clarissa mencoba bersabar, menekan emosinya di titik terbawah. Dia berharap apa yang dilihatnya, hanyalah gossip murahan.

Happy Reading


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C24
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen